Jakarta – Nama Riza Khalid kembali mencuat dan bikin warga heboh! Sosok saudagar minyak ini tengah menjadi sorotan usai Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita sejumlah aset mewah miliknya. Dari deretan mobil premium hingga rumah megah di kawasan elite Jakarta dan Bogor, seluruh harta tersebut diduga kuat berasal dari hasil tindak pidana korupsi dan pencucian uang (TPPU).
Riza Khalid, atau Mohammad Riza Chalid, menjadi salah satu tersangka utama dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di lingkungan PT Pertamina (Persero) dan para kontraktor subholding. Kasus yang mencuat sejak 2018 hingga 2023 ini disebut merugikan negara hingga Rp285 triliun, angka fantastis yang membuat publik terperangah.
Dugaan Korupsi Riza Khalid: Dari Terminal BBM hingga Skema Pencucian Uang
Penyidikan Kejagung mengungkap bahwa Riza Khalid, yang disebut sebagai beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa dan PT Orbit Terminal Merak, diduga melakukan intervensi terhadap kebijakan internal PT Pertamina. Ia bersama sejumlah tersangka lain menyetujui penyewaan terminal BBM Tangki Merak meskipun perusahaan pelat merah itu belum membutuhkan tambahan kapasitas penyimpanan saat itu.
Tindakan tersebut diduga tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga perekonomian secara luas. Lebih jauh, penyidik menemukan indikasi bahwa keuntungan dari praktik ilegal itu dialirkan ke berbagai aset pribadi melalui skema pencucian uang.
Riza pun dijerat dua pasal besar: korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Hingga kini, dirinya bahkan telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) setelah beberapa kali mangkir dari panggilan penyidik.
Rangkaian Penyitaan Aset: Dari Depok hingga Kebayoran Baru
Dilansir detik.com, Untuk menelusuri jejak uang haram tersebut, Kejagung telah melakukan sedikitnya empat kali penggeledahan besar di berbagai lokasi, mulai dari Depok, Bekasi, Bogor, hingga kawasan elite Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setiap penggeledahan menghasilkan penemuan aset mewah yang nilainya tak sedikit.
Berikut rangkuman lengkapnya:
1. Penggeledahan 5 Agustus 2025 – Depok dan Jakarta Selatan
Dalam operasi pertama, tim penyidik menemukan sejumlah uang tunai dalam bentuk rupiah dan mata uang asing, serta beberapa kendaraan premium yang menawan:
- Toyota Alphard – mobil MPV mewah dengan interior kelas eksekutif
- Mini Cooper – mobil bergaya Eropa yang populer di kalangan sosialita
- Tiga unit Mercedes-Benz (Mercy) – sedan elegan bernilai tinggi
Semua kendaraan tersebut diduga dibeli dari dana hasil korupsi. Selain itu, penyidik juga menyita uang tunai dari rumah pribadi Riza di Depok dan kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
2. Penggeledahan 14 Agustus 2025 – Bekasi, Jawa Barat
Hanya berselang seminggu, Kejagung kembali menemukan empat mobil mewah lain di dua rumah berbeda di Bekasi:
- BMW 528i warna putih metalik
- Toyota Rush warna hitam metalik
- Mitsubishi Pajero Sport warna hitam mika
- Mitsubishi Pajero Sport 2.4L Dakar warna hitam mika
Seluruh kendaraan ini disita setelah penyidik menemukan bukti keterkaitan kepemilikan dengan Riza Khalid, meski beberapa di antaranya terdaftar atas nama pihak lain.
3. Penggeledahan 27 Agustus 2025 – Bogor, Jawa Barat
Pada akhir Agustus, giliran rumah megah di kawasan elit Kota Bogor yang menjadi sasaran. Rumah dengan luas mencapai 6.500 meter persegi itu memiliki tiga sertifikat tanah berbeda, masing-masing berukuran:
- 2.591 meter persegi
- 1.956 meter persegi
- 2.023 meter persegi
Bangunan mewah tersebut dilengkapi dengan kolam renang pribadi, halaman luas yang dikelilingi pepohonan, serta fasilitas bergaya resort. Meski tak semua dokumen kepemilikan mencantumkan nama Riza, sumber dana pembangunan rumah itu diduga berasal dari hasil korupsi yang dilakukannya.
4. Penggeledahan 18 Oktober 2025 – Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Penyitaan paling anyar dilakukan di Jalan Hang Lekir XI Blok H/2, kawasan eksklusif di Kebayoran Baru. Aset berupa rumah seluas 557 meter persegi itu berdiri megah dengan desain modern minimalis. Berdasarkan sertifikat hak milik (SHM), properti tersebut tercatat atas nama Kanesa Ilona Riza, anak dari Riza Khalid.
Namun, hasil penyidikan menunjukkan bahwa dana pembelian dan pembangunan rumah tersebut diduga bersumber dari aliran uang hasil kejahatan sang ayah. Foto-foto yang beredar memperlihatkan rumah tiga lantai dengan interior didominasi material kayu dan dinding putih, lengkap dengan taman hijau dan pot tanaman di setiap sudut.
Total Kerugian Negara dan Dampaknya
Kasus Riza Khalid bukan sekadar persoalan pribadi seorang pengusaha, melainkan bagian dari skandal besar yang mengguncang sektor energi nasional. Kejagung mencatat, total kerugian akibat korupsi ini mencapai Rp285 triliun — terdiri dari kerugian keuangan negara dan perekonomian.
Angka fantastis ini menjadikannya salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Pertamina. Pemerintah berkomitmen untuk mengembalikan sebanyak mungkin aset negara yang diselewengkan melalui proses hukum yang transparan.
Riza Khalid Masih Buron
Hingga kini, keberadaan Riza Khalid masih misterius. Setelah beberapa kali mangkir dari panggilan pemeriksaan, Kejagung resmi menetapkannya sebagai buronan pada 19 Agustus 2025. Meski begitu, penyidik terus menelusuri jejaknya, termasuk kemungkinan aset yang disembunyikan di luar negeri.
Sumber internal Kejagung menyebut, ada indikasi bahwa Riza juga menempatkan sebagian dana hasil kejahatan dalam bentuk saham, perusahaan cangkang, dan properti di luar negeri. Semua ini masih dalam proses penelusuran oleh Satuan Tugas Khusus Penanganan dan Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Korupsi (Satgassus P3TPK).
Langkah Tegas Kejagung: Telusuri Semua Jejak Harta Haram
Penyitaan deretan aset mewah Riza Khalid yang bikin warga heboh ini merupakan bagian dari upaya Kejagung untuk mengembalikan kerugian negara. Setiap barang bukti, baik kendaraan maupun properti, akan digunakan dalam perkara tindak pidana pencucian uang (TPPU) sebagai bukti aliran dana hasil korupsi.
“Kami akan terus menelusuri aset-aset lainnya, baik di dalam maupun luar negeri, yang diduga terkait tindak pidana korupsi dan TPPU ini,” ujar Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, dalam keterangan resminya.
Kejagung menegaskan bahwa tidak ada pihak yang kebal hukum. Semua aset yang terbukti berasal dari hasil kejahatan akan diserahkan kepada negara melalui mekanisme perampasan aset sesuai peraturan perundang-undangan.
Penutup: Kasus yang Mengguncang Dunia Migas Nasional
Kasus ini menjadi pengingat bahwa integritas di sektor energi tak bisa dikompromikan. Di tengah upaya pemerintah memperbaiki tata kelola migas, skandal seperti ini menjadi tamparan keras bagi publik.
Deretan rumah mewah dan mobil premium Riza Khalid kini bukan lagi simbol kekayaan, melainkan bukti dari keserakahan dan penyalahgunaan kekuasaan. Sementara Kejagung terus bergerak menelusuri aliran uang haram, masyarakat berharap kasus besar ini segera tuntas dan memberi efek jera bagi pelaku korupsi lainnya.
