
Kasus Hilangnya Bilqis yang Menggemparkan Makassar
Kota Makassar sempat digemparkan dengan kabar hilangnya seorang balita berusia empat tahun bernama Bilqis Ramdhani (Balita Makassar). Bocah lugu ini dilaporkan menghilang pada Minggu, 2 November 2025, ketika sedang menemani sang ayah berlatih tenis di Taman Pakui Sayang, Jalan A.P. Pettarani, Makassar.
Kisah “Balita Makassar yang hilang — ini pengakuan pelaku penculiknya!” menjadi sorotan nasional karena melibatkan dugaan jaringan perdagangan anak lintas provinsi.
Sang ayah, Dwi Nurmas (34), mengaku sempat memantau anaknya yang bermain di pinggiran lapangan tenis. Namun, beberapa menit kemudian, panggilannya tak lagi disahut oleh Bilqis (Balita Makassar). Panik, Dwi menghentikan aktivitasnya dan langsung mencari sang anak bersama rekan-rekannya di sekitar taman.
“Saya panggil beberapa kali, tapi tidak ada sahutan. Saya pikir sempat dijemput ibunya, ternyata tidak,” kata Dwi dengan mata berkaca-kaca.
Rekaman CCTV Jadi Titik Awal Pengungkapan
Pencarian besar-besaran dilakukan oleh keluarga dan warga sekitar. Empat hari setelah hilangnya Bilqis(Balita Makassar), rekaman CCTV dari sebuah kafe di sekitar lokasi akhirnya membuka tabir awal kasus ini. Dalam video itu, terlihat seorang wanita berpakaian hitam menggandeng Bilqis(Balita Makassar) sambil berjalan tergesa bersama dua anak lainnya.
Wanita misterius itu kemudian diidentifikasi sebagai Sri Yuliana alias Ana (30), warga Makassar. Polisi bergerak cepat dan berhasil menangkapnya beberapa hari kemudian.
Pengakuan Mengejutkan Pelaku Penculik
Dilansir kompas.com, Dalam pemeriksaan di Mapolrestabes Makassar, Sri Yuliana membuat pengakuan mengejutkan. Ia mengaku telah menjual Bilqis(Balita Makassar) seharga Rp3 juta kepada seorang wanita yang dikenalnya melalui media sosial.
“Iya, saya jual tiga juta. Tapi saya tidak tahu siapa nama pembelinya, dia sendiri yang datang ke Makassar untuk jemput anak itu,” ujar Ana dengan nada datar di hadapan penyidik.
Wanita pembeli tersebut, lanjutnya, mengaku berasal dari Jakarta dan sempat menghubunginya lewat grup Facebook bertema “adopsi anak”. Setelah terjadi kesepakatan, Ana menyerahkan Bilqis(Balita Makassar) pada 3 November 2025, sehari setelah penculikan terjadi. Uang muka sebesar Rp500 ribu ditransfer terlebih dahulu, sisanya diberikan saat penyerahan.
Motif Ekonomi Jadi Alasan
Ketika diinterogasi lebih lanjut, Sri Yuliana mengaku menculik Bilqis karena tekanan ekonomi. Ia mengaku tidak merencanakan aksi tersebut sejak awal. Saat berada di taman, ia melihat Bilqis(Balita Makassar) sendirian dan tanpa pengawasan orang tua, lalu timbul niat jahat spontan.
“Saya lihat anak itu sendirian. Saya tanya mana mamanya, dia bilang tidak tahu. Jadi saya ajak saja ikut. Awalnya mau dirawat, tapi karena butuh uang, akhirnya saya jual,” kata Ana lirih.
Namun, ia mengaku kaget ketika mengetahui bahwa Bilqis(Balita Makassar) ternyata dibawa hingga ke Provinsi Jambi, bukan ke Jakarta seperti yang dijanjikan pembeli.
“Saya juga heran, katanya mau dibawa ke Jakarta, ternyata sampai ke Jambi,” ujarnya.
Bilqis Ditemukan Selamat di Jambi
Berdasarkan pengakuan pelaku, polisi menelusuri jejak jaringan perdagangan anak yang diduga beroperasi lintas provinsi. Dari hasil penyelidikan intensif, tim gabungan kepolisian berhasil menemukan Bilqis(Balita Makassar) dalam kondisi selamat di kawasan SPE Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi, pada Sabtu malam, 8 November 2025.
“Korban ditemukan dalam keadaan sehat dan tanpa luka sedikit pun,” jelas Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana dalam konferensi pers, Minggu (9/11/2025).
Bilqis kemudian diterbangkan kembali ke Makassar menggunakan pesawat, dikawal ketat oleh personel kepolisian. Tangis haru pecah ketika bocah mungil itu turun dari mobil operasional dan langsung disambut pelukan hangat kedua orang tuanya.
Suasana Haru di Makassar: Bilqis Pulang ke Rumah
Kedatangan Bilqis disambut haru oleh keluarga dan warga sekitar rumahnya di Jalan Pelita 2, Lorong 3, Rappocini, Makassar. Suara isak tangis dan takbir menyertai momen ketika bocah itu kembali ke pangkuan orang tuanya.
“Alhamdulillah sehat. Kami sempat video call dengan pihak polisi jam satu malam, diperlihatkan Bilqis,” ujar Ida, tante Bilqis.
Setibanya di Makassar, kondisi fisik dan psikologis Bilqis langsung diperiksa oleh Dinas Kesehatan serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA). Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun trauma berat. Bilqis bahkan tampak ceria saat bermain dengan ibunya.
Polisi Bongkar Dugaan Sindikat Perdagangan Anak
Kasus “Balita Makassar yang hilang — ini pengakuan pelaku penculiknya!” ternyata membuka dugaan adanya jaringan perdagangan anak lintas provinsi. Selain menangkap Sri Yuliana di Makassar, polisi juga membekuk dua tersangka lainnya di Jambi, yakni Ade Friyanto dan Mery Ana.
Keduanya diduga ikut memperjualbelikan Bilqis setelah dibawa dari Makassar ke Jambi. Penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengungkap sejauh mana keterlibatan para pelaku dan apakah jaringan ini terhubung ke sindikat perdagangan anak internasional.
“Nanti akan kami rilis secara resmi hasil penyelidikan, termasuk kemungkinan adanya jaringan yang lebih luas,” kata Kombes Arya Perdana.
Keluarga Ucapkan Syukur dan Harapan
Usai kepulangan Bilqis, keluarga mengucapkan rasa syukur mendalam kepada pihak kepolisian dan seluruh masyarakat yang turut membantu pencarian.
“Terima kasih banyak kepada Kapolrestabes Makassar dan semua pihak yang membantu. Kami tidak tahu harus berkata apa lagi selain bersyukur,” tutur Dwi Nurmas.
Kini, Bilqis kembali menjalani hari-harinya di rumah dengan pendampingan psikologis agar tidak mengalami trauma jangka panjang. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berjanji akan terus memantau perkembangan mentalnya.
Pelajaran dari Kasus Ini
Kasus penculikan Bilqis menjadi peringatan penting bagi para orang tua untuk lebih waspada terhadap keamanan anak di tempat umum. Dalam hitungan menit, kelengahan kecil bisa berakibat fatal. Media sosial juga perlu diwaspadai, sebab banyak pelaku memanfaatkan platform tersebut untuk mencari korban atau melakukan transaksi ilegal.
Polisi mengimbau masyarakat segera melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan yang mengarah pada perdagangan anak. Sinergi antara masyarakat dan aparat diyakini bisa mencegah tragedi serupa terulang kembali.
Kesimpulan
Kisah Balita Makassar yang hilang — ini pengakuan pelaku penculiknya! menunjukkan bagaimana kejahatan bisa berawal dari kesempatan kecil dan berujung pada peristiwa besar yang mengguncang hati publik. Berkat kerja keras aparat kepolisian dan doa masyarakat, Bilqis akhirnya kembali ke pelukan keluarganya dalam keadaan selamat.
Namun, perjalanan hukum bagi para pelaku belum berakhir. Polisi berkomitmen menuntaskan kasus ini hingga tuntas demi memberikan efek jera dan melindungi anak-anak Indonesia dari ancaman perdagangan manusia.

