
Kornet.co.id – Suasana di salah satu kantor dirjen pajak mendadak berubah tegang pada pagi hari yang biasanya berjalan tenang. Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, melakukan inspeksi mendadak (sidak) tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tujuannya sederhana — memastikan kedisiplinan dan etos kerja aparatur di lingkungan Kementerian Keuangan tetap terjaga. Namun, yang ditemuinya di lapangan justru di luar dugaan: beberapa pegawai tengah asyik berolahraga di dalam kantor, saat jam kerja baru saja dimulai.
Momen Sidak yang Mengejutkan
Sidak berlangsung sekitar pukul 08.30 pagi. Purbaya, yang dikenal tegas dan perfeksionis dalam menegakkan disiplin, langsung menyusuri ruangan demi ruangan di kompleks dirjen pajak. Suasana awalnya tampak normal, hingga di satu sudut ruangan ia menemukan sejumlah pegawai yang sedang melakukan gerakan senam ringan dan peregangan otot.
Reaksi Purbaya tidak meledak-ledak, namun sorot matanya jelas menunjukkan ketegasan. Ia menanyakan alasan di balik kegiatan tersebut. Beberapa pegawai beralasan bahwa kegiatan olahraga ringan dilakukan untuk menjaga kebugaran sebelum memulai pekerjaan. Namun, waktu pelaksanaan yang bertepatan dengan jam kerja resmi membuat situasi itu dinilai kurang tepat.
Antara Disiplin dan Kesehatan Kerja
Insiden ini memunculkan diskusi menarik di kalangan publik. Sebagian menilai langkah para pegawai itu tidak disiplin, sementara sebagian lain berpendapat bahwa menjaga kebugaran jasmani merupakan bagian penting dari produktivitas.
Dalam konteks kerja modern, keseimbangan antara kesehatan fisik dan kinerja profesional memang menjadi isu penting. Namun, dalam kasus ini, waktu pelaksanaan menjadi titik kritis. Kegiatan semacam itu semestinya dijadwalkan sebelum jam kerja dimulai, bukan di saat tanggung jawab pelayanan publik sedang berjalan.
Kementerian Keuangan sendiri telah lama mendorong penerapan budaya kerja yang disiplin, profesional, dan transparan, terutama di lingkungan dirjen pajak yang menjadi salah satu pilar penerimaan negara. Oleh karena itu, Purbaya menilai bahwa meski olahraga penting, kepatuhan terhadap aturan jam kerja tidak bisa dinegosiasikan.
Teguran dengan Pendekatan Edukatif
Dilansir dari jawapos.com Meski menemukan pelanggaran ringan, Purbaya memilih untuk memberikan teguran bersifat edukatif. Ia menegaskan bahwa tindakan itu bukan bentuk hukuman, melainkan pengingat agar seluruh pegawai memahami pentingnya waktu kerja dan tanggung jawab publik.
Dalam arahannya, ia menyampaikan, “Disiplin bukan hanya soal datang tepat waktu, tapi juga bagaimana kita memanfaatkan setiap menit di jam kerja untuk melayani masyarakat. Olahraga boleh, tapi waktunya harus tepat.”
Pernyataan tersebut mencerminkan pendekatan kepemimpinan yang mengedepankan keseimbangan antara ketegasan dan pembinaan. Bagi Purbaya, pembenahan birokrasi tidak semata dilakukan lewat sanksi, melainkan juga melalui pembentukan budaya sadar tanggung jawab di kalangan ASN.
Reaksi Pegawai dan Publik
Pasca-sidak, beberapa pegawai yang terlibat dalam kegiatan olahraga tersebut langsung memberikan klarifikasi internal. Mereka mengaku tidak bermaksud melalaikan tugas, melainkan hanya ingin menjaga kebugaran di sela rutinitas kerja yang padat. Meski begitu, mereka menerima teguran tersebut dengan lapang dada dan berjanji untuk lebih memperhatikan aturan ke depan.
Publik pun memberikan beragam tanggapan. Di media sosial, video rekaman sidak tersebut cepat beredar. Ada yang menganggap hal itu lucu dan ringan, tetapi tidak sedikit pula yang menilai bahwa tindakan sidak tersebut menunjukkan keseriusan Kemenkeu dalam menegakkan kedisiplinan birokrasi.
Beberapa komentar menyoroti bahwa insiden itu adalah cerminan tantangan yang dihadapi dirjen pajak dalam menjaga moralitas dan profesionalisme pegawai di tengah tekanan target penerimaan negara yang terus meningkat.
Refleksi atas Budaya Kerja Birokrasi
Fenomena ini membuka diskusi lebih luas tentang budaya kerja di lembaga pemerintahan. Selama bertahun-tahun, dirjen pajak menjadi sorotan publik bukan hanya karena perannya yang vital, tetapi juga karena ekspektasi tinggi masyarakat terhadap integritas pegawainya.
Purbaya tampaknya memahami hal ini dengan baik. Dengan sidak mendadak, ia ingin memastikan bahwa semangat reformasi birokrasi yang sudah berjalan tidak luntur. Sidak tersebut bukan hanya mencari kesalahan, tetapi juga menegaskan nilai: bahwa pelayanan publik menuntut kedisiplinan tanpa kompromi.
Kedisiplinan bukan sekadar formalitas administratif, melainkan fondasi dari kepercayaan publik terhadap lembaga negara. Setiap tindakan, sekecil apa pun, mencerminkan etika kerja dan tanggung jawab moral terhadap masyarakat yang dilayani.
Menegakkan Integritas Lewat Keteladanan
Langkah Purbaya dalam melakukan sidak ini mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan. Banyak pihak menilai bahwa gaya kepemimpinan yang terjun langsung ke lapangan adalah bentuk keteladanan nyata. Ia tidak hanya memimpin dari balik meja, tetapi memastikan sendiri bahwa prinsip kerja yang ia tekankan benar-benar diterapkan.
Bagi jajaran dirjen pajak, kejadian ini bisa menjadi momen introspeksi. Bahwa di balik rutinitas administrasi dan target penerimaan, ada nilai yang jauh lebih besar: pengabdian terhadap negara dan masyarakat.
Kedisiplinan, profesionalitas, serta kesadaran untuk mematuhi aturan bukan semata simbol kepatuhan, tetapi juga cerminan karakter seorang aparatur sipil negara.
Penutup
Sidak yang dilakukan Menkeu Purbaya di kantor dirjen pajak mungkin terlihat sederhana. Namun, di balik peristiwa itu, tersimpan pesan mendalam tentang pentingnya tanggung jawab, integritas, dan profesionalisme dalam pelayanan publik.
Pegawai yang asyik berolahraga di jam kerja bukan sekadar potret kecil dari pelanggaran disiplin, melainkan pengingat bahwa setiap detik di lingkungan birokrasi adalah bentuk pengabdian yang harus dijaga nilainya.
Langkah tegas namun bijak dari Purbaya menunjukkan bahwa reformasi birokrasi sejati bukan hanya tentang kebijakan, tetapi tentang perilaku, etika, dan kesadaran kolektif untuk terus memperbaiki diri demi kepentingan bangsa.

