
Sebuah peristiwa pencurian yang luar biasa dan terbilang sangat nekat menggemparkan warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Bukan emas, uang, atau kendaraan biasa yang menjadi sasaran, melainkan sebuah Ekskavator 15 Ton Hilang entah keman. Ekskavator berwarna oranye yang sedang terparkir di Dusun Tegalrejo, Desa Jatirejo, Kecamatan Kunir ini lenyap tanpa jejak, meninggalkan kebingungan dan juga kerugian materi yang ditaksir mencapai Rp1,5 miliar.
Insiden ini sontak menjadi perbincangan hangat, tidak hanya karena nilai kerugiannya yang fantastis, tetapi juga karena tingkat kesulitan dan perencanaan yang dibutuhkan untuk mencuri sebuah mesin raksasa. Kasus ini kini tengah ditangani secara serius oleh Satreskrim Polres Lumajang, yang dihadapkan pada teka-teki untuk mengungkap bagaimana pencuri bisa “menggondol” alat berat sebesar itu dari lokasi parkirnya.
Kronologi Hilangnya Ekskavator 15 Ton Hilang

Dilansir dari Lambe turah Kejadian itu terjadi pada 7 Juli 2025 dan tergolong nekat karena pelaku berhasil membawa kabur alat seberat 15 ton dari kawasan yang seharusnya memiliki pengawasan ketat.
Ekskavator 15 Ton Hilang tersebut adalah milik Hori, seorang pengusaha lokal asal Desa Kunir Lor, Kecamatan Kunir. Menurut keterangan yang dihimpun, alat berat tipe Komatsu PC 78 tersebut terakhir kali terlihat pada hari Minggu, 11 Agustus 2025. Saat itu, ekskavator diparkir di lokasi proyek pengurukan lahan yang sedang dikerjakan. Lokasi parkir berada di lahan kosong yang cukup jauh dari permukiman padat, sebuah kondisi yang diduga dimanfaatkan oleh para pelaku untuk melancarkan aksinya.
Ekskavator 15 Ton Hilang tersebut baru disadari pada hari Senin, 12 Agustus 2025, sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu, operator alat berat hendak memulai kembali pekerjaannya dan mendapati mesin raksasa yang seharusnya berada di lokasi sudah tidak ada lagi. Kepanikan pun terjadi. Setelah upaya pencarian di sekitar lokasi tidak membuahkan hasil, Hori, sang pemilik, segera melaporkan kejadian ini ke Polsek Kunir yang kemudian diteruskan ke Polres Lumajang.
“Saya kaget sekali waktu dikabari operator kalau ekskavatornya hilang. Padahal hari Minggu masih ada di lokasi,” ungkap Hori kepada media. Ia menjelaskan bahwa alat berat tersebut dalam kondisi baik dan siap beroperasi. Kerugian yang dideritanya tidak main-main, mencapai Rp1,5 miliar, sebuah angka yang sangat signifikan bagi seorang pengusaha di daerah.
Aksi Pencurian Ekskavator yang Terencana

Kasus ini menyisakan banyak pertanyaan besar. Bagaimana bisa Ekskavator 15 Ton Hilang? pencurian ekskavator ini jelas bukan pekerjaan satu atau dua orang. Diperlukan keahlian khusus, peralatan yang memadai, dan perencanaan yang sangat matang.
Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Dhedy Ardi Putra, menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan mendalam. Salah satu dugaan kuat adalah pelaku menggunakan kendaraan angkut khusus, seperti truk trailer atau tronton, untuk membawa kabur ekskavator tersebut.
“Ini bukan pencurian biasa. Pelaku pasti lebih dari satu orang dan sudah sangat terencana,” ujar AKP Dhedy. “Mereka kemungkinan besar sudah mengintai lokasi dan mengetahui situasi di sekitar yang cenderung sepi, terutama pada malam hari.”
Ada beberapa skenario yang mungkin dilakukan pelaku. Pertama, pelaku bisa jadi memiliki kunci duplikat atau ahli dalam membobol dan menyalakan mesin ekskavator. Setelah mesin menyala, mereka akan mengarahkannya untuk naik ke atas truk angkut yang sudah disiapkan. Skenario kedua, jika tidak bisa menyalakannya, mereka mungkin menggunakan alat berat lain seperti crane untuk mengangkat dan memindahkannya, meskipun opsi ini dinilai lebih rumit dan berisiko menimbulkan kebisingan.
Pihak kepolisian saat ini tengah mengumpulkan barang bukti dan keterangan dari sejumlah saksi di sekitar lokasi kejadian. Jejak ban kendaraan besar di sekitar TKP menjadi salah satu fokus utama penyelidikan untuk mengidentifikasi jenis kendaraan angkut yang digunakan oleh komplotan pencuri ini.
Dampak dan Kekhawatiran Pengusaha atas hilangnya Ekskavator
Hilangnya ekskavator milik Hori menjadi preseden buruk dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengusaha konstruksi dan pemilik alat berat lainnya di Lumajang dan sekitarnya. Selama ini, alat berat yang ditinggal di lokasi proyek dianggap relatif aman karena ukurannya yang besar dan sulit dipindahkan. Namun, kejadian ini membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi pencuri yang nekat dan terorganisir.
Para pengusaha kini dituntut untuk lebih waspada. Penambahan sistem keamanan seperti pemasangan GPS (Global Positioning System), penjagaan malam di lokasi proyek, atau memarkir alat berat di lokasi yang lebih aman dan terpantau CCTV menjadi langkah preventif yang harus dipertimbangkan.
Kasus Ekskavator 15 Ton Hilang ini juga menjadi potensi adanya jaringan atau sindikat spesialis pencurian alat berat. Ekskavator curian biasanya tidak dijual secara utuh. Para pelaku sering kali mempreteli mesin tersebut untuk menjual komponen-komponennya secara terpisah, seperti mesin, swing motor, atau bagian hidrolik yang memiliki nilai jual tinggi di pasar gelap. Opsi lainnya adalah menjual unit secara utuh ke penadah di luar daerah dengan dokumen palsu.
Publik berharap Polres Lumajang dapat segera mengungkap kasus ini dan menangkap para pelakunya. Keberhasilan polisi tidak hanya akan memberikan kelegaan bagi korban, tetapi juga mengembalikan rasa aman bagi para pelaku usaha di sektor konstruksi yang merupakan salah satu penggerak roda perekonomian daerah. Misteri Ekskavator 15 Ton Hilang ini menjadi tantangan besar bagi aparat penegak hukum untuk membuktikan bahwa kejahatan terorganisir sekalipun dapat ditumpas.

