
Nama Wahyudin Moridu kembali jadi bahan pembicaraan publik setelah video kontroversialnya viral. Dalam rekaman yang beredar, ia dengan enteng menyebut ingin “merampok uang negara” sambil tertawa. Ucapan itu sontak memicu kemarahan masyarakat sekaligus menghantam reputasinya sebagai anggota DPRD Gorontalo.
Lelaki yang akrab disapa Wahyu ini bukan sosok asing di dunia politik. Ia lahir dari keluarga politikus di Kabupaten Boalemo. Bahkan, ia sempat mencatatkan prestasi sebagai anggota dewan termuda setelah berhasil lolos ke DPRD Provinsi Gorontalo periode 2024–2029.
Namun, perjalanan politiknya penuh lika-liku. Kasus narkoba, dugaan mabuk-mabukan, hingga hubungan kontroversial dengan seorang wanita sempat mencoreng namanya. Hingga akhirnya, perkataan soal “merampok uang negara” membuat partainya, PDIP, mengambil langkah tegas: memecat Wahyudin dari keanggotaan.
Usai dipecat dari DPRD Wahyudin Moridu perlihatkan gaji jadi kuli!
Dilansir dari tribunnews.com, Pemecatan itu otomatis membuat Wahyudin Moridu terancam kehilangan jabatannya sebagai anggota DPRD. Gaji dan tunjangan senilai sekitar Rp40 juta per bulan pun sirna. Situasi ini membuat Wahyudin banting setir. Ia kini mencoba peruntungan baru sebagai kuli angkut.
Sebuah video di akun media sosial istrinya, Mega Nusi, memperlihatkan Wahyudin sedang menghitung hasil kerja pertamanya. Dengan wajah lelah, ia menunjukkan uang Rp200 ribu dari sehari mengangkat semen dan barang-barang berat lainnya.
“Alhamdulillah tadi habis ngangkat semen, dapat Rp200 ribu. Kita celengan, insya Allah berkah,” ucap Wahyudin dalam rekaman itu.
Kontras sekali dengan penghasilannya dulu yang mencapai puluhan juta rupiah. Kini, gaji sehari hanya setara uang bensin saat masih menjabat.
Kehidupan dari Kemewahan ke Kesederhanaan
Bagi Wahyudin Moridu, kehilangan jabatan berarti kehilangan gaya hidup mapan. Dulunya, ia menikmati berbagai fasilitas seperti rumah dinas, tunjangan transportasi, hingga dana reses. Kini, ia hanya mengandalkan keringat dari pekerjaan fisik.
Istrinya pun tampak mendukung penuh. Mega Nusi dengan tegar menyebut apa pun hasil kerja suaminya adalah rezeki halal yang wajib disyukuri. Dalam sebuah momen, ia bahkan merekam Wahyudin memasukkan gaji hasil kerja kuli ke dalam celengan, simbol perubahan hidup yang drastis.
“Insya Allah berkah,” tutur Mega menenangkan.
Jejak Kontroversi dan Latar Belakang Keluarga
Mengupas lebih jauh, Wahyudin bukan orang baru dalam dunia politik. Ayahnya, Darwis Moridu, pernah menjabat sebagai Bupati Boalemo. Namun, jejak sang ayah juga penuh kontroversi, mulai dari kasus penganiayaan hingga narkoba yang membuatnya diberhentikan dari jabatan bupati oleh Menteri Dalam Negeri.
Tak heran bila publik menilai perjalanan karier Wahyudin Moridu seakan mengulang pola kontroversial sang ayah. Padahal, di awal kemunculannya, ia digadang-gadang sebagai wajah muda politik Gorontalo dengan segudang potensi.
Kronologi Video Viral
Ucapan Wahyudin yang memicu pemecatannya sebenarnya terekam dalam sebuah perjalanan menuju Makassar. Dengan santai, ia mengatakan:
- “Hari ini menuju Makassar pakai uang negara.”
- “Kita rampok saja uang negara ini, kita habiskan, biar negara makin miskin.”
Perkataan tersebut bukan hanya dinilai tidak pantas, tetapi juga mencederai kepercayaan publik terhadap wakil rakyat. Badan Kehormatan DPRD Provinsi Gorontalo langsung memanggilnya untuk klarifikasi. Dari hasil pemeriksaan, Wahyudin mengakui semua ucapannya.
Keputusan tegas pun diambil: ia akan diberhentikan dari jabatannya. Proses hukum etik selanjutnya tinggal menunggu sidang paripurna DPRD.
Perubahan Penghasilan: Dari Puluhan Juta Jadi Ratusan Ribu
Untuk memberi gambaran betapa drastis perubahan hidup Wahyudin, berikut perbandingannya:
Saat Menjadi Anggota DPRD:
- Gaji pokok: Rp2,2 juta
- Tunjangan jabatan: Rp3,2 juta
- Tunjangan komunikasi intensif: Rp9 juta
- Tunjangan reses: Rp9 juta
- Tunjangan perumahan: Rp9,2 juta
- Tunjangan transportasi: Rp10 juta
- Ditambah fasilitas jaminan kesehatan, kendaraan dinas, dan rumah jabatan
Total: sekitar Rp40 juta per bulan
Setelah Jadi Kuli Angkut:
- Gaji harian: Rp200 ribu
- Jika bekerja penuh sebulan: Rp3 juta
Reaksi Publik
Publik menanggapi kisah ini dengan beragam komentar. Sebagian menganggap perubahan nasib itu sebagai bentuk karma atas sikap arogan Wahyudin Moridu. Namun, ada juga yang melihat sisi positif: bahwa ia kini bekerja dengan cara halal dan mau turun langsung menjadi buruh kasar demi keluarganya.
Di media sosial, narasi “Usai dipecat dari DPRD Wahyudin Moridu perlihatkan gaji jadi kuli!” jadi trending, memperlihatkan betapa besarnya atensi masyarakat terhadap transformasi mendadak ini.
Harta Kekayaan yang Tersisa
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Wahyudin Moridu tercatat memiliki:
- Tanah dan bangunan warisan di Boalemo senilai Rp180 juta
- Kas dan setara kas Rp18 juta
- Total harta: Rp198 juta
- Utang: Rp200 juta
Dengan demikian, total kekayaan bersihnya bahkan tercatat minus Rp2 juta. Fakta ini makin menegaskan betapa berat kondisi finansial yang kini dihadapinya.
Pelajaran dari Kasus Wahyudin Moridu
Kisah Usai dipecat dari DPRD Wahyudin Moridu perlihatkan gaji jadi kuli! memberi pelajaran penting. Karier politik bisa runtuh seketika bila tidak dijaga dengan integritas. Ucapan sembrono seorang pejabat publik dapat berakibat fatal, bukan hanya pada jabatannya, tetapi juga pada kehidupannya.
Kini, Wahyudin harus memulai dari nol. Dari ruang rapat DPRD yang megah, ia beralih ke lapangan kerja kasar. Semoga saja pengalaman pahit ini bisa menjadi refleksi, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi para wakil rakyat lain agar selalu menjaga ucapan dan tindakan.

