
Insiden memilukan terjadi di Banyuasin, Sumatera Selatan. Antrean BBM di SPBU jadi pintu tragedi—sopir angkot tewas ditembak! Peristiwa berdarah ini berawal dari perselisihan sepele di SPBU, namun berakhir dengan hilangnya nyawa seorang sopir angkutan desa. Warga yang berada di lokasi dibuat geger, sementara polisi bergerak cepat mengamankan pelaku.
Cekcok di SPBU Berujung Maut
Kronologi bermula pada Selasa sore, 21 Oktober 2025. Sekitar pukul 15.00 WIB, suasana di SPBU Limau, Kecamatan Sembawa, tampak seperti biasa—dipenuhi kendaraan yang mengantre untuk mengisi bahan bakar minyak. Di antara barisan kendaraan itu, terdapat Oberta Parjiman alias Obi (35), seorang sopir angkutan desa (angdes), dan pengemudi mobil Toyota Innova Reborn berwarna hitam.
Menurut keterangan saksi, insiden bermula ketika salah satu pihak merasa diserobot dalam antrean BBM. Adu mulut pun terjadi di lokasi. Meski sempat dilerai warga dan petugas SPBU, ketegangan belum benar-benar usai. Seakan membawa bara dalam dada, kedua pihak kemudian meninggalkan lokasi dengan emosi yang belum reda.
Pertikaian Berlanjut di Jalan Raya
Sekitar satu jam setelah cekcok di SPBU, kejadian kembali memanas. Kali ini berlangsung di Jalan Lintas Palembang–Betung Km 41, Desa Tanjung Agung, Kecamatan Banyuasin III. Mobil Innova hitam yang dikendarai pelaku kembali berhadapan dengan angkutan desa yang dikemudikan Obi bersama rekannya, M Dwi Yulianto (27).
Pertemuan tak terduga itu kembali memicu pertengkaran. Warga sekitar yang melihat kejadian menyebut keduanya sempat berhenti di pinggir jalan. Adu mulut berubah menjadi adu fisik, dan dalam situasi kacau itu, pelaku diduga kembali ke mobilnya untuk mengambil senjata api.
Detik-Detik Penembakan Sopir
Dilansir detik.com, Dalam hitungan detik, suasana berubah mencekam. Pelaku mengarahkan senjata ke arah Obi dan menembak tepat di bagian perut kiri sopir/korban. Tembakan mematikan itu membuat korban tersungkur bersimbah darah. Dwi Yulianto yang berusaha menolong turut menjadi sasaran dan terkena tembakan di bagian perut.
Saksi mata mengatakan, beberapa penumpang angkutan desa yang sebagian besar pelajar langsung berteriak panik dan berhamburan keluar dari kendaraan. Sementara itu, pelaku bersama dua rekannya langsung melarikan diri meninggalkan lokasi kejadian.
Reaksi Warga dan Penyelidikan Polisi
Kabar penembakan cepat menyebar di sekitar wilayah Tanjung Agung. Warga yang mendengar suara letusan senjata langsung berdatangan, namun nahas, nyawa Obi tak terselamatkan meski sempat hendak dibawa ke rumah sakit. Sedangkan rekannya, Dwi Yulianto, segera dilarikan ke RSUD Banyuasin dan masih menjalani perawatan intensif.
Kapolres Banyuasin, AKBP Ruri Prastowo, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menegaskan bahwa pelaku berhasil ditangkap kurang dari 12 jam setelah kejadian.
“Benar, pelaku sudah diamankan. Siang ini akan kami rilis resmi,” ujar AKBP Ruri kepada media.
Pihak kepolisian juga telah mengamankan barang bukti, termasuk mobil Innova Reborn yang digunakan pelaku serta rekaman CCTV dari SPBU Limau yang memperlihatkan awal keributan.
Motif Sementara: Emosi karena Diserobot Antrean BBM
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, motif sementara penembakan diduga dipicu emosi sesaat akibat masalah antrean BBM di SPBU. Pelaku tidak terima ketika merasa diserobot oleh angkutan desa milik korban. Dari situ, emosi memuncak hingga berujung pada tindakan nekat yang merenggut nyawa seseorang.
Kejadian ini menjadi pengingat betapa tipisnya batas antara emosi dan tragedi. Sekadar senggolan atau saling serobot antrean bisa berakhir fatal ketika amarah tak terkendali.
Duka Mendalam bagi Rekan dan Keluarga Sopir
Rekan-rekan sesama sopir angkutan desa di Banyuasin mengaku terkejut dan berduka atas kepergian Obi. Dikenal ramah dan pekerja keras, Obi sehari-hari mengantar warga dan pelajar dari desa menuju kota. Kini, kursi kemudi yang biasa ia duduki kosong, menyisakan pilu bagi keluarga dan teman-temannya.
Sementara Dwi Yulianto, yang menjadi korban selamat, masih dalam pengawasan tim medis. Polisi juga akan meminta keterangannya begitu kondisinya membaik untuk melengkapi berkas penyelidikan.
Polisi Dalami Kepemilikan Senjata Api
Pertanyaan besar kini muncul: dari mana pelaku mendapatkan senjata api? Kapolres Banyuasin menyebut pihaknya tengah menelusuri asal-usul senjata yang digunakan dalam penembakan. Dugaan sementara, pelaku merupakan anggota klub menembak atau memiliki akses ilegal terhadap senjata api.
“Senjata tersebut sedang kami periksa. Kami juga akan memeriksa latar belakang pelaku dan izin kepemilikan senjata,” jelas AKBP Ruri.
Antrean BBM, Emosi, dan Pelajaran Berharga
Peristiwa antrean BBM di SPBU jadi pintu tragedi—sopir angkot tewas ditembak! ini menjadi refleksi bersama tentang pentingnya kesabaran di jalan. Antrean panjang di SPBU sering kali menjadi sumber stres, terutama saat stok bahan bakar menipis. Namun, apa pun alasannya, kekerasan bukanlah solusi.
Warga diharapkan lebih sabar dan saling menghormati dalam antrean. Petugas SPBU juga diimbau untuk memperkuat pengawasan agar tidak terjadi gesekan antar pengendara.
Kesimpulan: Antrean Sepele, Nyawa Melayang
Kisah tragis ini menunjukkan bagaimana emosi sesaat bisa mengubah hidup banyak orang. Obi kehilangan nyawanya, keluarganya kehilangan tulang punggung, dan pelaku kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
Antrean BBM di SPBU jadi pintu tragedi—sopir angkot tewas ditembak! Sebuah pelajaran pahit bahwa sehelai kesabaran bisa menyelamatkan nyawa, sementara satu letupan amarah bisa menghancurkan segalanya.

