
Kepanikan Dini Hari di Penjaringan: Api Melahap Puluhan Rumah
Ketenangan malam di kawasan Jalan Sukarela, Penjaringan, Jakarta Utara, mendadak pecah oleh teriakan warga yang panik karna api kebakaran. Sekitar pukul 01.32 WIB, Selasa (14/10/2025), kobaran api melahap puluhan rumah di Penjaringan, membangunkan warga dari tidur lelap mereka.
Asap hitam tebal mengepul ke langit malam, sementara suara sirene pemadam kebakaran mulai terdengar dari kejauhan. Dalam sekejap, kawasan padat penduduk itu berubah menjadi lautan api. Sedikitnya 20 rumah dan lantai dua sebuah musala ludes terbakar, sementara lima orang mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut.
Petugas Dikerahkan, Akses Sempit Hambat Proses Pemadaman
Dilansir detik.com, Begitu menerima laporan, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara langsung mengerahkan 22 unit mobil pemadam beserta 110 personel ke lokasi. Proses pemadaman berlangsung dramatis karena petugas harus berjibaku menembus jalan sempit dan mencari sumber air yang cukup jauh dari lokasi kebakaran.
“Proses pemadaman sempat terkendala karena akses jalan yang sempit serta sumber air yang jauh,” ujar Kasi Operasi Gulkarmat Jakarta Utara, Gatot Sulaeman, saat dikonfirmasi.
Setelah hampir enam jam berjuang, api baru benar-benar bisa dijinakkan sekitar pukul 07.17 WIB. Petugas kemudian melakukan pendinginan untuk memastikan tidak ada bara api yang tersisa.
Diduga Akibat Korsleting Listrik di Rumah Kontrakan
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, korsleting listrik diduga menjadi pemicu utama kebakaran. Api pertama kali terlihat muncul dari lantai dua sebuah rumah kontrakan, sebelum dengan cepat merambat ke bangunan di sekitarnya yang berdempetan.
“Awalnya penghuni kontrakan di lantai dua terbangun karena melihat cahaya api besar di salah satu kamar. Saat hendak menolong, api sudah membesar dan sulit dikendalikan,” ungkap Gatot.
Kondisi rumah yang sebagian besar terbuat dari material mudah terbakar membuat si jago merah cepat menjalar dan melalap seluruh blok rumah warga.
Lima Warga Terluka, Termasuk Pasangan Lansia
Dalam kejadian api melahap puluhan rumah di Penjaringan itu, lima warga dilaporkan mengalami luka-luka. Dua di antaranya adalah pasangan suami istri lanjut usia berinisial M (73) dan R (71).
Keduanya mengalami luka bakar serius dan patah tulang akibat terjebak di dalam rumah. Mereka kini dirawat intensif di RS Atmajaya Pluit dan RSUD Koja.
Tiga korban lainnya adalah E (25), P (27), dan E (20), yang mengalami luka sobek di tangan dan kaki karena berusaha membantu warga lain menyelamatkan diri. Sebagian korban sempat mendapat perawatan di Puskesmas Teluk Gong.
Ratusan Warga Kehilangan Tempat Tinggal
Menurut data Command Center Damkar Jakarta Utara, peristiwa tersebut menyebabkan sedikitnya 61 kepala keluarga atau 138 jiwa terdampak. Banyak di antara mereka kehilangan seluruh harta benda karena tak sempat menyelamatkan barang berharga.
Luas area yang terbakar diperkirakan mencapai 400 meter persegi, dengan kerugian material mencapai sekitar Rp 1,2 miliar. Hingga kini, petugas bersama aparat kelurahan masih mendata jumlah pasti korban dan kebutuhan bantuan darurat bagi warga terdampak.
Beberapa warga yang rumahnya habis terbakar kini mengungsi sementara di balai RW setempat dan rumah kerabat.
Kronologi Lengkap: Dari Nyala Kecil hingga Kepanikan Massal
- 01.30 WIB: Warga melihat percikan api di lantai dua rumah kontrakan.
- 01.32 WIB: Laporan pertama diterima oleh Pos Damkar Penjaringan.
- 01.45 WIB: Api mulai membesar dan menjalar ke rumah-rumah di sekitarnya.
- 02.10 WIB: 22 unit mobil damkar dikerahkan ke lokasi.
- 03.12 WIB: Api berhasil dilokalisasi agar tidak meluas ke permukiman lain.
- 07.17 WIB: Pemadaman dinyatakan selesai dan dilanjutkan pendinginan.
Kesigapan petugas damkar dinilai membantu mencegah kobaran api meluas ke blok perumahan lain di sekitar lokasi kejadian.
Suasana Mencekam Saat Warga Terbangun Dalam Kepanikan
Beberapa warga mengaku masih trauma. Mereka terbangun oleh suara teriakan “kebakaran!” dan langsung berhamburan keluar rumah tanpa sempat membawa apa pun.
“Api cepat sekali membesar. Kami cuma sempat ambil dompet dan surat penting, itu pun sambil panik,” kata Dina (34), salah satu warga yang rumahnya terbakar.
Sejumlah anak kecil menangis ketakutan saat dievakuasi, sementara warga lain bahu-membahu membantu petugas membawa selang air dan menjauhkan tabung gas dari lokasi.
Upaya Bantuan dan Evaluasi Keamanan Listrik Warga
Usai pemadaman, petugas Gulkarmat melakukan evaluasi bersama aparat kelurahan dan PLN untuk memastikan tidak ada lagi potensi korsleting di area tersebut. Pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan darurat berupa makanan siap saji, selimut, dan kebutuhan dasar lainnya kepada warga yang mengungsi.
“Kami mengimbau warga agar rutin memeriksa instalasi listrik dan tidak menumpuk colokan di satu titik,” tegas Gatot Sulaeman.
Kebakaran di kawasan padat penduduk seperti Penjaringan memang menjadi perhatian serius, mengingat jarak antarbangunan yang rapat dan kondisi listrik yang sering kali tidak terstandar aman.
Penutup: Waspada Bahaya Listrik, Jangan Abaikan Keselamatan
Peristiwa api melahap puluhan rumah di Penjaringan menjadi pengingat pahit tentang pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya korsleting listrik. Dalam hitungan menit, kelalaian kecil dapat berubah menjadi tragedi besar yang menghanguskan harta dan melukai sesama.
Warga kini berharap bantuan pemerintah segera tiba agar mereka bisa membangun kembali kehidupan yang sempat luluh lantak oleh si jago merah.

