
Kornet.co.id – Belakangan ini publik diramaikan oleh perbincangan seputar sumber air dan dampak lingkungan dari perusahaan air minum dalam kemasan ternama, AQUA. Sejumlah informasi yang beredar di media sosial menimbulkan kebingungan dan bahkan kesalahpahaman mengenai praktik operasional perusahaan tersebut. Menanggapi hal itu, pihak AQUA akhirnya memberikan penjelasan terbuka untuk meluruskan berbagai isu yang dianggap menyesatkan.
Klarifikasi Soal Sumber Air
Isu utama yang berkembang menyebutkan bahwa AQUA mengambil air secara bebas dari sumur bor biasa tanpa izin yang sah. Dalam penjelasannya, perusahaan dengan tegas membantah tudingan tersebut. Mereka menegaskan bahwa seluruh sumber air yang digunakan berasal dari akuifer alami di kawasan pegunungan, bukan dari sumber air permukaan atau sumur dangkal.
Air tersebut diambil melalui proses panjang dan sesuai dengan kajian hidrogeologi yang ketat. AQUA juga menjelaskan bahwa setiap titik pengambilan air memiliki izin resmi berupa Surat Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air (SIPA) yang diterbitkan oleh pemerintah daerah maupun kementerian terkait. Prosesnya diawasi secara berkala untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air dan menjaga keseimbangan ekosistem di sekitarnya.
Lebih jauh, perusahaan menegaskan bahwa mereka telah menerapkan sistem water balance — di mana jumlah air yang diambil tidak melebihi kapasitas alam untuk memperbaharui dirinya sendiri. Artinya, AQUA tidak hanya memanfaatkan sumber air, tetapi juga berkomitmen untuk menjaga dan melindunginya.
Terkait Pajak dan Kepatuhan Regulasi
Selain soal sumber air, muncul pula klaim bahwa perusahaan tidak membayar pajak air dengan semestinya. Dalam klarifikasi resminya, AQUA menegaskan bahwa semua kewajiban pajak dan retribusi telah dibayar sesuai ketentuan hukum.
Pihak perusahaan mengungkapkan, setiap tahun mereka melaporkan dan membayar pajak air permukaan berdasarkan volume pengambilan air yang tercatat melalui alat ukur otomatis. Data tersebut kemudian diaudit dan diverifikasi oleh pemerintah daerah. Dengan sistem ini, transparansi dan akuntabilitas menjadi hal utama dalam pengelolaan sumber daya air.
Lebih dari itu, AQUA juga menyalurkan dana sosial dan kontribusi kepada masyarakat sekitar area pabrik sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini mencakup bantuan infrastruktur air bersih, program pendidikan, serta kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Komitmen terhadap Lingkungan dan Keberlanjutan
Salah satu fokus utama klarifikasi AQUA adalah mengenai dampak lingkungan dari kegiatan produksinya. Perusahaan menyatakan bahwa keberlanjutan air dan pelestarian alam merupakan prioritas utama yang sudah menjadi bagian dari budaya perusahaan selama puluhan tahun.
Untuk menjaga ekosistem pegunungan, AQUA menjalankan program perlindungan daerah resapan air, reboisasi, dan konservasi tanah. Mereka bekerja sama dengan pemerintah, lembaga lingkungan, dan masyarakat lokal untuk memastikan bahwa area sumber air tetap lestari.
Perusahaan juga melakukan pemantauan berkala terhadap debit air tanah, kualitas air, serta kondisi lingkungan sekitar agar tetap dalam batas aman.
Selain itu, AQUA mengimplementasikan prinsip Circular Economy dalam operasionalnya. Artinya, tidak hanya fokus pada pengambilan air, tetapi juga pada pengelolaan limbah dan daur ulang plastik. Melalui program “Bijak Berplastik”, AQUA telah mengumpulkan dan mendaur ulang ribuan ton botol plastik pasca-konsumsi agar tidak berakhir di lingkungan.
Transparansi sebagai Kunci Kepercayaan Publik
Dilansir dari Detik.com Dalam penjelasan lengkapnya, pihak AQUA menegaskan bahwa keterbukaan informasi adalah bagian dari komitmen mereka terhadap masyarakat. Setiap data mengenai volume air, izin, hingga kegiatan konservasi dapat diakses secara publik melalui laporan keberlanjutan tahunan.
Langkah transparan ini diambil untuk menumbuhkan kepercayaan publik dan menghindari kesalahpahaman yang dapat merugikan semua pihak. AQUA juga membuka ruang dialog bagi masyarakat, akademisi, dan aktivis lingkungan untuk memberikan masukan atau pengawasan terhadap aktivitas perusahaan.
Menurut perusahaan, informasi yang tidak akurat di dunia maya sering kali muncul tanpa dasar dan dapat menimbulkan persepsi keliru. Oleh karena itu, klarifikasi ini diharapkan mampu memberikan pemahaman menyeluruh tentang bagaimana perusahaan menjaga keseimbangan antara bisnis dan kelestarian alam.
Kolaborasi dan Tanggung Jawab Sosial
Tidak hanya berorientasi pada bisnis, AQUA juga aktif dalam kegiatan sosial yang berhubungan dengan air dan lingkungan. Melalui kolaborasi dengan masyarakat lokal, perusahaan membantu pengelolaan sumber air bersih di berbagai daerah pedesaan.
Mereka turut membangun sarana penampungan air hujan, memperbaiki irigasi, serta memberikan pelatihan mengenai pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Selain itu, AQUA juga melakukan kampanye edukatif kepada publik mengenai pentingnya menjaga air sebagai sumber kehidupan. Program-program seperti “AQUA Lestarikan Alam” dan “Sekolah Cinta Air” menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam menciptakan kesadaran lingkungan di berbagai lapisan masyarakat.
Menjaga Citra dan Integritas
Sebagai merek air minum tertua dan terbesar di Indonesia, AQUA memahami betul bahwa reputasi tidak dibangun dalam semalam. Kredibilitas perusahaan tumbuh seiring dengan kepercayaan publik yang terus dijaga melalui tindakan nyata dan komitmen jangka panjang.
Klarifikasi ini bukan sekadar bantahan terhadap rumor, melainkan bentuk tanggung jawab moral untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar. Dalam era digital yang sarat dengan disinformasi, kehadiran penjelasan resmi seperti ini menjadi penting untuk menjaga keseimbangan opini publik.
Kesimpulan
Kasus viral tentang isu sumber air dan dampak lingkungan yang menimpa AQUA menunjukkan bagaimana cepatnya informasi dapat menyebar dan memengaruhi persepsi masyarakat. Namun, dengan penjelasan yang transparan dan berbasis data, perusahaan berhasil menegaskan posisinya sebagai entitas yang patuh hukum, peduli lingkungan, dan berorientasi pada keberlanjutan.
Pada akhirnya, tanggung jawab terhadap sumber daya alam bukan hanya tugas pemerintah atau perusahaan, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Selama komitmen dan kolaborasi terus dijaga, keberlanjutan air — sumber kehidupan kita semua — akan tetap terlindungi.

