
Momen mengejutkan terjadi pada Selasa malam, 9 September 2025, ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang makan malam bersama jajaran kabinetnya di sebuah restoran populer di Washington DC. Suasana yang semula tenang mendadak ricuh setelah sejumlah orang yang diduga demonstran masuk ke restoran dan meneriakkan cemoohan keras:
“Bebaskan DC! Bebaskan Palestina! Trump adalah Hitler zaman kita!”
Insiden Donald Trump Diteriaki ‘Hitler’ Saat Makan di Restoran Washington itu segera viral di media sosial setelah beberapa pengunjung mengunggah video. Unggahan tersebut memicu perdebatan panas, baik di Amerika Serikat maupun di dunia internasional.
Bagaimana Demonstran Bisa Masuk ke Restoran?
Hingga kini, belum ada kejelasan bagaimana kelompok aktivis itu bisa masuk ke dalam Restoran Washington tempat Trump bersantap. Media AFP menyebut mereka sebagai demonstran, sedangkan NBC News melaporkan bahwa para pengganggu tersebut adalah aktivis pro-Palestina.
Dilansir dari detik.com, Mereka bukan hanya berteriak, tetapi juga membentangkan bendera Palestina serta mengenakan syal khas Palestina sebagai simbol perlawanan. Adegan itu membuat sejumlah tamu restoran kaget, meski ada juga yang ikut bersorak mendukung Trump dengan meneriakkan, “U-S-A! U-S-A!”.
Reaksi Trump: Senyum Tenang Tanpa Balasan
Meski diteriaki dengan sebutan keras, Donald Trump terlihat tetap tenang. Dalam rekaman yang beredar, pria berusia 79 tahun itu berdiri hanya beberapa langkah dari para demonstran. Alih-alih marah, ia justru menganggukkan kepala dan tersenyum tipis.
Tak lama kemudian, Trump memberi isyarat kepada stafnya untuk meninggalkan ruangan sambil berkata, “Ayo, kita pergi.” Keputusan itu diikuti dengan langkah cepat agen Secret Service, yang segera mengamankan lokasi dan mengusir para demonstran dari restoran.
Namun, aksi protes tidak berhenti di situ. Setelah diusir, para demonstran tetap melanjutkan teriakannya di luar Restoran Washington, sehingga menarik perhatian warga sekitar.
Makan Malam yang Jarang Dilakukan Trump
Baca Juga: Trump Gandakan Tarif: Ekspor India ke AS Terancam Ambruk, Industri Lokal Guncang
Momen Trump Diteriaki ‘Hitler’ Saat Makan di Restoran Washington terasa semakin menarik perhatian karena makan malam di tempat umum adalah hal yang jarang dilakukan Trump.
Menurut keterangan Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, makan malam itu dilakukan di Restoran Washington yang hanya berjarak beberapa blok dari Gedung Putih. Trump hadir bersama:
- Wakil Presiden JD Vance
- Menteri Pertahanan Pete Heghseth
- Menteri Luar Negeri Marco Rubio
- Wakil Kepala Staf Stephen Miller
- Karoline Leavitt dan sejumlah staf Gedung Putih lainnya
Dalam salah satu video, terlihat JD Vance sempat berinteraksi dengan pengunjung restoran, berjabat tangan, dan menyapa mereka dengan ramah.
Respon Publik: Simpati vs Kritik
Peristiwa Trump Diteriaki ‘Hitler’ Saat Makan di Restoran Washington langsung menimbulkan beragam reaksi publik:
- Kelompok pendukung Trump mengecam keras aksi demonstran yang dianggap tidak sopan, apalagi dilakukan di ruang publik saat sang presiden sedang makan malam. Mereka menilai aksi itu sebagai bentuk kurangnya penghormatan terhadap institusi kepresidenan.
- Aktivis pro-Palestina justru menganggap aksi mereka sah sebagai bentuk protes terhadap kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah, khususnya sikap Trump yang dianggap pro-Israel.
- Netizen internasional terbelah. Ada yang memuji ketenangan Trump dalam menghadapi provokasi, namun ada pula yang menilai senyumnya hanyalah strategi politik untuk menjaga citra.
Analisis: Mengapa Trump Disebut “Hitler Zaman Kita”?
Teriakan menyebut Trump sebagai “Hitler zaman kita” bukanlah hal sepele. Julukan tersebut muncul dari kelompok yang menilai kebijakan imigrasi Trump serta dukungan politiknya di Timur Tengah menyerupai otoritarianisme.
Beberapa analis menyebutkan:
- Isu Palestina → Trump dianggap terlalu berpihak pada Israel sehingga menuai kemarahan dari aktivis pro-Palestina.
- Kebijakan dalam negeri → retorika kerasnya terhadap imigran dan kelompok minoritas membuat sebagian orang menyamakan gaya kepemimpinannya dengan diktator.
- Polarisasi politik AS → era Trump memperdalam jurang antara pendukung fanatik dan penentangnya, sehingga kritik ekstrem seperti “Hitler” kerap muncul di ruang publik.
Secret Service Belum Beri Penjelasan
Hingga berita ini ditulis, Secret Service dan Kepolisian Metropolitan DC belum memberikan pernyataan resmi terkait bagaimana demonstran bisa masuk ke restoran dan mendekati presiden.
Biasanya, lokasi yang dikunjungi presiden akan melalui protokol keamanan ketat. Celah yang memungkinkan massa bisa masuk tanpa deteksi tentu menjadi bahan evaluasi serius bagi aparat keamanan.
Kesimpulan
Insiden Trump Diteriaki ‘Hitler’ Saat Makan di Restoran Washington bukan hanya menambah catatan kontroversi masa kepresidenannya, tetapi juga menegaskan bahwa polarisasi politik di Amerika masih sangat tajam.
Di satu sisi, Trump dipuja sebagai pemimpin kuat yang tidak gentar menghadapi tekanan. Namun di sisi lain, ia juga dibenci dan diprotes habis-habisan karena kebijakan yang dinilai diskriminatif.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa seorang presiden, meski dilindungi oleh kekuasaan dan pengamanan ketat, tetap tidak bisa menghindari kritik keras dari warganya sendiri.

