
Nama Uya Kuya minta maaf perkara ‘joget’ DPR! mendadak jadi trending di media sosial setelah video dirinya bergoyang di ruang rapat DPR RI ramai beredar. Publik merasa kecewa karena momen tersebut muncul di tengah kabar kenaikan tunjangan anggota DPR hingga Rp 100 juta per bulan.
Masyarakat menilai aksi joget tersebut tidak peka terhadap kondisi rakyat. Sorotan paling tajam pun jatuh kepada Uya Kuya, yang kini juga dikenal sebagai anggota DPR sekaligus artis.
Klarifikasi Uya Kuya Lewat Media Sosial
Menanggapi ramainya hujatan, Uya Kuya akhirnya angkat bicara. Ia mengunggah dua video klarifikasi di akun Instagram pribadinya pada 24 dan 27 Agustus 2025.
- Dalam klarifikasi pertama, Uya menegaskan bahwa video lama yang menampilkan dirinya menantang rakyat adalah hoaks.
- Ia menjelaskan bahwa beberapa potongan video yang tersebar sebenarnya berasal dari periode 2021–2023, jauh sebelum ia menjabat sebagai anggota DPR.
- Uya juga meminta publik untuk lebih teliti membedakan fakta dan manipulasi konten, apalagi gaya rambutnya kerap berubah-ubah.
Klarifikasi Kedua: Mengakui Ikut Bergoyang

Namun, netizen tetap tidak puas. Video terbaru memperlihatkan Uya kuya ikut berjoget bersama sejumlah anggota DPR. Dalam klarifikasi ketiga yang ia unggah pada 28 Agustus 2025, Uya kuya mengakui dirinya memang ikut bergoyang.
“Bukan pembelaan diri, bukan pembenaran, tapi bercerita sebenar-benarnya tanpa dikurangi atau dilebihkan,” ucap Uya Kuya.
Ia menjelaskan bahwa momen itu terjadi setelah pidato tahunan Presiden Prabowo Subianto. Acara resmi sudah ditutup ketika para musisi mulai memainkan lagu daerah populer, Maumere.
Kronologi Joget di DPR
Menurut penuturan Uya kuya, kronologinya adalah sebagai berikut:
- Presiden RI, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato tahunan.
- Acara resmi ditutup secara protokoler.
- Musisi yang diundang panitia membawakan lagu Maumere, yang memang dikenal memancing gerakan joget bersama.
- Uya Kuya bersama beberapa anggota dewan ikut bergoyang sebagai bentuk apresiasi kepada musisi, bukan untuk meledek rakyat.
Penegasan: Tidak Ada Maksud Melecehkan

Dalam keterangannya, Uya Kuya menekankan bahwa aksinya murni hiburan.
- Tidak ada niat melecehkan.
- Tidak ada pesan politik tersembunyi.
- Tidak ada agenda khusus selain menghargai penampilan musik.
“Enggak ada maksud lain. Enggak ada maksud meledek atau agenda-agenda lain. Tidak ada sama sekali,” ujarnya menegaskan.
Permintaan Maaf Terbuka
Meski sudah menjelaskan panjang lebar, Uya Kuya tetap menyampaikan permintaan maaf. Ia merasa wajar bila ada pihak yang tersinggung dengan tindakannya.
“Saya sendiri, atas nama pribadi, kalau memang goyang atau joget tersebut dianggap menyakiti, saya minta maaf,” tutur Uya Kuya.
Ia bahkan siap menerima kritik dan hujatan, selama tidak ada narasi palsu yang menyebarkan kebohongan.
Kritik, Hoaks, dan Harapan Uya

Dalam klarifikasinya, Uya juga menyinggung soal fenomena hoaks di dunia maya. Menurutnya, kritik adalah bagian penting dari demokrasi, tetapi publik harus bijak memilah informasi.
- Ia terbuka terhadap kritik langsung.
- Ia menolak narasi palsu yang menggiring opini publik ke arah menyesatkan.
- Ia berharap netizen bisa lebih dewasa dalam merespons.
Perspektif Publik: Mengapa Joget Ini Dipermasalahkan?
Meski Uya sudah meminta maaf, publik masih bereaksi keras. Ada beberapa alasan mengapa momen joget DPR begitu memicu kontroversi:
- Timing yang Tidak Tepat – terjadi di tengah isu kenaikan tunjangan DPR.
- Simbolik – dianggap mencerminkan sikap kurang empati terhadap rakyat kecil.
- Trust Issue – publik memang sedang rendah kepercayaan terhadap DPR, sehingga aksi kecil pun bisa dibesar-besarkan.
Uya Kuya: Manusia Biasa yang Bisa Salah
Menutup klarifikasinya, Uya menyampaikan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Ia berharap publik menilai dengan lebih proporsional.
“Setiap manusia pasti akan melakukan kesalahan, tapi saya harap kita juga bisa saling menghargai satu sama lain,” ungkapnya.
Penutup
Kontroversi Uya Kuya minta maaf perkara ‘joget’ DPR! menjadi contoh bagaimana satu momen hiburan bisa memicu reaksi besar ketika bersinggungan dengan isu sensitif. Klarifikasi dan permintaan maaf sudah disampaikan, kini publik yang menilai apakah penjelasan tersebut cukup meyakinkan atau tidak.
Yang pasti, peristiwa ini menegaskan dua hal:
- Transparansi publik figur sangat penting.
- Kritik boleh, tapi jangan sampai bercampur hoaks.

