
Gelombang Kejutan di Dunia Hiburan Tanah Air
Dunia hiburan Indonesia kembali diguncang kabar mengejutkan. Menjelang akhir Oktober 2025, publik dikejutkan dengan berita bahwa Onadio Leonardo, musisi sekaligus aktor yang dikenal lewat band Killing Me Inside, kembali berurusan dengan pihak berwajib.
Kabar itu sontak viral dengan tajuk “Udah mau tobat! Onadio Leonardo ditangkap kembali diduga terkait narkoba”. Banyak yang tak percaya, sebab sebelumnya Onadio sempat menyatakan dirinya sudah berhenti dari narkoba dan ingin fokus pada keluarga kecilnya.
Penangkapan ini dikonfirmasi oleh Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ahmad David, yang membenarkan bahwa pihaknya masih mendalami kasus dugaan penyalahgunaan narkoba tersebut. Meski belum semua detail kronologi terungkap, kasus ini langsung menyita perhatian luas.
Dulu Sempat Ngaku Tobat, Kini Kembali Terjerat
Beberapa waktu sebelum penangkapan, Onadio sempat tampil di kanal YouTube Atta Halilintar dan secara jujur bercerita soal masa lalunya yang kelam.
Ia mengaku sempat mencoba narkoba karena rasa penasaran yang berujung pada kecanduan.
“Awalnya cuma penasaran. Pas udah nyoba, denial. Lo tahu itu salah tapi lo denial,” ucap Onadio jujur.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengaku ingin berhenti total. Dorongan terbesarnya datang dari keluarga: istri dan anak.
“Pertama, gue takut ketangkep. Kedua, gue punya istri dan anak. Ketiga, udah tua juga buat bandel,” katanya waktu itu.
Namun, harapan publik bahwa ia benar-benar tobat kini kembali diuji. Penangkapan terbaru ini seakan menjadi babak baru yang sulit dipercaya bagi sosok yang sebelumnya sempat mengaku ingin berubah.
Penangkapan di Rempoa: Bukan Operasi Mendadak
Dilansir viva.co.id, Penangkapan Onadio Leonardo terjadi di rumahnya di Trevista Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, pada Kamis malam, 30 Oktober 2025. Polisi menyebut operasi ini merupakan hasil pengembangan dari kasus sebelumnya di wilayah Sunter, Jakarta Utara.
Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, menjelaskan bahwa aparat berhasil mengamankan tiga orang di lokasi, yakni Onadio, sang istri Beby Prisillia, dan seorang teman pria.
“Ini pengembangan dari kasus sebelumnya. Dari situ kami bergerak ke Rempoa dan mengamankan tiga orang, termasuk Onad,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (31/10).
Penangkapan berlangsung tanpa perlawanan. Polisi menyebut Onad dan Beby sedang beraktivitas biasa di rumah ketika aparat datang.
Barang Bukti: Sisa Ganja dan Peralatan Pakai
Dari lokasi kejadian, polisi menemukan satu klip plastik kecil berisi sisa batang ganja, selembar papir bekas lintingan, satu boks kecil, dan tiga unit telepon genggam.
Meskipun tidak ada barang bukti dalam jumlah besar, temuan itu cukup untuk memicu pemeriksaan lebih lanjut.
“Barang bukti ekstasi yang sempat disebut sudah habis digunakan. Yang tersisa hanya beberapa sisa ganja,” kata Ade Ary.
Polisi menduga penggunaan narkoba dilakukan secara pribadi, bukan untuk diperjualbelikan. Saat ini penyidik masih menelusuri asal barang haram tersebut dan kemungkinan adanya jaringan pemasok.
Istri Turut Diamankan: Fakta yang Mengejutkan Publik
Nama Beby Prisillia, istri Onadio, ikut terseret dalam kasus ini. Ia diamankan bersama suaminya di lokasi penangkapan. Polisi belum bisa memastikan apakah Beby ikut menggunakan atau hanya berada di tempat yang sama saat operasi berlangsung.
“Benar, Beby Prisillia juga kami amankan,” ujar Ade Ary tegas.
Namun, hingga kini peran Beby masih dalam proses penyelidikan. Publik pun terkejut karena pasangan ini dikenal cukup harmonis di media sosial.
Menariknya, sehari sebelum penangkapan, Onad sempat tampil di acara FYP Trans7, memberikan ucapan ulang tahun kepada Beby yang baru berusia 29 tahun.
Dengan gaya bercanda khasnya, Onad berkata, “Semoga langgeng terus, badai pasti ada karena lagunya ‘Badai Pasti Berlalu’.”
Ucapan manis itu kini viral kembali di media sosial, dianggap ironis setelah penangkapannya.
Polisi: Onad Diduga Korban Penyalahgunaan, Bukan Bandar
Dalam perkembangan terbaru, AKP Wisnu Wirawan dari Polres Metro Jakarta Barat menyebut bahwa Onadio kemungkinan adalah korban penyalahgunaan narkoba, bukan pengedar atau bandar.
“Informasi awal menyebutkan inisial LO (Onad) ini merupakan korban penyalahgunaan narkoba,” ujarnya.
Pernyataan tersebut membuat publik sedikit lega. Polisi menegaskan bahwa status hukum Onad dan Beby masih dalam tahap pemeriksaan. Hasil tes urine serta keputusan apakah mereka akan menjalani rehabilitasi atau dikenakan pasal pidana masih menunggu hasil laboratorium.
Sementara itu, kondisi fisik Onad dilaporkan sehat. “Sehat-sehat saja, proses pemeriksaan berjalan normal,” tambah AKP Wisnu.
Publik Terbelah: Antara Kecewa dan Simpati
Reaksi publik terhadap kasus ini cukup beragam. Ada yang kecewa karena merasa Onadio telah mengingkari janji tobatnya, namun tak sedikit pula yang menunjukkan empati.
Salah satu rekan selebriti, Habib Jafar, menyampaikan, “Kaget dan kecewa, tapi kita tetap doakan semoga Onad bisa benar-benar berubah.”
Tagar #OnadioLeonardo dan #Onad pun menjadi trending di media sosial. Warganet membanjiri kolom komentar akun Instagram Onad dan Beby dengan doa, kritik, dan harapan agar keduanya mendapat pelajaran berharga dari kejadian ini.
Dunia Hiburan dan Tekanan di Baliknya
Kasus Udah mau tobat! Onadio Leonardo ditangkap kembali diduga terkait narkoba bukan hanya tentang pelanggaran hukum, tetapi juga tentang sisi gelap tekanan dunia hiburan.
Popularitas sering kali membuat seseorang terjebak dalam stres dan ekspektasi tinggi, yang bisa berujung pada pelarian ke hal-hal destruktif seperti narkoba.
Onad sendiri pernah berkata bahwa ia mulai mengenal narkoba di usia 21 tahun, saat kariernya di Killing Me Inside sedang naik daun. “Kalau gue bisa jaga diri waktu itu, mungkin gue bisa lebih besar di band,” ungkapnya dalam wawancara lama.
Penutup: Harapan untuk Rehabilitasi dan Perubahan Nyata
Kini, Onadio Leonardo kembali dihadapkan pada pilihan hidup yang sama: tenggelam dalam lingkaran gelap atau bangkit dengan kesadaran baru.
Polisi memastikan proses hukum akan dijalankan secara profesional dan transparan. Jika terbukti hanya sebagai pengguna, Onad kemungkinan besar akan menjalani rehabilitasi.
Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa ketenaran bukan jaminan bebas dari kelemahan manusiawi. Di balik sorotan kamera, ada pergulatan pribadi yang tidak semua orang tahu.
Masyarakat diimbau untuk tidak langsung menghakimi, melainkan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran bersama—bahwa bahaya narkoba bisa menjerat siapa pun, bahkan mereka yang sudah “udah mau tobat.”

