.webp?updatedAt=1760002286968&ik-s=e780d26f974ed62d5779716d6f2752ae84a6cbf5)
Langit Flores Kelabu di Pagi Hari
Langit Flores kelabu kembali menyelimuti kawasan timur Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis pagi, 9 Oktober 2025. Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Warga sekitar diselimuti kabut abu tebal sejak pukul 06.07 WITA, setelah gunung yang berada di Kecamatan Wulanggitang itu meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter di atas puncak — atau sekitar 3.084 meter di atas permukaan laut.
Suasana pagi yang biasanya cerah berubah muram. Udara dipenuhi partikel debu halus, membuat sinar matahari tampak pucat. Dari kejauhan, kolom abu berwarna kelabu pekat membumbung tinggi ke arah barat. Seismograf mencatat amplitudo maksimum letusan mencapai 14,8 mm dengan durasi erupsi sekitar lima menit 45 detik.
“Durasi letusan lima menit 45 detik,” ujar Emanuel Rofinus Bere, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, saat dikonfirmasi. Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang, namun menggunakan masker dan pelindung wajah untuk menghindari bahaya abu vulkanik.
Gunung Lewotobi Erupsi Lagi!! Aktivitas Meningkat Sejak Sehari Sebelumnya
Dilansir kompas.com, Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan bahwa sebelum letusan besar Kamis pagi, Gunung Lewotobi Laki-laki sudah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas. Pada periode Rabu malam pukul 18.00–24.00 WITA, tercatat tiga kali erupsi dengan amplitudo antara 22,2 hingga 47,3 mm. Durasi tiap letusan berkisar 76–350 detik, dengan kolom abu mencapai ketinggian 2.000 hingga 5.000 meter.
Asap kawah juga tampak terus keluar dengan tekanan lemah, berwarna putih keabu-abuan, setinggi 100–200 meter di atas puncak. Saat ini, PVMBG menetapkan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki berada di Level III (Siaga).
Pihak berwenang menegaskan, wilayah dalam radius enam kilometer dari kawah harus dikosongkan dari aktivitas warga dan wisatawan. “Kami terus memantau situasi. Masyarakat diminta tidak panik namun selalu waspada,” tambah Rofinus.
Erupsi Serentak: Semeru dan Gunung Ibu Juga Meletus
Menariknya, hari yang sama juga mencatat aktivitas vulkanik di beberapa gunung lain di Indonesia. Berdasarkan laporan MAGMA Indonesia, selain Gunung Lewotobi, dua gunung besar lain — Gunung Semeru di Jawa Timur dan Gunung Ibu di Halmahera Barat — juga meletus pada Kamis, 9 Oktober 2025.
- Gunung Semeru meletus pada pukul 09.28 WIB dengan kolom abu setinggi 500 meter di atas puncak (4.176 mdpl). Abu tebal mengarah ke barat daya.
- Gunung Ibu erupsi dua kali, masing-masing pukul 10.46 dan 10.54 WIT, dengan ketinggian kolom abu mencapai 2.000 meter dan intensitas tebal ke arah timur laut.
Fenomena erupsi beruntun ini membuat sejumlah wilayah di Indonesia Timur dan Tengah diselimuti abu tipis. “Kita melihat pola peningkatan aktivitas vulkanik di beberapa gunung aktif, namun sejauh ini masih dalam pemantauan aman,” ujar perwakilan PVMBG.
Suara Warga: “Pagi Itu Langit Gelap Seperti Mau Hujan Abu”
Di Desa Pululera, yang berada sekitar delapan kilometer dari lereng Lewotobi, warga mulai terbiasa dengan getaran kecil dan suara gemuruh dari arah gunung. Namun pagi itu, banyak yang mengaku kaget karena suara letusan terdengar lebih keras dari biasanya.
“Langit Flores benar-benar kelabu. Kami kira mau hujan, ternyata abu turun pelan-pelan. Kami langsung pakai masker,” cerita Maria Larantuka, warga setempat. Anak-anak sekolah terpaksa belajar di rumah, sementara petani menunda turun ke kebun karena abu menutupi tanaman.
Langkah Antisipasi dan Rekomendasi Resmi PVMBG
Pemerintah daerah dan PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki:
- Dilarang beraktivitas dalam radius 6 km dari kawah.
- Gunakan masker atau pelindung wajah untuk menghindari bahaya abu vulkanik.
- Hindari penyebaran hoaks atau informasi tidak resmi.
- Waspadai potensi banjir lahar hujan, terutama di wilayah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
- Pemerintah daerah diminta berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera dan BPBD NTT.
Petugas juga mengingatkan bahwa hujan abu dapat berdampak pada pernapasan dan kesehatan mata, terutama bagi anak-anak dan lansia. Oleh karena itu, pembagian masker dan air bersih mulai dilakukan di beberapa titik desa terdampak.
Kondisi Terbaru: Status Siaga Masih Berlaku
Hingga laporan ini ditulis, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki masih berlangsung secara periodik. Visual di area puncak menunjukkan asap kawah bertekanan lemah dengan warna putih hingga kelabu dan intensitas tipis. Aktivitas gempa vulkanik dalam, tektonik lokal, dan tektonik jauh masih terekam di seismograf.
“PVMBG terus melakukan pemantauan intensif. Kami akan memperbarui informasi setiap kali ada perkembangan signifikan,” kata Agustinus Bani, petugas Pos PGA yang bertugas di lokasi.
Makna di Balik Langit Flores Kelabu
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki bukan sekadar fenomena alam biasa bagi masyarakat Flores Timur. Gunung ini dianggap memiliki nilai spiritual tinggi. Banyak warga percaya bahwa setiap kali Langit Flores Kelabu, alam sedang mengingatkan manusia untuk tetap rendah hati dan menjaga keseimbangan.
Namun bagi para ahli, aktivitas vulkanik seperti ini adalah bagian dari siklus alami bumi yang tak bisa dihindari. Yang terpenting adalah kesiapan dan kesadaran masyarakat untuk selalu siaga menghadapi potensi bencana.
Penutup: Waspada, Namun Jangan Panik
Fenomena Langit Flores Kelabu, Gunung Lewotobi Erupsi Lagi!! menjadi pengingat kuat bahwa Indonesia berada di jalur “cincin api” yang selalu aktif. Warga di sekitar Flores Timur diimbau tetap tenang, mengikuti arahan resmi, dan tidak melakukan aktivitas berisiko di area terlarang.
Semoga kondisi segera membaik dan aktivitas gunung kembali stabil, sementara langit Flores perlahan kembali biru.

