
Kornet.co.id – Kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Minggu (5/10/2025) menjadi pusat perhatian publik. Perayaan HUT Ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) berlangsung megah dengan barisan parade kendaraan tempur, pasukan, dan atraksi udara yang menarik ribuan penonton. Namun, di tengah kemeriahan tersebut, sebuah insiden kecil namun mencuri perhatian terjadi — seorang pengemudi ojek online (ojol) nekat menerobos jalur parade yang telah ditutup total untuk kepentingan keamanan acara.
Insiden di Tengah Parade Besar
Peristiwa itu bermula sekitar pukul 07.30 WIB ketika arus lalu lintas di sekitar kawasan Monas telah dialihkan sepenuhnya. Petugas gabungan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, TNI, dan Polri sudah menutup sejumlah ruas jalan agar jalannya parade berlangsung aman dan tertib. Namun, seorang pengemudi ojol justru tampak memaksa masuk ke area steril sambil membawa penumpang.
Dalam video yang viral di media sosial, pengemudi tersebut melintas di jalur yang sedang digunakan untuk iring-iringan kendaraan militer. Masyarakat yang menonton sontak terkejut, sementara petugas yang berjaga segera menghentikan laju motornya. Pengemudi ojol itu kemudian mendapat teguran tegas dan diarahkan untuk segera berbalik arah. Tidak ada tindak kekerasan, tetapi ekspresi petugas jelas menunjukkan ketegasan untuk menegakkan disiplin di area acara kenegaraan.
Reaksi Warga dan Warganet
Kejadian ini dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial. Banyak netizen menilai tindakan sang pengemudi sebagai tindakan ceroboh dan tidak menghargai aturan yang telah diumumkan sebelumnya. Ada juga yang berpendapat bahwa insiden tersebut mencerminkan kurangnya kesadaran lalu lintas di kalangan sebagian masyarakat.
Namun, sebagian lainnya justru bersimpati. Mereka menduga pengemudi ojol mungkin tidak mengetahui adanya penutupan jalan atau terpaksa melintas karena mengejar waktu untuk mengantarkan penumpang. Meski begitu, mayoritas warganet sepakat bahwa tindakan petugas yang menegur dengan tegas adalah langkah yang benar dan proporsional.
Kebijakan Pengalihan Lalu Lintas
Dinas Perhubungan DKI Jakarta sudah mengumumkan pengalihan arus lalu lintas jauh sebelum acara dimulai. Penutupan dilakukan sejak pukul 06.00 WIB dan baru akan dibuka kembali setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai. Beberapa titik strategis seperti Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Museum, hingga Jalan Abdul Muis dialihkan ke rute alternatif.
Tujuan dari pengalihan ini adalah menjaga kelancaran prosesi parade sekaligus menjamin keamanan peserta dan masyarakat yang hadir. Acara HUT TNI di Monas dikenal sebagai kegiatan yang melibatkan ribuan personel serta alat utama sistem senjata (alutsista) berat yang tentu membutuhkan ruang gerak luas dan aman.
Tindakan Tegas yang Edukatif
Petugas yang menegur pengemudi ojol tersebut mendapat apresiasi dari publik karena mampu menangani situasi tanpa menimbulkan kekerasan atau kericuhan. Teguran dilakukan secara langsung dan jelas, memberikan contoh bahwa ketegasan tidak harus disertai kekerasan.
Insiden ini sekaligus menjadi pengingat penting bagi para pengguna jalan — terutama bagi pengemudi transportasi daring — untuk selalu memperhatikan informasi lalu lintas sebelum berkendara. Dalam konteks acara kenegaraan berskala besar, ketaatan terhadap pengaturan lalu lintas bukan hanya soal ketertiban, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap negara dan aparat yang bertugas.
Aspek Hukum dan Ketertiban Umum
Dari sisi hukum, pelanggaran terhadap area steril sebenarnya bisa dikenai sanksi sesuai peraturan lalu lintas yang berlaku. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, disebutkan bahwa setiap pengguna jalan wajib mematuhi rambu dan instruksi petugas. Pelanggaran di area terbatas seperti kegiatan kenegaraan dapat dikategorikan sebagai pelanggaran berat, meskipun dalam kasus ini petugas memilih pendekatan persuasif.
Langkah tersebut dianggap tepat karena peristiwa tidak menimbulkan kerugian materiil maupun korban. Namun, penegakan disiplin tetap diperlukan agar tidak menjadi preseden buruk di kemudian hari. Tindakan kecil seperti ini, jika dibiarkan, bisa berkembang menjadi ketidakteraturan yang lebih besar di ruang publik.
Kesadaran Sosial dan Profesionalisme Ojol
Profesi sebagai pengemudi ojek online menuntut kecepatan, ketepatan waktu, dan kesabaran menghadapi situasi lalu lintas yang dinamis. Namun, insiden di Monas ini memperlihatkan pentingnya etika berkendara dan kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan. Banyak pihak menyerukan agar perusahaan aplikasi transportasi juga berperan aktif memberikan edukasi kepada mitra pengemudi tentang keselamatan dan kepatuhan hukum.
Kejadian ini diharapkan menjadi bahan refleksi, bukan hanya bagi satu pengemudi, tetapi juga bagi seluruh masyarakat pengguna jalan. Karena dalam konteks kota besar seperti Jakarta, keteraturan lalu lintas adalah hasil kerja sama antara petugas dan warga, bukan tanggung jawab sepihak.
Fenomena Viral dan Dampak Sosial
Tak dapat dimungkiri, video pendek yang menampilkan aksi ojol menerobos jalur parade TNI telah menjadi bahan perbincangan luas. Fenomena semacam ini menggambarkan bagaimana dunia digital kini menjadi ruang baru untuk mengawasi perilaku publik. Setiap tindakan di ruang terbuka bisa terekam dan tersebar dalam hitungan detik, menimbulkan dampak sosial dan moral yang tak kalah besar dari sanksi hukum formal.
Dalam konteks ini, viralitas memiliki dua sisi: bisa menjadi sarana edukasi publik, tapi juga bisa mempermalukan seseorang secara berlebihan. Oleh karena itu, keseimbangan dalam menyikapi setiap peristiwa di dunia maya perlu dijaga agar tujuan pembelajaran tidak berubah menjadi perundungan digital.
Pelajaran dari Insiden Monas
Kejadian sederhana di Monas ini menyimpan pesan besar tentang disiplin, kesadaran, dan tanggung jawab sosial. Di tengah kesibukan kota dan tekanan ekonomi, sering kali aturan dianggap hambatan. Padahal, aturan justru dibuat agar semua pihak bisa berjalan aman dan tertib.
Ketika seorang ojol menerobos jalur parade kenegaraan, itu bukan sekadar pelanggaran lalu lintas — melainkan juga bentuk kealpaan dalam menghormati ruang publik yang sedang digunakan untuk kepentingan bersama. Teguran petugas menjadi wujud nyata dari fungsi negara dalam menjaga keteraturan sosial, sekaligus contoh bagaimana penegakan disiplin bisa dilakukan dengan cara yang manusiawi.
Penutup
Insiden ojol ditegur tegas usai terobos jalur parade TNI di Monas seharusnya menjadi refleksi bagi kita semua: bahwa disiplin bukan hanya urusan aparat, tetapi bagian dari karakter warga negara yang baik. Ketika masyarakat dan petugas sama-sama memahami batas dan tanggung jawabnya, maka kota besar seperti Jakarta akan menjadi ruang yang lebih tertib, aman, dan beradab.
Sebuah teguran mungkin terdengar sederhana, tetapi di baliknya ada pesan kuat — bahwa ketertiban dimulai dari hal kecil, dari keputusan seorang pengendara untuk menghargai aturan di jalan.

