Panggung Olahraga dunia menahan napas saat France Football secara resmi merilis daftar 30 nominasi untuk penghargaan individu paling bergengsi, Ballon d’Or 2025. Namun, alih-alih menjadi ajang persaingan global yang merata, rilis tahun ini mengirimkan pesan yang jelas dan tegas: hegemoni baru telah dimulai. Paris Saint-Germain (PSG) dan FC Barcelona secara kolektif menempatkan jumlah pemain yang luar biasa, mengubah daftar nominasi menjadi etalase supremasi mereka setelah musim 2024/2025 yang fenomenal.
Dominasi ini menandai pergeseran signifikan dalam lanskap kekuatan sepak bola Eropa, menggeser fokus dari dominasi Premier League yang telah terasa dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan PSG yang akhirnya mencapai puncak Eropa dan kebangkitan kembali Barcelona yang dipimpin oleh generasi emas La Masia telah menciptakan narasi dua kutub yang akan mendefinisikan sepak bola di tahun-tahun mendatang. Artikel ini akan membedah mengapa dan bagaimana kedua raksasa ini berhasil menguasai nominasi Ballon d’Or 2025.

Babak Baru Rivalitas PSG-Barcelona
Musim 2024/2025 akan dikenang sebagai musim di mana PSG dan Barcelona tidak hanya meraih kesuksesan domestik, tetapi juga mengukir kisah dramatis di panggung Liga Champions. Puncaknya adalah pertemuan epik mereka di babak semifinal, sebuah laga dua leg yang oleh banyak pengamat disebut sebagai salah satu pertandingan terbaik dalam dekade ini.
PSG, setelah bertahun-tahun berinvestasi besar, akhirnya menemukan keseimbangan sempurna antara kekuatan bintang dan kohesi tim. Mereka berhasil menjuarai Ligue 1 dengan rekor poin dan, yang paling penting, melaju ke final Liga Champions dengan gaya permainan yang meyakinkan. Di sisi lain, Barcelona, yang sempat terseok-seok dalam beberapa musim sebelumnya, bangkit kembali dengan kekuatan penuh. Di bawah manajemen taktis yang cerdas, mereka merebut kembali gelar La Liga dari Real Madrid dan menunjukkan performa menakutkan di Eropa, semua berkat inti dari talenta muda yang fenomenal.
Dilansir dari sport.detik.com Presiden Barcelona, Joan Laporta baru-baru ini menyatakan bahwa timnya dan PSG adalah dua tim terbaik dunia saat ini. Keberhasilan kolektif inilah yang menjadi fondasi bagi banjirnya nominasi individu dari kedua klub.
Bintang-Bintang Paris yang Bersinar Terang
Dominasi PSG dalam daftar nominasi tidak datang dari satu atau dua nama, melainkan dari kekuatan kolektif yang merata di setiap lini.
Kylian Mbappé: Sang Kandidat Abadi
Meskipun kini menjadi ikon di Real Madrid, kontribusi fenomenalnya bagi Tim Nasional Prancis dalam kampanye menuju Piala Dunia 2026 dan statusnya sebagai salah satu pemain terbaik dunia memastikan namanya tetap berada di puncak daftar. Pengaruhnya di sepak bola Prancis tetap tak terbantahkan.
Trio Gelandang Ajaib: Zaïre-Emery, Vitinha, dan Xavi Simons
Inilah mesin sesungguhnya di balik kesuksesan PSG musim lalu.
- Warren Zaïre-Emery: Di usianya yang baru 19 tahun, Zaïre-Emery telah menjelma menjadi seorang jenderal lini tengah. Kemampuannya dalam merebut bola, ketenangan di bawah tekanan, dan visi permainannya yang matang membuatnya menjadi tulang punggung tim.
- Vitinha: Gelandang asal Portugal ini berperan sebagai metronom. Akurasi umpannya yang luar biasa dan kemampuannya mendikte tempo permainan menjadi kunci dari fluiditas serangan PSG.
- Xavi Simons: Setelah kembali ke Paris, Simons meledak menjadi salah satu kreator paling berbahaya di Eropa. Dribelnya yang mematikan, umpan-umpan terobosannya, serta gol-gol penting di laga besar membuatnya menjadi salah satu nama yang paling banyak dibicarakan.
Nominasi dari trio ini adalah bukti bahwa PSG telah bertransformasi dari tim yang bergantung pada individu menjadi sebuah unit kolektif yang tangguh.

La Masia Berkuasa Kembali: Generasi Emas Barcelona
Kebangkitan Barcelona adalah kisah romantis tentang kembalinya identitas klub. Akademi La Masia sekali lagi menjadi produsen talenta kelas dunia, dan hasilnya terlihat jelas dalam daftar nominasi.
Lamine Yamal: Fenomena di Usia 18 Tahun
Tidak ada nama yang lebih bersinar terang musim lalu selain Lamine Yamal. Di usianya yang baru 18 tahun, ia telah menjadi figur sentral bagi Barcelona dan timnas Spanyol.
- Dampak di Lapangan: Dengan kecepatan, kreativitas, dan kemampuan mencetak gol yang luar biasa, Yamal menjadi penentu kemenangan di banyak laga penting. Ia tidak hanya menunjukkan potensi, tetapi juga konsistensi yang menakutkan bagi pemain seusianya.
- Favorit Pemenang? Banyak yang berbisik bahwa Yamal bukan hanya sekadar nominator, tetapi juga salah satu kandidat terkuat untuk memenangkan trofi emas, sebuah pencapaian yang akan memecahkan rekor sebagai pemenang termuda sepanjang sejarah.
Jantung Lini Tengah: Pedri dan Gavi
Setelah musim sebelumnya diganggu cedera, Pedri kembali ke performa terbaiknya. Visi, kontrol bola, dan kecerdasan spasialnya sekali lagi menjadi otak dari permainan Barcelona. Sementara itu, Gavi terus menjadi jantung dan jiwa tim. Agresivitas, determinasi, dan semangat juangnya yang tak kenal lelah menulari seluruh skuad dan membuatnya dicintai oleh para penggemar. Keduanya kini bukan lagi talenta muda, melainkan gelandang kelas dunia yang telah terbukti.

Analisis Taktis: Apa yang Membuat Keduanya Begitu Dominan?
Dominasi PSG dan Barcelona bukan sebuah kebetulan. Ini adalah hasil dari evolusi taktis yang cerdas.
- PSG: Klub Paris ini akhirnya menjauh dari strategi “Galacticos” yang hanya mengandalkan penyerang bintang. Mereka membangun tim dari lini tengah, dengan fokus pada penguasaan bola, tekanan balik yang terorganisir, dan transisi cepat. Trio Zaïre-Emery, Vitinha, dan Simons memberikan keseimbangan sempurna antara pertahanan, kontrol, dan kreativitas.
- Barcelona: Klub Catalan ini kembali ke akarnya. Mereka meremajakan skuad dengan berani, memercayai sepenuhnya produk La Masia seperti Yamal, Gavi, dan Pau Cubarsí (yang juga mendapat banyak pujian). Permainan mereka didasarkan pada filosofi Juego de Posición yang legendaris, tetapi dengan sentuhan modern yang lebih direct dan vertikal.
Siapa Favorit Utama?
Meskipun daftar nominasi sangat panjang, tiga nama tampaknya menonjol dari kerumunan:
- Lamine Yamal (Barcelona): Narasi sensasionalnya sebagai remaja yang menaklukkan dunia membuatnya menjadi pilihan yang sangat menarik. Jika ia menang, ini akan menandai dimulainya sebuah era baru.
- Jude Bellingham (Real Madrid): Meskipun klubnya tidak sedominan PSG atau Barca dalam daftar nominasi, performa individu Bellingham yang konsisten di level tertinggi membuatnya tetap menjadi kandidat utama.
- Kylian Mbappé (Real Madrid): Sebagai salah satu pemain paling konsisten dan menentukan di dunia, namanya tidak akan pernah jauh dari perbincangan, terutama dengan performa gemilangnya bersama Prancis.
Nama-nama lain seperti Erling Haaland dan Vinícius Júnior juga tetap menjadi ancaman, tetapi sorotan utama tahun ini tampaknya tertuju pada pertarungan antara fenomena muda Barcelona dan bintang-bintang mapan lainnya.
Apa Dampak Dominasi PSG dan Barcelona bagi Dunia?
Dominasi PSG dan Barcelona ini bisa menjadi titik balik. Ini menandakan bahwa kekuatan finansial saja tidak cukup; proyek olahraga yang jelas dan identitas klub yang kuat (seperti yang ditunjukkan oleh kebangkitan La Masia) adalah kunci kesuksesan jangka panjang. Ini juga menjadi tantangan serius bagi klub-klub Premier League yang selama ini mendominasi bursa transfer dan daftar penghargaan individu.
Dunia sepak bola kini akan menunggu dengan antisipasi malam penganugerahan di Paris akhir tahun ini. Satu hal yang pasti: trofi Ballon d’Or 2025 kemungkinan besar akan berbicara dalam bahasa Prancis atau Catalan.
Siapa jagoan Anda untuk membawa pulang bola emas tahun ini?

