
Gunung Marapi meletus lagi pada Senin (8/9) pagi, memunculkan kepulan abu vulkanik setinggi kurang lebih 1.000 meter dari puncak. Letusan ini menambah daftar panjang aktivitas gunung berapi paling aktif di Sumatera Barat tersebut. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung berapi paling aktif di Sumatera Barat ini masih berada pada status Waspada Level II, dengan radius aman tiga kilometer dari kawah.
Dilansir dari Tempo.co, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menjelaskan erupsi pertama terjadi Minggu malam pukul 20.16 WIB, disusul letusan berikutnya Senin pagi pukul 09.06 WIB. Kolom abu terpantau berwarna putih hingga kelabu pekat, condong ke arah timur, dan terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm serta durasi sekitar 51 detik.
Rekomendasi untuk Warga dan Wisatawan
Dengan status Waspada, PVMBG memberikan sejumlah imbauan penting:
- Tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah Gunung Marapi (Kawah Verbeek).
- Waspadai banjir lahar dingin, terutama saat hujan deras turun di sekitar puncak.
- Gunakan masker jika terjadi hujan abu untuk mencegah gangguan pernapasan.
- Ikuti arahan resmi dari Pos Pengamatan Gunung Marapi di Bukittinggi dan pemerintah daerah.
Masyarakat juga diingatkan untuk tidak mudah terprovokasi isu atau berita bohong yang sering beredar di media sosial setiap kali Gunung ini mengalami aktivitas erupsi.
Gunung Marapi: Gunung Paling Aktif di Sumatera

Gunung ini memiliki ketinggian 2.891 mdpl, berada di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Gunung ini bukan hanya fenomena alam, tetapi juga memiliki nilai budaya dan spiritual bagi masyarakat Minangkabau.
Dikenal sebagai gunung paling aktif di Sumatera, Marapi telah mencatat banyak erupsi besar sepanjang sejarah, di antaranya:
- 1979 – Letusan besar menewaskan lebih dari 60 orang.
- 3 Desember 2023 – Erupsi dahsyat merenggut 24 pendaki.
- 11 Mei 2024 – Banjir bandang akibat tumpukan material letusan menewaskan 63 orang.
Frekuensi letusan Gunung Marapi yang tinggi membuatnya menjadi salah satu gunung api paling diawasi ketat oleh PVMBG.
Aktivitas Terbaru Gunung Marapi
Data PVMBG menunjukkan bahwa selama Juli 2025, Gunung Marapi telah mengalami:
- 7 kali letusan
- 11 kali embusan asap
- Kolom abu tertinggi mencapai 1,2 km di atas puncak
Fakta ini memperkuat peringatan bahwa aktivitas Marapi masih cukup tinggi dan berpotensi menimbulkan ancaman bagi warga di sekitarnya.
Dampak Erupsi Bagi Warga
Setiap kali Gunung ini meletus lagi, dampak langsung biasanya dirasakan dalam bentuk hujan abu. Abu vulkanik bisa memengaruhi kesehatan pernapasan, mencemari sumber air, hingga merusak tanaman pertanian.
Selain itu, ancaman lahar dingin menjadi perhatian serius. Material vulkanik yang menumpuk di puncak bisa tersapu hujan deras, lalu mengalir melalui sungai-sungai yang berhulu di Marapi. Peristiwa banjir lahar dingin Mei 2024 menjadi bukti betapa besar risikonya, dengan korban jiwa mencapai puluhan orang.
Pesan Badan Geologi: Tenang, Tapi Tetap Siaga
Muhammad Wafid menegaskan agar masyarakat tidak panik berlebihan. Aktivitas Gunung Marapi memang tinggi, namun semua data pemantauan terus dikaji oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PGA). Informasi resmi selalu diperbarui, sehingga masyarakat cukup mengikuti instruksi dari otoritas terkait.
“Yang terpenting, masyarakat tidak mendekati radius tiga kilometer dan tetap waspada terhadap potensi lahar dingin. Jangan termakan isu liar di media sosial,” ujarnya.
Gunung Marapi Meletus Lagi: Cermin Bahwa Kita Tinggal di Negeri Cincin Api
Indonesia memang berada di atas Ring of Fire, jalur gunung berapi paling aktif di dunia. Gunung Marapi hanyalah satu dari ratusan gunung api aktif yang tersebar di nusantara. Fenomena seperti ini mengingatkan kita bahwa kesiapsiagaan bencana adalah kebutuhan, bukan pilihan.
Dengan Gunung Marapi meletus lagi, masyarakat di Sumatera Barat harus lebih memperkuat budaya mitigasi bencana, baik melalui edukasi, latihan evakuasi, maupun kesiapan logistik di desa-desa sekitar kaki gunung.
Kabar Gunung Marapi meletus lagi menambah daftar panjang erupsi gunung berapi aktif di Indonesia. Status Waspada Level II tetap diberlakukan, dengan larangan keras beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah.
Masyarakat diminta tetap tenang, waspada, serta disiplin mengikuti informasi resmi dari pemerintah. Dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan bersama, ancaman bencana bisa diminimalisasi.

