
Duka mendalam menyelimuti warga Ciomas, Kabupaten Bogor. Bangunan Majelis Taklim di Bogor runtuh saat acara Maulid Nabi pada Minggu (7/9/2025) pagi. Insiden tragis ini terjadi ketika ratusan jemaah, mayoritas ibu-ibu dan anak-anak, tengah mengikuti peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa ini menelan empat korban jiwa dan setidaknya 84 orang luka-luka, sebagian besar harus menjalani perawatan intensif di berbagai rumah sakit di wilayah Bogor.
Kronologi Bangunan Majelis Taklim di Bogor Runtuh

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, acara berlangsung di Majelis Taklim Ashobiyyah, Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas. Bangunan berlantai dua itu penuh sesak karena dihadiri sekitar 150 orang.
- Acara dimulai pada pagi hari dengan lantunan sholawat dan tausiyah.
- Beberapa jamaah duduk di dalam ruangan, sementara sisanya menempati teras bangunan.
- Tak lama kemudian, terdengar bunyi retakan keras.
- Bagian bangunan yang berdiri di tepi tebing tiba-tiba ambruk, menimpa puluhan jamaah.
“Diperkirakan lebih dari 50 orang langsung tertimpa material bangunan saat kejadian. Semua korban segera dievakuasi ke rumah sakit terdekat,” ujar M. Adam Nugraha, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor.
Korban Jiwa dan Luka
Dilansir dari kompas.com, BPBD mengonfirmasi identitas empat korban meninggal dunia akibat runtuhnya majelis taklim ini. Seluruhnya adalah perempuan, yang saat itu mengikuti acara Maulid Nabi.
Identitas korban meninggal:
- Ibu Irni Susanti – meninggal di RS Medika Dramaga
- Ibu Ulan – meninggal di RS PMI Kota Bogor
- Ibu Nurhayati – meninggal di RSUD Kota Bogor
- Ibu Yuli – meninggal di RS UMMI
Selain korban jiwa, sebanyak 84 orang mengalami luka berat maupun ringan. Mayoritas korban adalah ibu-ibu berusia 30–60 tahun, namun ada pula korban anak-anak, termasuk balita berusia 2,5 tahun yang mengalami luka parah di kepala dan harus masuk ICU.
Direktur RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir, menyebut korban anak-anak dalam kondisi kritis. “Ada pasien usia 2,5 tahun yang harus menjalani operasi karena kepalanya tertimpa tembok,” ujarnya.
Dugaan Penyebab Runtuhnya Bangunan

Hasil analisis awal BPBD menyebut, struktur bangunan sudah tidak kuat menahan beban. Faktor kelebihan kapasitas jamaah dan posisi bangunan yang berdiri di pinggir tebing memperparah situasi.
“Bangunan majelis taklim sudah lama berdiri, dan saat acara Maulid Nabi jumlah jamaah membludak di luar kapasitas. Beban yang terlalu berat membuat bangunan tidak mampu menahan tekanan hingga akhirnya runtuh,” jelas Adam Nugraha.
Respons Pemerintah Daerah
Bupati Bogor, Rudy Susmanto, langsung meninjau lokasi kejadian. Ia menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan menegaskan pemerintah daerah akan menanggung biaya perawatan korban.
“Sebanyak 84 orang luka-luka saat ini ditangani di berbagai rumah sakit di Kabupaten dan Kota Bogor, termasuk RSUD Kota Bogor, RS PMI, RS Marzuki Mahdi, RS Vania, RS UMMI, dan RS Medika Dramaga,” kata Rudy.
Ia menambahkan, musibah ini harus menjadi evaluasi bersama terkait standar keamanan bangunan tempat ibadah dan majelis taklim yang sering digunakan untuk kegiatan massal.
Kunjungan Menteri Agama

Tragedi Bangunan Majelis Taklim di Bogor runtuh saat acara Maulid Nabi turut mengundang perhatian Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Menag datang langsung ke RSUD Kota Bogor untuk menjenguk para korban luka.
Dalam kunjungannya, ia berpesan agar musibah serupa tidak terulang. “Kita doakan korban lekas sembuh. Semoga kejadian ini jadi pelajaran penting bahwa keamanan fasilitas ibadah harus diperhatikan dengan serius,” ucap Nasaruddin.
Menag juga memberikan dukungan moral kepada keluarga korban dan berkomitmen mendorong evaluasi keselamatan bangunan keagamaan di seluruh Indonesia.
Suara Warga
Seorang warga bernama Dani, yang istrinya menjadi korban luka, mengaku masih syok. “Acara maulidan itu banyak dihadiri ibu-ibu dan anak-anak. Saat bangunan ambruk, semuanya panik dan berusaha menyelamatkan diri. Istri saya luka parah di bagian kepala,” tuturnya di RSUD Kota Bogor.
Keterangan warga ini semakin menegaskan betapa padatnya acara sehingga risiko bencana semakin besar.
Evaluasi dan Langkah Selanjutnya
Peristiwa ini mengingatkan bahwa kegiatan keagamaan yang dihadiri massa besar harus benar-benar memperhatikan faktor keselamatan bangunan. Beberapa langkah penting yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat antara lain:
- Audit struktur bangunan majelis taklim dan pesantren secara rutin.
- Membatasi kapasitas jamaah sesuai kemampuan daya tahan gedung.
- Menyiapkan jalur evakuasi darurat di setiap tempat ibadah.
- Mengedukasi masyarakat agar tidak memaksakan diri masuk jika kapasitas sudah penuh.
Tragedi bangunan majelis taklim di Bogor runtuh saat acara Maulid Nabi bukan hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma mendalam bagi para korban dan keluarga. Empat orang meninggal dunia, puluhan luka-luka, dan banyak keluarga kehilangan orang tercinta di momen yang seharusnya penuh keberkahan.
Harapan semua pihak, kejadian ini menjadi titik balik untuk memperhatikan keamanan bangunan ibadah dan tempat berkumpul masyarakat. Karena ibadah yang niatnya mulia seharusnya dilaksanakan dengan rasa aman tanpa khawatir akan bahaya.

