
Peristiwa penyanderaan dua anak oleh ayah kandungnya di sebuah ruko fotokopi kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, menggegerkan warga setempat pada Jumat (17/10/2025) pagi. Aksi dramatis ini membuat masyarakat panik dan berbondong-bondong menyaksikan upaya penyelamatan yang dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran bersama aparat kepolisian.
Kronologi Kejadian: Warga Dikejutkan Tangisan Anak dari Dalam Ruko
Kejadian bermula sekitar pukul 08.35 WIB di sebuah ruko fotokopi di Jalan Kalisari RT 002 RW 03, Pasar Rebo. Sejumlah warga Pasar Rebo mendengar suara tangisan anak-anak dari dalam ruko tersebut. Curiga ada sesuatu yang tidak beres, mereka segera melapor ke Pos Pemadam Kebakaran Sektor Pasar Rebo.
“Warga langsung datang meminta bantuan karena terdengar suara anak kecil menangis histeris,” tulis laporan Command Center Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta.
Tak butuh waktu lama, tiga personel Gulkarmat diterjunkan ke lokasi. Ketika tiba, mereka mendapati seorang pria paruh baya yang diketahui sebagai ayah kandung kedua anak itu menolak membuka pintu dan terus berteriak dengan emosi tidak stabil.
Upaya Penyelamatan yang Menegangkan
Dilanisr tribunnews.com, Menurut Kasie Operasional Gulkarmat Jakarta Timur, Abdul Wahid, timnya tiba di lokasi Pasar Rebo sekitar pukul 08.46 WIB. Saat itu situasi benar-benar mencekam. Warga yang berkumpul di depan ruko semakin cemas karena pelaku terus berteriak sambil menolak upaya negosiasi.
“Evakuasi dimulai pukul 08.47 WIB dan berlangsung hampir 40 menit. Sekitar pukul 09.29 WIB, kedua anak berhasil kami selamatkan dalam keadaan selamat,” ungkap Abdul.
Petugas memecah kaca bagian samping untuk membuka akses masuk. Sementara itu, tim lain menenangkan pelaku yang tampak linglung dan tidak menyadari tindakannya. Setelah berhasil dievakuasi, kedua anak langsung dibawa ke rumah Ketua RT untuk mendapat perlindungan sementara. Mereka terlihat pucat, namun dalam kondisi fisik yang stabil.
Identitas Pelaku dan Dugaan Gangguan Mental
Pelaku diketahui berinisial RH (40), pemilik ruko yang juga merupakan ayah kandung dari kedua korban — seorang anak perempuan berusia 12 tahun dan adiknya laki-laki berusia 8 tahun. Menurut keterangan warga, RH sudah beberapa bulan terakhir menunjukkan perilaku aneh dan kerap berbicara sendiri.
“Dia kelihatannya sering berhalusinasi. Kadang berbicara sendiri atau marah tanpa alasan,” ujar Rosdi, Ketua RT setempat.
Rosdi menambahkan, pagi itu warga sempat melihat RH menutup seluruh jendela ruko sebelum terdengar suara tangisan anak-anak.
Polisi: Pelaku Diduga ODGJ dan Alami Depresi Berat
Kapolsek Pasar Rebo, AKP I Wayan Wijaya, membenarkan bahwa pelaku langsung diamankan usai proses penyelamatan. “Kedua anaknya telah diserahkan kepada keluarga, sementara pelaku dibawa ke RSKD Duren Sawit, rumah sakit khusus kejiwaan,” terang Wayan.
Menurut hasil pemeriksaan awal, RH diduga mengalami depresi berat yang membuatnya kehilangan kendali atas diri sendiri. Polisi bersama Dinas Sosial masih menelusuri penyebab pasti hingga pria tersebut nekat menyandera dua anak kandungnya sendiri.
“Pelaku terlihat linglung, sulit diajak bicara, dan tidak sadar dengan tindakannya. Dugaan sementara, ia mengalami gangguan kejiwaan,” tambah Wayan.
Reaksi Warga: Panik, Cemas, dan Tak Menyangka
Warga sekitar mengaku masih syok dengan peristiwa yang menegangkan itu. Banyak yang tidak menyangka RH, yang dikenal pendiam, bisa melakukan tindakan ekstrem seperti ini.
“Saya kira awalnya cuma pertengkaran biasa. Tapi waktu dengar anak-anak menangis, kami semua takut terjadi hal buruk,” ungkap Yati, salah satu warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi.
Sementara itu, Rosdi mengaku lega setelah kedua anak berhasil dievakuasi dengan selamat. “Kami hanya bisa bersyukur petugas datang cepat. Kalau terlambat sedikit saja, entah apa yang terjadi,” katanya dengan nada haru.
Petugas Gulkarmat Dapat Pujian: Penyelamatan Cepat dan Aman
Aksi cepat petugas Gulkarmat Jakarta mendapat apresiasi dari warga. Mereka dinilai sigap dan berani menghadapi situasi yang berisiko tinggi. Dalam video yang beredar di media sosial, tampak petugas berusaha menenangkan pelaku sambil mencari celah untuk masuk ke dalam ruko.
“Koordinasi berjalan baik antara petugas pemadam, kepolisian, dan Satgas Kelurahan. Kami fokus menyelamatkan korban tanpa memicu emosi pelaku,” jelas Abdul Wahid.
Setelah operasi penyelamatan selesai, lokasi kejadian langsung dipasangi garis polisi untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi, termasuk keluarga pelaku dan warga sekitar.
Setelah Insiden: Anak Dibawa Keluarga, Pelaku Dirawat Intensif
Usai penyelamatan, kedua anak dibawa oleh kakak pelaku untuk mendapatkan pendampingan dan ketenangan psikologis. Sementara RH kini menjalani perawatan di rumah sakit jiwa dan masih dalam pengawasan tenaga medis.
Pihak Dinas Sosial Jakarta Timur menyatakan siap memberikan dukungan psikologis bagi kedua anak korban penyanderaan. “Kami akan berkoordinasi dengan keluarga dan memastikan anak-anak mendapat perlindungan yang layak,” ujar perwakilan Dinsos setempat.
Refleksi: Pentingnya Deteksi Dini Gangguan Mental
Kasus Gempar! Dua anak disandera ayahnya yang diduga ODGJ di ruko Pasar Rebo menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap kondisi mental di lingkungan sekitar. Gangguan jiwa tidak selalu tampak jelas, namun bisa berujung pada tindakan berbahaya bila tidak ditangani sejak dini.
Menurut sejumlah pakar, depresi atau gangguan mental berat dapat memicu perilaku agresif terhadap orang terdekat. Oleh karena itu, peran keluarga dan lingkungan menjadi kunci dalam memberikan dukungan dan pertolongan sebelum situasi memburuk.
Kesimpulan
Insiden penyanderaan dua anak oleh ayahnya di Pasar Rebo ini berakhir tanpa korban jiwa, namun meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Berkat kesigapan petugas dan kepedulian warga, kedua anak berhasil diselamatkan tepat waktu.
Peristiwa Gempar! Dua anak disandera ayahnya yang diduga ODGJ di ruko Pasar Rebo menjadi pelajaran penting tentang pentingnya kepedulian sosial dan kesadaran akan kesehatan mental. Diharapkan, kasus seperti ini tidak terulang kembali, dan masyarakat semakin sadar untuk mencari bantuan profesional bila ada tanda-tanda gangguan psikologis di sekitar mereka.

