
Kronologi Lengkap Tragedi di Sungai Kendal
Peristiwa memilukan menimpa mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang pada Selasa (4/11/2025). Terjadi tragedi di Sungai Kendal, 6 mahasiswa UIN Walisongo hanyut saat KKN! Insiden ini bermula saat belasan mahasiswa tengah menikmati waktu luang di Sungai Genting Jolinggo, Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.
Awalnya, cuaca cerah dan aliran sungai terlihat tenang. Sekitar 15 mahasiswa peserta KKN memutuskan bermain air di area wisata tubing Genting. Tak ada tanda-tanda bahaya ketika mereka mulai berendam dan bercanda di tepian sungai. Namun, situasi berubah drastis hanya dalam hitungan menit.
Tanpa disadari, hujan deras mengguyur bagian hulu sungai. Arus yang semula tenang tiba-tiba berubah menjadi deras, membawa material lumpur dan batang kayu. Banjir bandang datang begitu cepat, menyapu siapa pun yang berada di alirannya. Dalam sekejap, enam mahasiswa terseret arus deras, sementara sembilan lainnya berhasil menepi ke pinggiran sungai.
Kesaksian Mengharukan dari Korban Selamat
Dilansir detik.com, Salah satu korban selamat, Nayla Ilma, menceritakan detik-detik mencekam saat kejadian. Dengan mata sembab, ia mengenang bagaimana mereka awalnya hanya berniat bermain air ringan usai beraktivitas di sekolah dasar tempat mereka bertugas.
“Saat itu air sungai tenang, kami berenang dan tertawa. Tiba-tiba datang air besar dari arah atas. Kami semua panik, berusaha menyelamatkan diri. Saya masih ingat teman-teman berteriak minta tolong,” ujar Nayla lirih.
Menurut Nayla, sembilan orang termasuk dirinya berhasil menepi. Namun, enam rekannya terseret derasnya arus. Suasana di sekitar lokasi langsung berubah kacau—teriakan minta tolong bercampur tangis dan kepanikan. Beberapa mahasiswa yang selamat berlari meminta bantuan warga setempat. Tak lama kemudian, tim gabungan dari BPBD Kendal, relawan, dan warga memulai pencarian.
Identitas Korban dan Proses Pencarian
Hingga malam hari, proses evakuasi terus dilakukan. Dari enam korban, tiga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, yakni:
- Labib Rizqi (21) – Mahasiswa asal Semarang
- Rizka Amelia (21) – Asal Pemalang
- Syifa Nadila (21) – Asal Pemalang
Jenazah mereka langsung dibawa ke RSUD dr. H. Soewondo Kendal untuk disemayamkan sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Sementara itu, tiga mahasiswa lainnya sempat dinyatakan hilang, yakni Jibril Assyarafi (Jepara), Nabila Yulian Desi (Bojonegoro), dan Bima Pranawira (Gresik). Pencarian sempat dihentikan sementara karena kondisi cuaca dan medan yang sulit, namun dilanjutkan esok paginya dengan penyisiran menggunakan perahu karet dan bantuan anjing pelacak.
Pada Rabu pagi (5/11/2025), dua korban tambahan—Bima dan Jibril—akhirnya ditemukan tak jauh dari lokasi awal. Satu korban, Nabila, masih belum ditemukan hingga berita ini ditulis. Petugas terus menyisir sepanjang aliran Sungai Singorojo yang bermuara ke Kali Blorong.
Reaksi dan Duka dari Pihak Kampus
Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Nizar, M.Ag, menyampaikan duka mendalam atas musibah yang menimpa mahasiswa KKN tersebut. Ia menegaskan bahwa universitas akan memberikan pendampingan penuh bagi keluarga korban serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di seluruh wilayah.
“Keluarga besar UIN Walisongo berduka sedalam-dalamnya. Kami berdoa agar para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” ucap Nizar dalam pernyataan resminya.
Pihak kampus juga telah menurunkan tim pendamping, dosen pembimbing, serta layanan konseling dan spiritual untuk membantu mahasiswa dan keluarga korban. Evaluasi terhadap kegiatan KKN akan difokuskan pada aspek keselamatan, mitigasi risiko, dan pengawasan lapangan.
“Keselamatan mahasiswa adalah prioritas utama. KKN adalah bentuk pengabdian, namun harus dijalankan dengan kesiapsiagaan dan pertimbangan keamanan yang matang,” tegasnya.
Kronologi Versi Pemerintah Daerah
Camat Singorojo, Candra Putra, menjelaskan bahwa rombongan mahasiswa KKN awalnya baru saja pulang dari kegiatan mengajar di SDN Getas. Secara spontan, mereka memutuskan mampir ke wisata tubing tanpa izin kepada pihak pengelola atau perangkat desa.
“Mereka tidak mengetahui bahwa di bagian hulu sedang hujan deras. Akibatnya, datang banjir dari arah atas yang menghantam mereka. Enam mahasiswa terseret arus,” ungkap Candra.
Pihak kecamatan bersama BPBD Kendal dan relawan setempat langsung turun membantu pencarian begitu laporan diterima sekitar pukul 14.30 WIB. Menurut Candra, peristiwa ini menjadi pelajaran penting agar kegiatan mahasiswa di alam terbuka selalu diawasi dan dikoordinasikan dengan pihak berwenang.
Respons Masyarakat dan Doa Bersama
Tragedi ini menyita perhatian publik, terutama kalangan akademisi dan mahasiswa. Ratusan mahasiswa UIN Walisongo memadati Puskesmas Singorojo dan lokasi pemakaman untuk memberikan penghormatan terakhir. Tangis pecah ketika jenazah tiga korban pertama tiba di ruang tunggu.
Pemerintah Kabupaten Kendal, melalui Bupati Dyah Kartika Permanasari, turut hadir menyampaikan belasungkawa. Ia berjanji akan memperkuat sistem keamanan dan informasi mitigasi bencana di kawasan wisata air. Malam harinya, kampus UIN Walisongo menggelar doa bersama untuk para korban.
“Semoga Allah menerima amal ibadah mereka dan melindungi seluruh mahasiswa yang tengah mengabdi di masyarakat,” ucap Nizar saat memimpin doa bersama.
Pelajaran dari Tragedi UIN Walisongo KKN Sungai Kendal
Peristiwa terjadi tragedi di Sungai Kendal—6 mahasiswa UIN Walisongo hanyut saat KKN! menjadi pengingat keras bagi seluruh pihak—baik universitas, pemerintah daerah, maupun masyarakat—tentang pentingnya keselamatan di alam terbuka. Aktivitas wisata air, seperti tubing dan rafting, harus selalu memperhatikan kondisi cuaca dan koordinasi dengan pengelola.
Musibah ini juga membuka mata banyak pihak tentang pentingnya manajemen risiko dalam setiap kegiatan pengabdian masyarakat. Ke depan, universitas diharapkan lebih ketat dalam memberikan arahan dan izin aktivitas luar ruangan bagi mahasiswa KKN.
Penutup
Tragedi di Sungai Kendal bukan sekadar kabar duka, tetapi juga panggilan untuk lebih berhati-hati. Enam mahasiswa UIN Walisongo yang hanyut saat KKN meninggalkan pelajaran berharga tentang tanggung jawab, keselamatan, dan kepedulian sesama. Semoga seluruh korban mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan tidak ada lagi kejadian serupa di masa mendatang.

