
Awal Mula Kasus: Dijanjikan Kerja di Dapur Restoran
Sebuah kabar mengejutkan datang dari Kamboja. Tiga WNI hampir menjadi korban perdagangan orang di Kamboja! Mereka awalnya dijanjikan pekerjaan layak sebagai staf dapur di sebuah restoran. Tawaran tersebut terdengar meyakinkan, terutama bagi mereka yang berharap bisa mendapatkan penghasilan lebih baik di luar negeri.
Namun, janji itu ternyata hanyalah modus penipuan. Begitu tiba di lokasi, tiga WNI tersebut justru diarahkan ke sebuah “scam resto” yang beroperasi sebagai kedok. Alih-alih menerima gaji, mereka malah hampir dijual ke perusahaan penipuan yang diduga bagian dari sindikat tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Aksi Melarikan Diri yang Dramatis

3 WNI tersebut, terdiri dari 2 orang pria dan 1 wanita. Mereka berhasil melarikan diri dari lokasi di daerah Krithum, Kamboja, dan kini telah berada dalam perlindungan kepolisian setempat. Salah satunya diketahui bernama Herman Laia atau Vano Laia, warga asal Nias yang tinggal di Medan.
Mereka sempat ditahan di daerah Krithum, Kamboja, namun berhasil melarikan diri setelah memanfaatkan celah kelengahan para pelaku. Aksi penyelamatan ini berlangsung dramatis. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat adegan baku hantam antara sekelompok pria di jalanan sepi dengan latar warung kecil di pinggir jalan.
Beruntung, upaya mereka membuahkan hasil. Kini ketiganya sudah berada dalam perlindungan kepolisian Kamboja, sehingga kondisi mereka relatif aman.
Perdagangan Orang kembali Viral di Media Sosial
Informasi ini pertama kali mencuat setelah akun Facebook Hendra Tanzhou membagikan video dari akun Koeun Theara. Tak lama kemudian, rekaman tersebut diunggah ulang oleh sejumlah akun Instagram, salah satunya @andre_lelanang pada Senin, 18 Agustus 2025. “Kasus ini kembali membuka mata publik tentang bahaya praktik perdagangan orang yang kerap mengincar warga Indonesia dengan janji pekerjaan di luar negeri,” tutup postingan tersebut.
Dalam video itu terlihat jelas bagaimana para korban mencoba menyelamatkan diri. Warganet pun segera ramai memberikan komentar, mulai dari ucapan simpati hingga peringatan agar lebih waspada terhadap tawaran kerja bodong di luar negeri.
Beberapa komentar warganet antara lain:
- “Mantap, daripada mati konyol lebih baik melawan. Semoga cepat pulih dan dapat yang terbaik.” — akun @amirullahfirman
- “Lengah sedikit bisa jadi korban perdagangan orang. Harus ekstra hati-hati!” — akun @lansnovic
Modus Perdagangan Orang Berkedok Lowongan Kerja
Kasus Tiga WNI hampir menjadi korban perdagangan orang di Kamboja! ini menambah panjang daftar praktik TPPO yang mengincar warga Indonesia. Modus yang dipakai biasanya serupa: menawarkan pekerjaan menjanjikan di luar negeri, lengkap dengan fasilitas dan gaji tinggi.
Namun kenyataannya, banyak korban yang justru:
- Dijebak bekerja di perusahaan ilegal (seperti penipuan online).
- Dipaksa menyerahkan dokumen pribadi sehingga sulit kabur.
- Disekap di lokasi tertentu dan tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga.
- Dijual ke pihak lain dengan iming-iming keuntungan besar bagi pelaku.
Peran Pemerintah dalam kasus Perdagangan Orang
Indonesia telah mengeluarkan UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
, sementara itu Kementerian Luar Negeri RI sebelumnya telah mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap tawaran kerja di luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara yang rawan sindikat perdagangan orang.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memverifikasi keaslian lowongan kerja melalui instansi resmi.
- Menghindari tawaran yang tidak masuk akal, seperti gaji tinggi tanpa syarat pengalaman.
- Melapor ke pihak berwenang jika menemukan indikasi penipuan.
- Menyimpan kontak KBRI atau KJRI di negara tujuan sebagai langkah antisipasi darurat.
Refleksi: Harus Lebih Waspada
Kasus viral ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat Indonesia. Tawaran kerja di luar negeri memang bisa menjadi peluang, tetapi harus diimbangi dengan kewaspadaan ekstra. Jangan sampai mimpi memperbaiki ekonomi keluarga justru berubah menjadi mimpi buruk karena terjerat sindikat perdagangan orang.
Keberhasilan tiga WNI melarikan diri dari jebakan scam resto di Kamboja adalah sebuah keberuntungan besar. Namun, tidak semua korban bisa selamat. Oleh karena itu, perlu kesadaran bersama bahwa praktik TPPO adalah ancaman nyata yang terus mengintai.
Kesimpulan
Peristiwa Tiga WNI hampir menjadi korban perdagangan orang di Kamboja! seharusnya menjadi alarm keras bagi semua pihak. Modus pekerjaan palsu masih marak, dan korbannya bisa siapa saja.
Dengan kerja sama pemerintah, aparat, dan masyarakat, diharapkan kasus serupa dapat dicegah. Bagi masyarakat, kunci utamanya adalah jangan mudah tergiur dengan janji pekerjaan luar negeri tanpa proses resmi.

