
Kasus pengakuan awal penculik kacab bank yang sempat kabur ke NTT kembali menyita perhatian publik. EW alias Eras, salah satu eksekutor penculikan terhadap Mohamad Ilham Pradipta (37), akhirnya ditangkap tim gabungan Subdit Jatanras Polda Metro Jaya ketika baru saja mendarat di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, NTT pada Kamis (21/8).
Momen penangkapan ini terekam jelas dalam sebuah video yang diunggah perwira polisi Iptu Zakaria, atau yang lebih dikenal dengan nama Jacklyn. Dalam rekaman tersebut, terlihat Eras dicegat begitu pesawat dari Jakarta mendarat. Ia langsung dibawa ke ruang pemeriksaan sementara untuk diinterogasi.
Pertanyaan pertama yang dilontarkan polisi cukup lugas:
“Kamu cerita dari awal ya. Kamu awalnya di sini apa sudah tinggal di Jakarta?”
Eras pun menjawab singkat bahwa dirinya sudah lama tinggal di Jakarta. Dari sana, interogasi berlanjut mengenai siapa saja yang terlibat dalam mobil putih—kendaraan yang digunakan para pelaku untuk menculik Ilham.
Pengakuan Awal Penculik Kacab Bank yang Sempat Kabur : Siapa Saja yang Terlibat?

Dilansir dari detik.com, Dalam pengakuannya, Eras menyebut beberapa nama lain yang ikut serta dalam aksi tersebut: Andre, Ronald, Berto, dan Arifin. Ia mengakui bahwa mobil putih itu memang dipakai untuk menyergap korban di area parkir supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Rekaman CCTV sebelumnya sudah memperlihatkan bagaimana Ilham, yang baru saja keluar dari meeting bersama rekan kerjanya, berjalan menuju mobil hitam miliknya. Tanpa disadari, para pelaku Penculik Kacab Bank telah menunggu. Begitu pintu mobil hitam terbuka, korban langsung disergap dan dipaksa masuk ke mobil putih.
Dari NTT Kembali ke Jakarta: Pelarian yang Singkat
Meski sempat mencoba melarikan diri ke Nusa Tenggara Timur, pelarian Eras ternyata tidak berlangsung lama. Usai ditangkap siang hari di Labuan Bajo, ia langsung diterbangkan kembali ke Jakarta dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 22.00 WIB.
Di Jakarta, Eras kembali diperiksa bersama tiga tersangka lainnya yang lebih dulu diamankan, masing-masing berinisial AT, RS, dan RAH. Ketiganya ditangkap Tim Subdit Resmob Polda Metro Jaya di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Misteri Motif yang Belum Terungkap
Yang membuat publik bertanya-tanya, hingga kini polisi masih menelusuri motif di balik penculikan dan pembunuhan ini. Ilham ditemukan tewas keesokan paginya di Serang Baru, Bekasi, dengan kondisi mengenaskan: mata, tangan, dan kaki terikat di semak-semak.
Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya, AKBP Resa Fiardi Marasabessy, menegaskan bahwa empat orang yang ditangkap ini hanyalah eksekutor penculikan, bukan pelaku pembunuhan. Artinya, ada pihak lain yang diduga lebih berperan dalam menghabisi nyawa korban maupun merancang skenario kriminal tersebut.
Hingga kini, publik masih menunggu jawaban: siapa dalang sebenarnya dan apa tujuan utama di balik penculikan yang berujung kematian ini?
Kronologi Singkat Kasus
Untuk memudahkan, berikut alur singkat peristiwa:
- 20 Agustus 2025 – Ilham selesai rapat dengan kolega di Pasar Rebo, lalu berjalan ke mobilnya.
- Para pelaku dengan mobil putih langsung menyergap dan memaksa Ilham masuk.
- Keluarga dan pihak kantor mulai kehilangan kontak dengan korban.
- 21 Agustus 2025 (pagi) – Ilham ditemukan meninggal dunia di Serang Baru, Bekasi.
- 21 Agustus 2025 (siang) – Eras ditangkap di Bandara Komodo, Labuan Bajo, setelah mencoba melarikan diri.
- 21 Agustus 2025 (malam) – Eras dibawa ke Jakarta untuk diperiksa bersama tersangka lainnya.
Reaksi Publik dan Harapan
Kasus ini memicu kehebohan di masyarakat. Seorang Kepala cabang bank BRI bisa menjadi korban penculikan dan berakhir tragis dalam hitungan jam. Banyak pihak berharap kepolisian dapat segera mengungkap dalang utama serta motif di balik kejahatan keji ini.
Di sisi lain, muncul kekhawatiran mengenai keamanan publik, terutama di kota besar seperti Jakarta. Fakta bahwa korban diculik di area parkir sebuah supermarket—lokasi yang biasanya dianggap aman—membuat masyarakat semakin waspada.
Kesimpulan
Pengakuan awal penculik kacab bank yang sempat kabur ke NTT membuka sedikit demi sedikit tabir kasus ini. Namun, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, terutama soal siapa dalang utama dan apa motif sebenarnya.
Yang jelas, kerja cepat kepolisian dalam menangkap para pelaku di berbagai lokasi—bahkan hingga ke Labuan Bajo—menjadi bukti keseriusan aparat menuntaskan kasus yang sudah menelan korban jiwa ini. Publik kini menanti kelanjutan proses hukum dan siapa saja yang akan terseret berikutnya.

