
Gelombang demonstrasi DPR sejak 25 Agustus 2025 meninggalkan banyak cerita pahit bagi masyarakat. Kericuhan yang terjadi membuat situasi semakin memanas, memicu jatuhnya korban luka bahkan meninggal dunia. Peristiwa ini bukan hanya menyita perhatian warga, tetapi juga membuat para selebriti dan influencer ikut bersuara.
Biasanya, sebagian publik figur memilih bersikap netral atau bahkan berpihak pada pemerintah. Namun kali ini, ada yang berani tampil berbeda dengan menolak segala bentuk bayaran untuk menjadi corong kepentingan politik. Salah satu nama besar yang lantang menyuarakan sikapnya adalah Jerome Polin, seorang konten kreator sekaligus influencer yang dikenal luas di kalangan generasi muda.
Jerome Polin Tolak 150 Juta Jadi Buzzer Rezim

Lewat akun media sosialnya, Jerome Polin mengungkapkan fakta mengejutkan: ia ditawari Rp 150 juta untuk sekali unggahan konten yang berisi narasi positif tentang pemerintah dan aparat dalam menghadapi demonstrasi. Penawaran itu dikemas dalam proyek kampanye bertajuk “Ajakan Damai Indonesia”, yang rencananya diunggah serentak pada 1 September 2025 di platform Instagram Reels.
Namun, bukannya menerima tawaran menggiurkan tersebut, Jerome dengan tegas menolaknya. Ia menilai bahwa uang sebesar itu bukanlah milik pribadi pemerintah, melainkan hasil keringat rakyat melalui pajak. Baginya, dana sebesar Rp 150 juta jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk kepentingan publik, salah satunya untuk menyejahterakan guru honorer yang selama ini berjuang dengan gaji minim.
Dalam unggahannya, Jerome menuliskan:
“Uang rakyat dipake buat bayar buzzer per orang 150 juta. Coba kalau dipake buat gaji guru, 1 post itu bisa bikin 15 guru hidup sejahtera selama sebulan. Jangan lengah, kita kawal terus.”
Respon Publik: Dukungan dan Diskusi Panas
Dilansir dari inews.id, Unggahan Jerome Polin tolak 150 juta jadi buzzer rezim itu langsung viral dan memicu diskusi luas. Banyak warganet yang mendukung sikap beraninya, menganggap bahwa tindakan Jerome adalah bentuk keberpihakan nyata kepada masyarakat kecil.
Beberapa komentar netizen menyoroti bagaimana influencer lain sering kali memilih diam atau menerima tawaran karena tergiur nominal besar. Namun, Jerome justru mengambil risiko dengan menolak. Hal ini membuat namanya semakin dihormati, bukan hanya sebagai konten kreator pendidikan, tetapi juga sebagai sosok yang punya integritas.
- “Salut banget sama Jerome, ini baru namanya pakai pengaruh buat hal baik.”
- “Rp 150 juta bukan angka kecil, tapi dia tetap berani nolak. Respect tinggi!”
- “Mungkin kalau semua influencer kayak gini, rakyat nggak gampang dibodohi narasi.”
Ancaman dan Intimidasi Setelah Bongkar Fakta

Sayangnya, sikap berani Jerome Polin tidak lepas dari konsekuensi. Tak lama setelah membongkar tawaran tersebut, ia mengaku mendapat ancaman dan intimidasi. Bahkan keluarganya disebut-sebut ikut dalam target teror.
Jerome membagikan pengalamannya itu kepada publik agar semua orang mengetahui kondisi yang ia hadapi. Ia juga meminta dukungan dari masyarakat luas serta mengajak sesama selebriti untuk berhenti menerima tawaran serupa.
Langkah Jerome ini bukan hanya tentang menolak uang Rp 150 juta, tetapi juga tentang mengingatkan bahwa ada praktik penggunaan dana publik yang tidak transparan. Baginya, menerima tawaran semacam itu sama saja mengkhianati rakyat kecil yang justru sedang berjuang di tengah kondisi sulit.
Mengapa Kasus Ini Penting?
.webp)
Peristiwa Jerome Polin tolak 150 juta jadi buzzer rezim memiliki arti besar dalam dinamika sosial-politik Indonesia. Setidaknya ada beberapa alasan:
- Membuka Tabir Penggunaan Dana Publik
– Penolakan Jerome membuat publik sadar bahwa ada kemungkinan dana pajak digunakan untuk membiayai buzzer demi mengatur narasi di media sosial. - Menumbuhkan Kesadaran Kolektif
– Unggahannya memicu diskusi tentang transparansi anggaran serta mendorong masyarakat lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah. - Mendorong Influencer Lain untuk Berani
– Jerome memberi contoh bahwa integritas lebih berharga daripada uang. Langkahnya bisa menginspirasi influencer lain agar tidak hanya mengejar materi. - Menghadirkan Perspektif Moral
– Dengan membandingkan uang buzzer dan gaji guru, Jerome mengajak publik untuk melihat prioritas yang lebih mendesak bagi pembangunan bangsa.
Tanggapan Selebriti dan Influencer Lain
Setelah Jerome angkat bicara, sejumlah artis dan influencer lain mulai mengikuti jejaknya. Mereka menghimbau sesama kreator agar tidak lagi menerima bayaran untuk mendukung narasi tertentu, terutama yang justru menekan rakyat kecil.
Beberapa di antaranya menekankan bahwa media sosial seharusnya menjadi ruang kebebasan berekspresi, bukan sekadar alat propaganda. Meski belum semua mau terbuka seperti Jerome, langkah kecil ini menunjukkan adanya perubahan sikap di kalangan publik figur.
Catatan Penutup
Kasus Jerome Polin tolak 150 juta jadi buzzer rezim bukan hanya tentang seorang influencer yang menolak tawaran fantastis. Lebih dari itu, ini adalah potret bagaimana suara individu bisa memicu perdebatan publik dan menantang praktik yang dianggap tidak etis.
Keberanian Jerome menuai risiko, dari intimidasi hingga ancaman serius, tetapi dukungan publik yang besar menunjukkan bahwa langkahnya tidak sia-sia. Masyarakat kini lebih sadar bahwa integritas dan keberanian berbicara jujur jauh lebih berharga daripada uang miliaran rupiah sekalipun.

