
Debat panas antara Rocky Gerung dan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa kembali mencuat ke publik. Dalam forum bertajuk Great Lecture Transformasi Ekonomi Nasional yang digelar di Jakarta, Purbaya sempat melontarkan kritik tajam kepada Rocky. Tak mau kalah, Rocky Gerung balik menyindir Purbaya dan bahkan menyebut posisi Menkeu tak lebih dari sekadar “kasir negara”.
Saling balas sindiran ini langsung menjadi perbincangan hangat, bukan hanya karena gaya penyampaian keduanya, tetapi juga karena menyentuh substansi penting: siapa sebenarnya yang paling menentukan arah pertumbuhan ekonomi nasional.
Gaya Santai Menkeu yang Mengundang Gelak Tawa
Purbaya tampil mengejutkan dalam forum tersebut. Dengan gaya santai dan penuh humor, ia menyindir narasi Rocky Gerung yang kerap menyebut Presiden Joko Widodo tidak melakukan apa-apa dalam pembangunan ekonomi.
“Akibatnya, ekonomi pertumbuhannya seperti ini, tumbuh lagi kita, recover. Jadi saya mau kritik Pak Rocky Gerung sedikit. Dia suka ngeledekin Jokowi enggak ngapa-ngapain. Ini buktinya, Pak,” ujar Purbaya sambil menunjuk grafik pertumbuhan ekonomi di layar.
Ucapan itu disambut tepuk tangan meriah audiens. Bahkan banyak yang menyebut gaya Purbaya mirip stand-up comedian yang lihai membungkus kritik dengan guyonan. Namun di balik lelucon, ia menekankan poin serius: pemulihan ekonomi pasca pandemi bukanlah kebetulan, melainkan hasil kebijakan aktif pemerintah.
Purbaya Tegaskan Peran Jokowi
Dalam sesi lanjutannya, Purbaya menegaskan bahwa capaian pertumbuhan beberapa tahun terakhir tidak lepas dari peran langsung Presiden Jokowi. Menurutnya, kebijakan fiskal, insentif, dan stimulus yang digulirkan pemerintah berhasil menjaga daya beli masyarakat sekaligus menopang pemulihan.
“Presiden Jokowi itu berjasa buat kita, walaupun di sampingnya ada saya sih,” ujar Purbaya sambil tersenyum.
Ia juga menambahkan bahwa Rocky perlu memahami ekonomi lebih mendalam, sebab pemulihan tidak terjadi secara alami. Gangguan ekonomi global, kata dia, bisa diatasi karena ada campur tangan kebijakan yang terukur.
Rocky Gerung Balas Sindiran Menkeu
Tak lama setelah forum itu, Rocky Gerung sindir Menkeu, disebut cuma “kasir negara” dalam wawancara bersama YouTube Mardani Ali Sera. Menurut Rocky, Purbaya terlalu mengandalkan pendekatan teori monetaris ala Milton Friedman, yang hanya fokus pada distribusi uang.
“Pertumbuhan itu tidak datang dari kebijakan menteri keuangan. Menkeu ibarat kasir negara, hanya mengatur aliran uang, bukan menciptakan pertumbuhan ekonomi,” tegas Rocky.
Dilansir dari tribunnews.com, Ia menilai, sektor yang paling menentukan justru kementerian teknis seperti perindustrian, perdagangan, dan pertanian. Sayangnya, menurut Rocky, kementerian itu sering kali dikuasai oleh politisi yang ia sebut “copet”, sehingga orientasinya lebih pada kepentingan kelompok daripada kepentingan rakyat.
Kritik Rocky pada Ekologi Politik
Rocky tak berhenti pada sindiran personal. Ia juga menyoroti ekosistem politik yang menurutnya terlalu sarat kepentingan. Infrastruktur ekonomi yang seharusnya menopang target pertumbuhan 8 persen, justru dikendalikan oleh elite politik yang lebih fokus pada pembagian kekuasaan.
“Kita boleh saja bicara soal suplai uang, tapi apakah ada demand? Jangan-jangan justru ditunggu oleh politisi. Selama ekologi politik tidak diubah, wacana pertumbuhan ini hanya retorika,” ujar Rocky.
Bagi Rocky, tanpa perubahan struktural besar (radical break), optimisme pemerintah hanya akan menjadi slogan.
Purbaya: Dari Ekonom Senior ke Menteri Keuangan
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa bukan sosok baru di dunia ekonomi. Sebelum menjabat, ia dikenal sebagai ekonom senior, pernah menjadi Deputi Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta aktif di Badan Kebijakan Fiskal.
Penunjukannya sebagai Menteri Keuangan pada 2025 oleh Presiden terpilih saat itu sempat menimbulkan kontroversi. Karakternya yang lugas dan gaya komunikasi blak-blakan membuat banyak pihak menilai Purbaya bisa membawa nuansa baru, meski di sisi lain kerap mengundang kontroversi.
Netizen Soroti “Duel Intelektual”
Cuplikan pernyataan keduanya yang tersebar di media sosial memicu beragam komentar.
- Sebagian warganet mendukung Purbaya karena dianggap mampu mematahkan kritik Rocky dengan data konkret.
- Di sisi lain, banyak pula yang menganggap sindiran Rocky lebih tajam, karena menyentil akar persoalan: lemahnya struktur ekonomi akibat kepentingan politik.
- Tak sedikit pula yang menyebut momen ini sebagai “duel intelektual” yang langka, ketika akademisi dan pejabat negara beradu gagasan secara terbuka.
Inti Perdebatan: Siapa Penggerak Ekonomi Sesungguhnya?
Dari perdebatan ini, setidaknya ada dua pandangan yang kontras:
- Pandangan Menkeu (Purbaya Yudhi Sadewa):
- Pertumbuhan ekonomi adalah hasil intervensi pemerintah.
- Stimulus fiskal, kebijakan pajak, dan insentif berhasil menjaga stabilitas.
- Presiden Jokowi berperan besar dalam mengarahkan kebijakan ekonomi.
- Pandangan Rocky Gerung:
- Menkeu hanya mengatur uang, bukan menciptakan pertumbuhan.
- Sektor riil dan kementerian teknis lebih menentukan arah ekonomi.
- Ekologi politik penuh kepentingan membuat kebijakan ekonomi tidak efektif.
Penutup: Sindiran yang Memantik Diskusi Publik
Perdebatan Rocky Gerung sindir Menkeu, disebut cuma “kasir negara”? menunjukkan betapa pentingnya diskursus publik soal arah ekonomi Indonesia. Di satu sisi, pemerintah ingin menunjukkan keberhasilan dengan data pertumbuhan. Di sisi lain, kritik Rocky menantang agar publik tak hanya terpaku pada angka, tetapi juga menyoroti struktur politik dan kebijakan jangka panjang.
Terlepas dari siapa yang lebih benar, satu hal pasti: adu argumen ini membuka ruang diskusi lebih luas tentang bagaimana seharusnya kebijakan ekonomi dijalankan agar benar-benar berpihak pada rakyat, bukan sekadar retorika di panggung politik.

