
Nama Wahyudin Moridu, seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo, mendadak menjadi bahan perbincangan hangat setelah videonya tersebar luas di media sosial, Dalam video berdurasi sekitar satu menit, ia dengan santai mengucapkan kalimat kontroversial: “Kita rampok uang negara, biar negara ini semakin miskin.”
Pernyataan tersebut sontak memicu kemarahan warganet dan menuai sorotan tajam. Banyak yang menilai bahwa ucapan itu tidak pantas keluar dari mulut seorang wakil rakyat yang seharusnya menjadi teladan. Tak butuh waktu lama, Badan Kehormatan (BK) DPRD Gorontalo langsung turun tangan untuk melakukan klarifikasi dan investigasi lebih lanjut.
Kronologi Peristiwa

Dilansir dari detik.com, Dalam video yang beredar, Wahyudin Moridu terlihat sedang mengemudikan mobil menuju Makassar dengan seorang wanita duduk di kursi penumpang. Mengenakan kacamata hitam, ia secara gamblang menyebut sedang menggunakan dana perjalanan dinas dan mengajak “merampok uang negara”.
Video yang diduga direkam pada Juni 2025 itu kemudian menyebar di TikTok dan platform lain, hingga menjadi viral nasional. Masyarakat mengecam keras pernyataan tersebut, bahkan menilai ucapan itu sebagai bentuk pelecehan terhadap publik yang mempercayakan amanah kepada para anggota dewan.
Mengaku Mabuk dan Tak Sadar Direkam
Dalam rapat klarifikasi yang digelar BK DPRD Gorontalo, Wahyudin Moridu mengaku bahwa dirinya dalam kondisi mabuk berat saat mengucapkan kalimat tersebut. Ketua BK, Fikram Salilama, menegaskan bahwa berdasarkan investigasi, memang ditemukan botol minuman keras di dalam mobil.
Menurut pengakuannya, Wahyudin mengonsumsi alkohol sejak malam hingga pagi sebelum berangkat, sehingga saat perjalanan ia masih dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya. Ia juga mengklaim tidak tahu bahwa momen tersebut direkam oleh wanita yang menemaninya.
“Yang bersangkutan menyampaikan bahwa dirinya mabuk dan tidak sadar direkam. Semua pernyataan itu keluar tanpa kesadaran penuh,” jelas Fikram dalam konferensi pers.
Permintaan Maaf Terbuka
Setelah menuai kecaman luas, Wahyudin akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Dalam video klarifikasi yang didampingi istrinya, ia menyatakan penyesalan mendalam dan menegaskan tidak berniat menghina rakyat Gorontalo.
“Saya memohon maaf atas ucapan saya yang viral di media sosial. Saya sadar bahwa apa yang saya katakan tidak pantas, tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik, dan melukai hati masyarakat. Saya menyesal dan berjanji hal ini tidak akan terulang kembali,” ujar Wahyudin.
Ucapan ini menjadi bagian penting dari rangkaian kasus Anggota DPRD Gorontalo yang viral ucap ‘rampok uang negara’, berujung minta maaf!, meski publik masih menuntut adanya sanksi tegas.
Dugaan Perselingkuhan dan Rekaman oleh Wanita
Fakta lain yang mengejutkan, berdasarkan pengakuan Wahyudin kepada BK, wanita yang ada di video bukanlah istrinya melainkan diduga selingkuhannya. Wanita tersebut bahkan dituding sebagai pihak yang merekam dan menyebarkan video.
Dalam penjelasannya, Wahyudin mengaku sering ditekan oleh wanita itu agar menikahinya. Hal inilah yang menambah panjang daftar persoalan etik yang kini harus dihadapi oleh legislator dari Fraksi PDIP tersebut.
Langkah BK DPRD Gorontalo

BK DPRD Gorontalo menunjukkan keseriusan menangani kasus ini. Sejumlah langkah telah dilakukan:
- Rapat klarifikasi internal – dilaksanakan segera setelah video viral.
- Pengumpulan bukti – termasuk pemeriksaan isi video, keterangan saksi, dan pengakuan Wahyudin.
- Persiapan persidangan etik – BK menyatakan kasus ini akan segera masuk meja persidangan dan diputuskan dalam waktu dekat.
- Potensi sanksi berat – mulai dari teguran, sanksi etik, hingga kemungkinan pemberhentian dari jabatan.
Wakil Ketua BK, Umar Karim, menegaskan bahwa publik berhak menuntut keadilan. Menurutnya, meski masih berlaku asas praduga tak bersalah, ucapan Wahyudin adalah pelanggaran serius yang mencoreng nama baik lembaga legislatif.
Reaksi Publik
Tak heran, publik menilai kasus Anggota DPRD Gorontalo yang viral ucap ‘rampok uang negara’, berujung minta maaf! sebagai bentuk pengkhianatan terhadap amanah rakyat. Di berbagai media sosial, warganet menyuarakan kekecewaan mendalam, bahkan sebagian meminta agar Wahyudin diberhentikan dari jabatannya.
Komentar seperti “Wakil rakyat seharusnya menjaga etika, bukan mempermalukan rakyat” atau “Kalau mabuk saja sudah bicara rampok uang negara, bagaimana saat sadar?” ramai memenuhi kolom diskusi.
Potensi Dampak Politik
Kasus ini bukan hanya masalah personal, tetapi juga bisa berdampak pada citra partai yang menaungi Wahyudin. Fraksi PDIP di DPRD Gorontalo tentu akan mendapat sorotan publik, terutama menjelang tahun politik.
Jika BK DPRD menjatuhkan sanksi berat, hal ini bisa menjadi pelajaran penting bagi anggota dewan lainnya agar lebih berhati-hati menjaga sikap, baik di ruang publik maupun pribadi.
Skandal Anggota DPRD Gorontalo yang viral ucap ‘ingin rampok uang negara’ menjadi peringatan keras tentang pentingnya etika dan kesadaran diri seorang pejabat publik. Meskipun sudah meminta maaf, pernyataan kontroversial Wahyudin Moridu telah terlanjur melukai hati rakyat.
Kini, semua mata tertuju pada langkah Badan Kehormatan DPRD Gorontalo: apakah akan menjatuhkan sanksi ringan atau tegas hingga pemberhentian. Satu hal yang pasti, publik berharap kasus ini bisa menjadi titik balik agar wakil rakyat benar-benar menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab.

