
Negara Arab kompak katakan Israel lakukan genosida di Gaza setelah laporan internasional mengonfirmasi kondisi kelaparan parah yang kini melanda wilayah itu. Laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC), yang didukung PBB, menyebut lebih dari 500 ribu warga Gaza kini terjebak dalam bencana pangan.
Krisis tersebut bukan disebabkan faktor alam, melainkan disebut “sepenuhnya buatan manusia”. Blokade, penghancuran infrastruktur sipil, serta pembatasan distribusi bantuan kemanusiaan disebut sebagai penyebab utama.
Kecaman dari Arab Saudi
Arab Saudi melalui Kementerian Luar Negeri menegaskan bencana kelaparan itu merupakan akibat langsung dari kebijakan militer Israel. Riyadh menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk genosida yang memalukan bagi umat manusia.
“Bencana kelaparan di Gaza adalah noda pada hati nurani dunia,” bunyi pernyataan resmi Saudi.
Pemerintah Saudi mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak menghentikan blokade dan memastikan bantuan kemanusiaan masuk tanpa hambatan. Jika kejahatan ini terus berlanjut tanpa akuntabilitas, kata Riyadh, hal itu akan menjadi aib bagi komunitas internasional.

Kuwait: Kelaparan Dijadikan Senjata Perang
Nada serupa juga datang dari Kuwait. Negeri itu menyoroti kebijakan pemindahan paksa, pembatasan bantuan, dan kelaparan sistematis yang dilakukan Israel. Dalam pernyataannya, Kuwait menegaskan praktik kelaparan tidak boleh dijadikan senjata perang, merujuk pada Resolusi DK PBB 2417.
Kuwait meminta agar Israel dimintai pertanggungjawaban di forum internasional atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza.
Yordania: Situasi Kemanusiaan Sangat Buruk
Kementerian Luar Negeri Yordania menyebut laporan IPC sebagai indikator berbahaya dari memburuknya situasi Gaza. Juru bicara Sufyan Qudah mengecam tindakan Israel yang secara sistematis menggunakan kelaparan sebagai alat penindasan.
Menurutnya, pembatasan bantuan yang berkelanjutan menyebabkan tingkat gizi masyarakat Gaza jatuh ke level mengkhawatirkan. Yordania pun mendesak komunitas internasional bertindak segera agar bantuan dapat masuk tanpa penundaan.
Gulf Cooperation Council (GCC) Ikut Bersuara
Dilansir dari detik.com, Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang mewakili enam negara anggota juga menyatakan sikap keras. Sekretaris Jenderal GCC, Jasem al-Budaiwi, menuding Israel menerapkan “kebijakan kelaparan yang tidak manusiawi”.
GCC menekankan bahwa rakyat Palestina berhak dilindungi berdasarkan hukum internasional. Organisasi ini mendesak adanya tekanan global terhadap Tel Aviv untuk membuka semua jalur penyeberangan dan mengizinkan bantuan masuk secara berkelanjutan.
Data PBB: 62 Ribu Lebih Tewas Sejak 2023
Sejak eskalasi konflik pada Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 62.300 warga Palestina. Serangan udara, darat, dan laut menghancurkan infrastruktur penting seperti rumah sakit, sekolah, hingga jaringan listrik.
Kini, selain ancaman serangan, warga Gaza menghadapi kelaparan massal. PBB memperkirakan krisis ini akan meluas ke wilayah selatan dalam beberapa pekan bila akses bantuan tidak segera dibuka.

Tekanan Hukum Internasional
Israel kini berhadapan dengan sejumlah gugatan hukum. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Selain itu, Israel juga menghadapi sidang di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait dugaan genosida terhadap rakyat Palestina. Tekanan diplomatik kian meningkat, terutama setelah Negara Arab kompak katakan Israel lakukan genosida di Gaza.
Serangan Israel Meluas ke Yaman

Situasi kawasan makin panas setelah laporan serangan udara Israel ke ibu kota Yaman, Sanaa, pada 24 Agustus. Serangan itu menewaskan dua orang dan melukai lima lainnya. Targetnya disebut fasilitas minyak dan pembangkit listrik.
Kelompok Houthi menyatakan akan membalas dan melanjutkan serangan ke Israel. Mereka juga mengklaim pertahanan udara lokal berhasil menggagalkan sejumlah serangan. Insiden ini dikhawatirkan memperluas konflik lintas negara di Timur Tengah.
Solidaritas Negara Arab
Tak hanya Saudi, Kuwait, Yordania, dan GCC, dukungan terhadap Palestina juga datang dari Liga Muslim Dunia (MWL). Mereka menegaskan kembali hak bangsa Palestina untuk hidup bebas, merdeka, dan mendapat perlindungan dari komunitas global.
Kecaman ini memperkuat narasi bahwa Negara Arab kompak katakan Israel lakukan genosida di Gaza, dan dunia tidak bisa lagi menutup mata terhadap penderitaan warga sipil yang kian parah.
Penutup: Dunia Dihadapkan pada Pilihan
Bencana kelaparan di Gaza kini bukan sekadar isu lokal, melainkan tragedi kemanusiaan global. Negara Arab kompak katakan Israel lakukan genosida di Gaza sebagai sinyal kuat bahwa penderitaan ini bukan bisa dianggap biasa.
Dunia internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, kini dituntut mengambil langkah nyata: menghentikan blokade, memastikan masuknya bantuan, dan memproses pihak yang bertanggung jawab melalui jalur hukum internasional.
Apakah suara kompak negara-negara Arab ini akan memicu perubahan nyata, atau kembali terhenti di meja diplomasi, akan sangat bergantung pada respons komunitas global dalam beberapa waktu ke depan.

