
Minggu pagi, 17 Agustus 2025, warga Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dikejutkan oleh guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0. Getaran kuat yang berlangsung sekitar 15 detik membuat masyarakat panik dan berlarian keluar rumah tanpa sempat membawa barang berharga.
Meski tidak berpotensi tsunami, dampak gempa ini tetap memakan korban. Satu orang dinyatakan meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan bangunan gereja yang sedang dalam proses pembangunan. Puluhan lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis. Situasi ini menandai bahwa Poso diguncang gempa, korban jiwa mulai berjatuhan dan kerugian material tidak dapat dihindari.
Detik-Detik Poso Diguncang Gempa 5,8 Magnitudo
Pusat gempa berada di darat, hanya 10 kilometer di bawah permukaan tanah, dengan episenter sekitar 18 kilometer barat laut Poso. Kedekatan sumber gempa dengan permukaan membuat getarannya terasa kuat di berbagai kecamatan, terutama di Poso Pesisir seperti Desa Masani, Tokorondo, Towu, hingga Pinedapa.
Banyak warga mengaku merasakan guncangan saat masih berada di dalam rumah. Beberapa bahkan berlari keluar hanya dengan pakaian seadanya. Anak-anak menangis, sementara para orang tua berusaha menenangkan keluarga mereka. Meski sudah mereda, banyak warga yang enggan kembali ke rumah karena takut terjadi gempa susulan.

Korban Jiwa dan Kerusakan yang Ditimbulkan
Dilansir dari okezone.com Satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Minggu 17 Agustus 2025. Data sementara yang dirilis BPBD Kabupaten Poso mencatat:
- 1 orang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan di Gereja Elim Masani.
- 29 orang luka-luka, terdiri dari 13 orang yang dirawat di RSUD Poso—dua di antaranya dalam kondisi kritis—serta enam orang yang mendapatkan perawatan di Puskesmas Tokorondo.
- 12 rumah rusak berat dan 33 rumah rusak ringan tersebar di beberapa desa.
- 1 fasilitas ibadah dilaporkan roboh sebagian.
Kondisi ini memperkuat fakta bahwa Poso diguncang gempa, korban jiwa mulai berjatuhan, dan upaya penanganan cepat sangat dibutuhkan agar jumlah korban tidak bertambah.
Tanggap Darurat: BNPB dan BPBD Bergerak Cepat
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, langsung menginstruksikan rapat darurat melalui jalur komunikasi digital. Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, memimpin koordinasi bersama pemerintah daerah, termasuk Bupati Poso dan jajaran Forkopimda.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB dijadwalkan berangkat pada Senin dini hari menuju lokasi terdampak. Bantuan tahap awal yang dibawa meliputi:
- Paket makanan siap saji.
- Tenda pengungsi dan tenda keluarga.
- Selimut, matras, dan hygiene kit.
- Obat-obatan serta perlengkapan medis darurat.
BNPB menekankan bahwa penanganan medis bagi korban luka harus diprioritaskan. Selain itu, tim juga mulai menyiapkan lokasi pengungsian yang layak untuk menampung warga yang kehilangan rumah.
Warga Poso Masih Trauma
Hingga malam hari, banyak warga memilih bertahan di luar rumah, mendirikan tenda darurat sederhana dari terpal atau kain seadanya. Ketakutan akan gempa susulan membuat mereka sulit tidur. Beberapa warga bahkan masih terngiang suara reruntuhan bangunan saat guncangan terjadi.
“Rasanya seperti rumah diguncang keras, barang-barang jatuh, kami langsung lari keluar. Sampai sekarang masih takut masuk rumah lagi,” ungkap seorang warga Desa Tokorondo.
Langkah Keselamatan: Apa yang Perlu Dilakukan?

BNPB mengingatkan masyarakat agar tetap tenang namun waspada. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan warga untuk mengurangi risiko:
- Hindari bangunan retak atau miring. Jangan nekat masuk ke dalam rumah yang berpotensi roboh.
- Siapkan tas siaga bencana. Isi dengan air minum, makanan ringan, obat-obatan, senter, power bank, serta dokumen penting.
- Ketahui jalur evakuasi. Pastikan setiap anggota keluarga tahu rute tercepat menuju titik aman.
- Gunakan sistem peringatan sederhana. Misalnya menumpuk panci atau kaleng bekas agar jatuh saat gempa dan menimbulkan bunyi sebagai alarm.
- Ikuti informasi resmi. Jangan mudah percaya pada isu atau kabar bohong yang justru memperkeruh suasana.
Dampak Sosial dan Harapan Pemulihan
Selain korban jiwa dan luka, gempa ini juga menimbulkan dampak sosial. Anak-anak terpaksa libur sekolah karena gedung rusak, sementara para orang tua kehilangan sumber mata pencaharian akibat rumah dan toko hancur. Pemerintah daerah berharap pemulihan bisa segera dilakukan agar masyarakat tidak terlalu lama berada di pengungsian.
Solidaritas warga juga tampak nyata. Banyak masyarakat saling membantu, berbagi makanan, dan mendirikan tenda bersama. Organisasi sosial serta relawan dari berbagai daerah dikabarkan mulai menuju Poso untuk memberikan dukungan.
Kejadian ini kembali mengingatkan kita bahwa Indonesia adalah wilayah rawan gempa karena berada di cincin api Pasifik. Tragedi Poso diguncang gempa, korban jiwa mulai berjatuhan menjadi pelajaran penting bahwa kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan, baik di tingkat individu maupun pemerintah.
Semoga penanganan darurat berjalan lancar, korban luka segera pulih, dan masyarakat Poso bisa bangkit kembali dari musibah ini.

