
Kolam KONI Manado, Saksi Bisu yang Terlupakan
Sulawesi Utara punya banyak potensi atlet muda berbakat. Namun siapa sangka, di balik semangat membangun prestasi, ada kisah menyedihkan dari kolam renang KONI Manado di Kecamatan Sario.
Air kolam ini nggak pernah diganti sejak 1999! Tapi masih dipakai atlet buat latihan setiap hari. Pemandangan di sana jauh dari kata layak—airnya hijau pekat, lumut menutupi dasar kolam, dan aroma lembap menusuk hidung begitu mendekat.
Fasilitas yang seharusnya menjadi tempat pembinaan atlet justru tampak terbengkalai. Tak ada sistem penyaringan air, perawatan, apalagi pengurasan. Satu-satunya penjaga hanya bisa membersihkan seadanya. Meski begitu, para atlet tetap datang karena tak ada pilihan lain. Mereka berlatih di air keruh demi menjaga stamina dan teknik, walau risikonya besar bagi kesehatan kulit dan pernapasan.
Masih Digunakan untuk Latihan, Meski Tak Layak
Dilansir TikTok @inilahcom, Bayangkan, sudah lebih dari dua dekade air kolam itu tidak pernah diganti. Sejak tahun 1999 hingga kini, air yang sama terus digunakan untuk latihan renang, menyelam, hingga pemanasan cabang olahraga air lainnya.
Kondisi seperti ini tentu menimbulkan kekhawatiran. Selain membahayakan kesehatan atlet, hal ini juga menandakan betapa minimnya perhatian terhadap fasilitas olahraga daerah.
“Kalau airnya diganti, mungkin kami bisa lebih fokus latihan tanpa khawatir sakit,” ungkap salah satu atlet muda yang enggan disebut namanya.
Meski sederhana, pernyataan itu menggambarkan betapa kerasnya perjuangan mereka di tengah keterbatasan.
Gubernur Kaget Lihat Kondisi Kolam KONI Manado
Kabar tentang air kolam yang nggak pernah diganti sejak 1999 tapi masih dipakai atlet latihan akhirnya sampai ke telinga Gubernur Yulius Selvanus Kountur (YSK). Saat meninjau langsung area KONI Manado, Yulius tampak terkejut sekaligus prihatin.
Bagaimana tidak, di tengah persiapannya mendorong atlet Sulawesi Utara menuju PON Beladiri Kudus 2025, ternyata fasilitas latihan justru berada dalam kondisi mengenaskan.
“Saya tidak menyangka kolam ini masih digunakan. Ini harus segera kita evaluasi,” ujar Yulius.
Meski demikian, ia tetap memberikan semangat penuh kepada kontingen Sulut yang akan berlaga. “Hanya satu kata untuk Sulut — menang!” tegasnya saat melepas tujuh cabang olahraga ke PON.
Namun semangat juang itu seolah berbanding terbalik dengan realita lapangan. Potret kolam KONI Manado menjadi simbol bahwa prestasi olahraga tak akan berkembang tanpa dukungan fasilitas yang memadai.
Fasilitas Olahraga Daerah Butuh Perhatian Serius
Kondisi kolam KONI Manado bukan satu-satunya kasus di Indonesia. Banyak fasilitas olahraga di daerah yang terbengkalai karena minim anggaran dan perhatian. Padahal, tempat seperti ini adalah fondasi awal untuk mencetak atlet berprestasi.
Air kolam yang tak pernah diganti sejak 1999 hanyalah satu contoh nyata dari lemahnya manajemen dan pemeliharaan aset olahraga daerah.
Beberapa poin penting yang perlu menjadi perhatian pemerintah dan KONI daerah antara lain:
- Perawatan rutin fasilitas olahraga agar tetap higienis dan aman digunakan.
- Pengawasan dana pembinaan supaya tidak berhenti hanya di atas kertas.
- Pelibatan masyarakat dan komunitas olahraga untuk ikut menjaga fasilitas umum.
- Evaluasi menyeluruh terhadap aset lama agar bisa direvitalisasi, bukan dibiarkan rusak.
Harapan Baru untuk Atlet Manado
Meski situasinya memprihatinkan, semangat para atlet Sulawesi Utara tak pernah padam. Mereka tetap datang ke kolam yang airnya tak pernah diganti itu dengan tekad kuat untuk berlatih.
Bagi mereka, olahraga bukan sekadar prestasi—tapi juga kebanggaan daerah. Karena itu, sudah sepatutnya pemerintah memberikan perhatian lebih.
Dengan dukungan dan perbaikan fasilitas, kolam KONI Manado bisa kembali menjadi tempat lahirnya atlet hebat, bukan simbol kelalaian.
Semoga kisah tentang air kolam ini nggak pernah diganti sejak 1999! Tapi masih dipakai atlet buat latihan! menjadi cambuk untuk semua pihak agar tak lagi menutup mata terhadap sarana olahraga yang menjadi tumpuan masa depan generasi muda.
Kesimpulan:
Kisah kolam KONI Manado bukan sekadar berita tentang fasilitas usang. Ini adalah cermin dari sistem pembinaan olahraga yang perlu dibenahi. Sebab semangat juang atlet tidak akan cukup tanpa dukungan lingkungan yang layak dan sehat. Saatnya pembenahan dimulai—dari mengganti air kolam yang sudah 26 tahun stagnan, hingga memperbarui harapan bagi olahraga Sulawesi Utara.

