
Lombok Barat –“Gara-Gara Cemburu, Pacar Tega Bunuh dan Cor Jasad Kekasih” mengguncang warga Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Seorang wanita bernama Nurminah (30) awalnya dilaporkan hilang pada 12 Agustus 2025. Laporan tersebut disampaikan kakaknya, Sarinah, ke Polsek Gerung setelah korban tak kunjung pulang selama beberapa hari.
Awalnya, keluarga mengira Nurminah hanya pergi tanpa pamit. Namun penyelidikan polisi justru membuka fakta mencengangkan: korban ternyata menjadi korban pembunuhan oleh kekasihnya sendiri.

Kronologi Kejadian
Pertemuan yang Berujung Maut
Dilansir dari detik.com, Berdasarkan hasil penyidikan, Nurminah terakhir kali bertemu dengan kekasihnya yang berinisial IH alias Imam Idayat, pada Minggu 10 Agustus 2025 di rumah pelaku di Kompleks Perumahan Griya Perembun Asri, Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi.
Menurut keterangan polisi, pertengkaran terjadi akibat kecemburuan yang memuncak. Pelaku memukul korban hingga tidak sadarkan diri. Bukannya meminta pertolongan, ia justru menyeret tubuh kekasihnya ke arah sumur dalam rumah.
Upaya Menyembunyikan Jasad
Agar aksinya tidak terungkap, pelaku menimbun jasad korban dengan pasir, lalu menuangkan adukan semen hingga korban terkubur dalam beton. Cara kejam ini membuat proses pencarian berlangsung lama.
“(Mayat ditemukan) tanpa busana, sehingga kami dari tim evakuasi memberikan semacam kain untuk menutup jenazahnya,” ujar Zubaidi.

Terbongkarnya Kasus
Penyelidikan polisi menuntun ke rumah IH. Pada Sabtu 23 Agustus 2025, pelaku akhirnya ditangkap di kediaman orang tuanya di Gebang Baru, Kota Mataram.
Dalam pemeriksaan, IH mengaku telah menganiaya kekasihnya. Polisi pun segera melakukan penggalian di lokasi kejadian.
Evakuasi Dramatis
Proses evakuasi pada Minggu 24 Agustus berlangsung dramatis. Jenazah korban ditemukan terkubur hingga tiga meter di dalam semen. Tim gabungan dari Polres Lombok Barat, Inafis, dan forensik Polda NTB bekerja keras selama enam jam untuk mengangkat jasad yang sudah menyatu dengan buis beton.
Kapolres Lombok Barat, AKBP Yasmara Harahap, menyebut evakuasi sempat terkendala karena setiap lapisan sumur dicor semen oleh pelaku untuk menyamarkan kejahatannya. Setelah berhasil diangkat, jenazah Nurminah dibawa ke RS Bhayangkara Mataram untuk diautopsi.

Motif di Balik Kejahatan
Polisi menduga motif utama adalah cemburu buta. Kecurigaan pelaku terhadap korban memicu amarah yang berujung pada kekerasan fatal. Meski demikian, pihak kepolisian masih terus mendalami kemungkinan motif lain, termasuk faktor ekonomi atau masalah pribadi yang belum terungkap.
Kasus “Gara-Gara Cemburu, Pacar Tega Bunuh dan Cor Jasad Kekasih” ini menjadi pengingat betapa berbahayanya hubungan yang dilandasi kekerasan dan emosi tak terkendali.
Reaksi Warga dan Keluarga
Warga di sekitar Griya Perembun Asri mengaku kaget sekaligus geram. Mereka tak menyangka rumah yang tampak tenang ternyata menyimpan rahasia kelam. Keluarga korban pun menuntut hukuman setimpal bagi pelaku yang tega menghabisi nyawa orang yang dicintainya sendiri.
Langkah Hukum Selanjutnya
Polres Lombok Barat telah menahan IH dengan sejumlah barang bukti, termasuk pengakuannya. Pelaku dijerat pasal berlapis tentang pembunuhan berencana dan penghilangan nyawa orang lain. Ancaman hukumannya berat, bisa mencapai hukuman penjara seumur hidup atau bahkan pidana mati.
Refleksi: Cemburu yang Berujung Tragedi
Kisah ini bukan sekadar kriminal biasa. Ia menyoroti bahaya cemburu yang tidak sehat dalam hubungan. Ketika emosi tidak dikendalikan, cinta bisa berubah menjadi bencana. Tragedi ini seharusnya menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap tanda-tanda kekerasan dalam hubungan, serta berani mencari bantuan sebelum terlambat.
Penutup
Kasus “Gara-Gara Cemburu, Pacar Tega Bunuh dan Cor Jasad Kekasih” di Lombok Barat menunjukkan betapa rapuhnya garis tipis antara cinta dan kekerasan yang terjadi. Nurminah yang awalnya hanya dianggap hilang, akhirnya ditemukan dalam kondisi tragis. Pelaku kini menunggu proses hukum, sementara keluarga korban menanggung duka mendalam.
Masyarakat berharap aparat hukum dapat memberikan keadilan, sekaligus menjadikan kasus ini peringatan penting agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan.
Hingga saat ini, tim forensik Polda NTB bersama Inafis Polres Lombok Barat masih melakukan persiapan untuk membongkar sumur yang diduga menjadi tempat korban disembunyikan. Situasi di sekitar lokasi dilaporkan dalam kondisi kondusif.

