
Heboh! Maba UNSRI Dipaksa Ciuman! Sebuah video yang menampilkan aksi mahasiswa baru Universitas Sriwijaya (Unsri) dipaksa saling berciuman mendadak viral di media sosial. Kejadian ini mencuat usai kegiatan yang diduga dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (HIMATETA). Dalam video berdurasi sekitar 25 detik tersebut, terlihat mahasiswa baru dipasangkan satu sama lain dan diminta saling mencium di hadapan senior mereka.
Aksi itu langsung menuai kecaman luas. Banyak warganet menilai praktik tersebut tidak pantas terjadi di lingkungan pendidikan tinggi, apalagi di era yang menuntut kampus bebas dari perundungan, pelecehan, maupun kekerasan.
Dilansir dari viva.co.id, Menanggapi viral video aksi kegiatan kampus yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himateta) menyuruh mahasiswa baru (Maba) untuk cium teman, Pihak rektorat Universitas Sriwijaya (UNSRI) langsung bergerak cepat dengan melakukan tindakan tegas yaitu membekukan Himateta selama 1 tahun kedepan.
Melalui wawancara via whatsapp Rektor Unsri Prof. Dr. Taufiq Marwa, SE. M.Si melalui Kepala Kantor Humas dan Keprotokolan Universitas Sriwijaya (UNSRI), Nurly Meilinda mengatakan bahwa Unsri telah mengambil langkah serius untuk memastikan hal serupa tidak terulang.
“Sekarang satgas PPKPT sudah diberi surat tugas untuk melakukan investigasi mendalam,
dan nanti akan kita tindak sesuai prosedur yang berlaku, sanksinya bisa beragam, tergantung tingkat pelanggarannya,” ungkapnya.
Kronologi Maba UNSRI Dipaksa Berciuman

1. Maba Dipaksa Berciuman
Dalam video yang tersebar, mahasiswa baru laki-laki dipasangkan dengan laki-laki lain, begitu juga dengan mahasiswa perempuan. Mereka dipaksa untuk berciuman kening bahkan bibir, disaksikan senior yang tertawa keras sambil melontarkan candaan.
Komentar salah satu senior yang terekam menambah kontroversi: “Giliran cium cewek gak malu, giliran sama kawan sendiri malu,” seolah meremehkan kondisi yang sebenarnya masuk kategori pelecehan.
2. Dugaan Kegiatan di Luar PKKMB
Warganet menduga kejadian itu tidak termasuk dalam kegiatan resmi Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Mereka menilai aksi tersebut dilakukan di luar aturan resmi kampus, dengan format acara tambahan yang justru berujung pada praktik perpeloncoan.
Sejumlah komentar netizen mendesak agar rantai tradisi feodal di kampus diputus. “Ayo hentikan budaya perpeloncoan yang merugikan. Dunia pendidikan seharusnya jadi ruang aman,” tulis seorang pengguna media sosial.
Sikap Tegas Universitas Sriwijaya

Pihak Unsri segera memberikan klarifikasi. Sekretaris Unsri, Prof. Alfitri, menegaskan bahwa kejadian itu tidak termasuk kegiatan resmi PKKMB 2025/2026. Universitas menegaskan semua bentuk kekerasan, perpeloncoan, pelecehan, maupun intoleransi dilarang keras.
Merujuk pada Surat Edaran Rektor Nomor 0003/UN9/SE.BAK.KM/2025, mahasiswa baru diminta untuk menolak segala bentuk ajakan yang bertentangan dengan aturan kampus. Sanksi tegas akan dijatuhkan kepada pihak yang terbukti melanggar.
Pembekuan HIMATETA
Langkah cepat diambil dengan membekukan HIMATETA selama satu tahun. Ketua dan Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa, Ketua Angkatan 2023, serta panitia acara telah dipanggil untuk dimintai keterangan.
Rektor Unsri, Prof. Dr. Taufiq Marwa, melalui Kepala Humas Universitas, menegaskan bahwa satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT) sudah ditugaskan melakukan investigasi mendalam. Hasil investigasi akan menjadi dasar penentuan sanksi lebih lanjut.
Reaksi Publik
Kasus “Heboh! Maba UNSRI Dipaksa Ciuman” memancing reaksi beragam:
- Mahasiswa: sebagian merasa kecewa karena citra organisasi kampus tercoreng.
- Masyarakat umum: banyak yang menyayangkan masih adanya praktik perpeloncoan di era modern.
- Netizen: menilai kejadian ini memperkuat stigma bahwa ospek sering menjadi ajang penyalahgunaan kekuasaan senior.
Komentar pedas pun bermunculan. Ada yang menyebut praktik itu sebagai pelecehan berkedok tradisi, sementara yang lain mendesak agar pihak berwenang lebih serius menindak kasus serupa di semua perguruan tinggi.
Pentingnya Pencegahan Perpeloncoan di Kampus
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa dunia pendidikan harus lebih ketat dalam mengawasi kegiatan kemahasiswaan. Unsri telah menegaskan komitmennya, namun kasus ini seharusnya menjadi momentum bagi semua kampus di Indonesia untuk melakukan langkah preventif.
Upaya yang Bisa Dilakukan:
- Memperkuat regulasi ospek agar seluruh kegiatan bersifat edukatif, bebas dari kekerasan dan pelecehan.
- Meningkatkan peran satgas PPKPT untuk mengawasi dan menindak tegas pelanggaran.
- Mengedukasi mahasiswa senior agar tradisi lama yang merugikan tidak terus diwariskan.
- Menyediakan kanal aduan anonim agar mahasiswa baru berani melapor jika mengalami perundungan.
Penutup
Kasus Heboh! Maba UNSRI Dipaksa Ciuman menjadi cermin bahwa masih ada budaya perpeloncoan yang harus diberantas dari dunia kampus. Langkah tegas Unsri dengan membekukan HIMATETA dan melakukan investigasi diharapkan memberi efek jera sekaligus memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Dunia pendidikan seharusnya menjadi ruang yang aman, inklusif, dan mendukung pengembangan potensi mahasiswa, bukan tempat praktik pelecehan yang merugikan generasi muda.

