
Kornet.co.id – Suasana tenang di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, mendadak berubah menjadi kepanikan massal setelah otoritas mendeteksi adanya paparan zat radioaktif cesium 137 di wilayah tersebut. Penemuan ini memunculkan kekhawatiran besar, sebab zat tersebut bukan hanya berbahaya, tetapi juga memiliki daya rusak yang bisa bertahan puluhan tahun di lingkungan.
Awalnya, warga mengeluh tentang gejala fisik aneh seperti pusing, mual, dan iritasi kulit tanpa sebab yang jelas. Setelah dilakukan pengujian oleh tim Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), hasilnya mengejutkan — kadar radiasi di beberapa titik menunjukkan adanya kontaminasi cesium 137, zat radioaktif yang lazim digunakan dalam industri, penelitian, dan medis, namun berpotensi mematikan jika bocor ke lingkungan tanpa pengawasan.
Dampak Berbahaya Paparan Cesium-137
Paparan cesium 137 terjadi ketika partikel radioaktif tersebar melalui udara, tanah, atau air, lalu masuk ke tubuh manusia melalui pernapasan, konsumsi makanan, atau kontak langsung. Efeknya tidak instan. Zat ini menumpuk secara perlahan, menyerang jaringan tubuh dari dalam, menyebabkan kerusakan sel, mutasi genetik, hingga risiko kanker dalam jangka panjang.
Pemerintah segera mengambil tindakan darurat. Warga yang tinggal di radius paparan diminta untuk segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Tim dari BNPB, Bapeten, dan Kementerian Kesehatan turun langsung ke lapangan, membawa alat deteksi radiasi dan perlengkapan pelindung diri lengkap. Mereka melakukan pengukuran dosis radiasi di rumah warga, sekolah, dan area publik sekitar lokasi temuan.
Sejumlah keluarga kini terpaksa tinggal di penampungan sementara. Anak-anak dan lansia menjadi prioritas dalam penanganan, karena mereka dianggap paling rentan terhadap efek radiasi. Pos kesehatan darurat didirikan untuk memantau kondisi mereka secara berkala. Pemeriksaan darah dan tes medis dilakukan untuk memastikan tidak ada peningkatan kadar radiasi dalam tubuh warga terdampak.
Namun, pertanyaan besar tetap menggantung di udara: dari mana asal cesium 137 ini? Dugaan sementara mengarah pada aktivitas industri yang menggunakan sumber radiasi tanpa pengamanan yang memadai. Ada kemungkinan bahwa salah satu fasilitas penyimpanan bahan radioaktif mengalami kebocoran, atau limbahnya dibuang secara sembarangan ke area terbuka. Penyelidikan masih berlangsung untuk menelusuri sumber pasti dan siapa yang harus bertanggung jawab atas insiden ini.
Di sisi lain, para ahli menyoroti dampak lingkungan yang lebih luas. Kontaminasi cesium 137 tidak hanya berbahaya bagi manusia, tetapi juga dapat mencemari tanah dan sumber air. Jika dibiarkan, unsur ini dapat terserap ke dalam rantai makanan — melalui tanaman, ikan, atau hewan ternak — yang pada akhirnya kembali dikonsumsi manusia. Dalam kondisi ekstrem, hal ini bisa menimbulkan krisis kesehatan publik yang berkepanjangan.
Ketakutan dan Harapan Warga Cikande
Masyarakat Cikande kini hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Setiap embusan angin, setiap tetes air, menimbulkan kecemasan baru. Mereka berharap pemerintah tidak hanya fokus pada evakuasi, tetapi juga memberikan kepastian tentang keselamatan jangka panjang.
Banyak warga mendesak agar lokasi yang terpapar cesium 137 segera didekontaminasi total, dan setiap perusahaan yang terbukti lalai harus mendapat hukuman tegas.
Di lansir dari Detik.com Penanganan krisis radiasi bukan sekadar urusan teknis. Ini juga menyangkut transparansi informasi dan kepercayaan publik. Dalam beberapa kasus di dunia, seperti tragedi Chernobyl atau Fukushima, keterlambatan informasi justru memperparah dampak sosial dan psikologis warga. Karena itu, keterbukaan data dan edukasi masyarakat menjadi kunci agar warga tidak hanya mengandalkan rasa takut, tetapi juga memiliki pengetahuan untuk melindungi diri.
Selain itu, perlu ada evaluasi serius terhadap sistem pengawasan bahan radioaktif di Indonesia. Banyak pihak menilai bahwa pengelolaan cesium 137 dan bahan sejenis masih longgar, terutama di sektor industri yang memanfaatkan sumber radiasi dalam proses produksinya. Ketika pengawasan lemah dan standar keselamatan diabaikan, risiko kebocoran seperti di Cikande hanya tinggal menunggu waktu.
Kini, fokus utama pemerintah adalah menstabilkan situasi. Langkah-langkah dekontaminasi sedang dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari penyebaran lebih luas. Warga yang terdampak akan menjalani pemantauan kesehatan jangka panjang. Sementara itu, lembaga lingkungan tengah menguji tanah dan air di sekitar lokasi untuk memastikan tidak ada sisa radiasi yang berbahaya.
Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi semua pihak. Cesium 137 bukanlah sekadar zat teknis yang digunakan di laboratorium — ia adalah simbol betapa berbahayanya kelalaian manusia terhadap teknologi yang tidak dikelola dengan bijak. Cikande kini menjadi pengingat nyata bahwa keselamatan publik tidak boleh dikompromikan demi efisiensi industri.
Di tengah kekhawatiran dan ketidakpastian, warga hanya berharap satu hal: keadilan dan kepastian. Mereka ingin tanah tempat mereka berpijak kembali aman, udara yang mereka hirup bebas radiasi, dan kehidupan berjalan normal tanpa bayangan atom yang mematikan. Karena bagi mereka, bencana ini bukan hanya tentang cesium 137, melainkan tentang hak dasar manusia untuk hidup aman di tanahnya sendiri.

