
Bencana tanah longsor yang melanda kawasan Majenang menjadi perhatian nasional. Cilacap darurat abkita longsor! 20 warga masih hilang tertimbun longsor! Seruan ini menggema sejak perbukitan di Desa Cibeunying runtuh dan menimbun puluhan rumah warga di Dusun Cibuyut dan Tarukahan. Di tengah kondisi darurat, tim SAR gabungan terus berlari melawan waktu untuk menemukan para korban yang belum ditemukan.
Hujan berintensitas tinggi selama beberapa hari membuat kontur tanah di perbukitan labil. Ketika tebing akhirnya runtuh pada Kamis malam, 13 November 2025, material longsor langsung menerjang permukiman tanpa memberi waktu bagi warga untuk menyelamatkan diri.
Status Tanggap Darurat Telah Ditetapkan
Pemerintah Kabupaten Cilacap bergerak cepat merespons situasi. Dalam Breaking News KompasTV, Kepala Pelaksana BPBD Cilacap, Taryo, menegaskan bahwa status tanggap darurat resmi diberlakukan selama 20 hari ke depan. Keputusan ini ditandatangani langsung oleh Bupati Cilacap, mengingat skala kerusakan dan banyaknya korban hilang.
Taryo menjelaskan bahwa proses pencarian digelar siang dan malam. Basarnas menetapkan target pencarian awal selama tujuh hari. Namun, operasi akan diperpanjang jika masih ada tanda-tanda bahwa korban bisa ditemukan.
3 Korban Meninggal, 20 Warga Masih Hilang
Hingga Jumat siang, tiga korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Dua di antaranya—Julia Lestari (20) dan Maya (15)—berasal dari Dusun Tarukahan. Pencarian pagi tadi kembali membuahkan hasil setelah tim menemukan Yuni (50), ibu dari Maya.
Meski begitu, 20 orang lainnya masih dalam status pencarian, memperkuat peringatan bahwa Cilacap darurat abkita longsor! 20 warga masih hilang tertimbun longsor!
Daftar 20 Warga yang Masih Hilang
Dilansir detik.com, Berikut data korban hilang menurut BPBD Cilacap:
Warga Dusun Tarukahan (6 orang)
- Nina
- Fani
- Fatin
- Lilis
- Danu (anak Lilis)
- Balita anak Lilis
Warga Dusun Cibuyut (14 orang)
- Rastum
- Rahma
- Aca
- Cahyanto
- Kasri
- Zahra
- Nilna
- Asmanto
- Isna
- Anak Isna
- Dani
- Istri Dani
- Anak Dani
- Anak Dani
Medan Sangat Berbahaya: Tanah Terus Bergerak
Salah satu tantangan terbesar dalam operasi pencarian adalah pergerakan tanah yang masih aktif. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan, menegaskan bahwa longsor susulan bisa terjadi kapan saja. Bahkan pada beberapa titik, retakan tanah terlihat semakin melebar.
Hal ini membuat tim SAR harus ekstra hati-hati. Di beberapa sektor pencarian, mereka hanya bisa bergerak menggunakan metode manual karena alat berat berisiko memicu getaran tambahan.
Pembagian Sektor Pencarian: 5 Tim SAR Bekerja Nonstop
Untuk mempercepat penemuan korban, operasi dibagi menjadi dua sektor besar:
Sektor A – Dusun Cibuyut
- Dibagi menjadi tiga worksheet
- Fokus pada 14 korban hilang
Sektor B – Dusun Tarukahan
- Terbagi menjadi B1 dan B2
- Target 7 korban hilang
Totalnya, 5 tim besar ditempatkan di seluruh worksheet. Mereka terdiri dari unsur Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan. Para petugas bekerja dengan peralatan lengkap namun tetap mengutamakan keselamatan mengingat kondisi tanah yang sangat labil.
Fakta Pilu di Balik Longsor Cilacap
Berikut beberapa fakta penting dari peristiwa ini:
1. Hujan Berhari-hari Jadi Pemicu
Beberapa hari sebelumnya, kawasan Majenang diguyur hujan lebat terus-menerus. Akumulasi air membuat tanah jenuh dan melemah. Aji Pramono dari Antara mengatakan bahwa curah hujan ekstrem mempercepat proses pelongsoran.
2. Puluhan Warga Selamat
Sebanyak 23 warga berhasil selamat, meski sebagian mengalami luka-luka. Mereka kini mengungsi di rumah kerabat karena wilayah sekitar masih dianggap berbahaya.
3. Tanah Masih Bergerak
Tim diminta ekstra waspada. Getaran kecil sekalipun bisa memicu longsor susulan.
4. Kerusakan Material Berat
- 12 rumah rusak berat
- 16 rumah lainnya terancam
- Puluhan warga harus direlokasi
BNPB Kerahkan 200 Personel dan Peralatan Berat
Untuk memperkuat operasi, BNPB mengirim 200 personel gabungan ke Cibeunying. Alat berat dan pompa alkon didatangkan untuk memudahkan evakuasi.
Kepala BNPB, Suharyanto, menegaskan bahwa kebutuhan dasar masyarakat di sekitar lokasi bencana akan dipenuhi sepenuhnya.
Rencana Relokasi Warga
BNPB dan Pemkab Cilacap memastikan bahwa 28 rumah di kawasan rawan harus direlokasi segera setelah proses tanggap darurat selesai. Lahan baru yang lebih aman telah disiapkan.
“Jangan menunggu hingga longsor susulan terjadi,” tegas Suharyanto. Warga diminta mengosongkan area demi keselamatan.
Harapan Besar: Korban Ditemukan dan Longsor Tidak Bertambah
Waktu adalah faktor paling penting. Setiap jam sangat berarti. Dengan status “Cilacap darurat abkita longsor! 20 warga masih hilang tertimbun longsor!”, seluruh pihak berharap proses pencarian berjalan cepat dan aman.
Bupati Cilacap juga menegaskan bahwa apa pun kebutuhan di lapangan akan difasilitasi. Baik alat berat, logistik, hingga dukungan medis disiapkan tanpa jeda.
Penutup
Tragedi longsor di Cibeunying menjadi pengingat bahwa mitigasi bencana di daerah rawan harus diperkuat. Di tengah kerja keras tim SAR, dukungan masyarakat sangat dibutuhkan. Semoga 20 warga yang masih hilang bisa segera ditemukan dan keluarga mereka mendapatkan kepastian.

