
Kasus Santri Ponpes HST ditusuk hingga tewas saat tidur mengejutkan warga Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan. Peristiwa mengenaskan ini terjadi pada Rabu (20/8/2025) dini hari, sekitar pukul 03.00 WITA, di sebuah pondok pesantren di Desa Matang Ginalun, Pandawan.
Korban diketahui bernama Muhammad Firdaus (21), seorang santri asal Kecamatan Batang Alai Selatan. Ia ditemukan bersimbah darah setelah diserang dengan senjata tajam saat tengah terlelap di kamar asrama.
Dilansir dari tirto.id, “Motif sementara yang kami himpun dari hasil pemeriksaan, pelaku merasa sakit hati karena sering dibully (rundung). Namun kami masih terus mendalami keterangan saksi-saksi,” kata Kasi Humas Polres HST Ipda Rusman Taupik di Barabai, Kamis.
Ia menyampaikan petugas kepolisian telah mengamankan terduga pelaku MN (15) tak lama usai peristiwa tragis itu berlangsung dan dibawa ke Mapolres HST pada Rabu kemarin dini hari. Remaja ini adalah junior korban di ponpes yang sama. Usai penyerangan, pelaku sempat melarikan diri namun akhirnya berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.

Kronologi Kejadian
Menurut keterangan Kasubsi PIDM Humas Polres HST, Aiptu M. Husaini, tragedi ini berlangsung cepat dan mengejutkan.
- Penyerangan di dalam asrama
Pelaku masuk ke kamar asrama nomor 4 yang dihuni sekitar 11 santri. Tanpa banyak bicara, ia langsung menghunus senjata tajam dan menusukkannya ke arah korban yang sedang tidur lelap. Luka tusukan mengenai bagian bawah rahang hingga leher korban. - Korban berteriak takbir
Dalam kondisi luka parah, korban terbangun dan berteriak “Allahu Akbar” sambil berlari keluar menuju musala ponpes. Teriakan itu membangunkan para santri lain yang kemudian berusaha memberikan pertolongan. - Korban meninggal di musala
Muhammad Firdaus akhirnya terjatuh di dalam musala. Ia ditemukan sudah tidak bernyawa, masih memegang Al-Qur’an di pelukannya. Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi rekan-rekan santri serta pengurus ponpes.
Upaya Pertolongan yang Gagal
Sejumlah saksi mata yang berada di lokasi langsung berusaha menghentikan pendarahan korban. Namun luka yang dialaminya terlalu parah sehingga nyawanya tak dapat diselamatkan.
“Korban meninggal dunia di musala sebelum sempat dibawa ke rumah sakit,” jelas Aiptu Husaini.
Sementara itu, pelaku yang sempat melarikan diri ke luar lingkungan ponpes berhasil diamankan tak lama kemudian oleh aparat kepolisian.
Polisi Lakukan Penyelidikan

Polres Hulu Sungai Tengah bergerak cepat dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi-saksi, serta mengamankan barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan pelaku.
Hingga kini, polisi masih mendalami motif penyerangan. Meski sudah ada dugaan, pihak kepolisian belum mau memberikan pernyataan resmi terkait penyebab tindakan nekat pelaku.
Isu Perundungan Jadi Sorotan
Pasca kejadian, muncul spekulasi bahwa pelaku merupakan korban perundungan (bullying) di ponpes. Dugaan ini menguat karena hubungan antara korban dan pelaku adalah senior-junior.
Meski begitu, polisi menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Belum ada keterangan resmi apakah motif sebenarnya berkaitan dengan perundungan, dendam pribadi, atau faktor lain.
Reaksi Masyarakat dan Pihak Ponpes
Kabar santri Ponpes HST ditusuk hingga tewas saat tidur menyebar cepat di masyarakat. Banyak warganet dan tokoh agama menyampaikan rasa duka sekaligus keprihatinan mendalam atas insiden ini.
Pihak ponpes juga menyatakan kesedihannya dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang. Selain itu, mereka mengimbau seluruh santri agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya.
Refleksi dan Pesan Moral
Kasus ini bukan hanya soal tindak pidana, tetapi juga membuka mata banyak pihak mengenai pentingnya:
- Pengawasan ketat di lingkungan pesantren, terutama dalam hal keamanan santri.
- Pencegahan perundungan (bullying) yang kerap menjadi pemicu konflik antar santri.
- Pendidikan karakter dan bimbingan mental, agar para santri bisa menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.
Penutup
Peristiwa Santri Ponpes HST ditusuk hingga tewas saat tidur menjadi tragedi memilukan yang meninggalkan luka mendalam, baik bagi keluarga korban maupun lingkungan pondok pesantren.
Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran penting untuk meningkatkan perhatian terhadap keamanan santri serta pencegahan kekerasan di lembaga pendidikan berbasis agama. Polisi kini terus bekerja untuk mengungkap motif pelaku agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.

