
Insiden boks Kontainer Jatuh Timpa Siswa SD di Banjarbaru – Suasana riang kepulangan anak-anak sekolah di depan SDN 1 Komet, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, berubah menjadi mimpi buruk dalam sekejap pada Kamis, 14 Agustus 2025. Sebuah boks kontainer berwarna biru tiba-tiba terlepas dari truk yang mengangkutnya, lalu jatuh menimpa kerumunan siswa dan pedagang kaki lima yang berada di bahu jalan. Insiden tragis ini sontak menciptakan kepanikan massal dan meninggalkan luka mendalam bagi para korban, keluarga, dan masyarakat kota.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 13.00 WITA ini menjadi pengingat keras tentang betapa rapuhnya keselamatan anak-anak di lingkungan sekolah, serta memicu pertanyaan besar mengenai standar keamanan angkutan barang berukuran masif di jalanan perkotaan. Sedikitnya sebelas siswa sekolah dasar menjadi korban, dengan beberapa di antaranya menderita luka serius hingga patah tulang.
Detik-detik boks Kontainer Jatuh

Dilansir dari Kumparan.com Sebuah boks truk kontainer jatuh di depan SDN 1 Landasan Ulin Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimatan Selatan, pada Kamis (14/8/2025) siang. Insiden ini menyebabkan 11 siswa mengalami luka-luka.
Menurut keterangan saksi mata dan rekaman CCTV yang beredar, insiden boks Kontainer Jatuh bermula saat sebuah truk Hino dengan nomor polisi DA 8246 TAI melintas di Jalan Panglima Batur, Kelurahan Komet. Truk yang dikemudikan oleh sopir berinisial M (45) ini sedang mengangkut boks kontainer kosong. Saat hendak berbelok ke Jalan Pangeran Hidayatullah, manuver truk diduga terlalu tajam dan cepat.
Akibatnya, truk kehilangan keseimbangan. Boks kontainer raksasa yang tidak terikat dengan baik pada sasis truk itu pun terlepas, terguling, dan jatuh tepat di sisi kiri jalan. Nahas, lokasi jatuhnya kontainer adalah tempat di mana para siswa SD sedang menunggu jemputan orang tua mereka, sebagian sambil jajan di lapak pedagang pentol dan es keliling.
“Kejadiannya sangat cepat. Tiba-tiba kontainer itu miring dan langsung jatuh menimpa anak-anak dan gerobak pedagang. Semua orang langsung berteriak histeris,” ujar seorang saksi di lokasi kejadian.
Seketika, suasana menjadi kacau. Warga sekitar, para orang tua, dan pengguna jalan lainnya bergegas memberikan pertolongan. Mereka bergotong royong berusaha mengangkat dan menggeser kontainer berat itu untuk mengevakuasi anak-anak yang terperangkap di bawahnya. Jerit tangis dan teriakan minta tolong memecah keheningan siang itu.
Luka Fisik dan Trauma atas Insiden boks Kontainer Jatuh
Data dari berbagai sumber menyebutkan total korban mencapai 11 siswa. Sebagian besar dari mereka mengalami luka lecet, memar, dan syok berat. Namun, beberapa anak menderita cedera yang jauh lebih parah. Para korban segera dilarikan ke dua rumah sakit terdekat, yakni RSUD Idaman Banjarbaru dan Rumah Sakit TK IV Guntung Payung.
Dari total korban, tiga siswa harus menjalani rawat inap karena kondisinya yang serius. Dua di antaranya dilaporkan mengalami patah tulang. Salah satu korban yang menjadi sorotan adalah Muhammad Alfero, siswa kelas 6. Ia menderita luka robek di kepala yang memerlukan jahitan serta cedera di bagian pinggul dan kaki. Meskipun sudah diizinkan pulang keesokan harinya, kondisinya masih belum pulih sepenuhnya dan ia harus berjalan dengan tertatih-tatih.
“Alfero masih mengeluh sakit di pinggul dan kakinya, jalannya masih pincang. Tentu saja dia juga masih trauma,” ungkap pihak keluarga.
Kisah Alfero dan korban lainnya menggambarkan dampak ganda dari insiden ini: luka fisik yang menyakitkan dan trauma psikologis yang mungkin akan membekas lama. Melihat benda sebesar kontainer menimpa mereka akan menjadi memori menakutkan yang tidak mudah untuk dilupakan oleh anak-anak seusia mereka.
Tindakan Cepat Aparat dan Status Sopir

Aparat kepolisian dari Satlantas Polres Banjarbaru segera tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengatur lalu lintas yang sempat macet total. Truk beserta sopirnya, M, langsung diamankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Kasat Lantas Polres Banjarbaru, AKP Edwin P, menyatakan bahwa pihaknya masih mendalami penyebab pasti kecelakaan tersebut. Dugaan awal mengarah pada kelalaian sopir saat bermanuver di tikungan. Selain itu, standar pengamanan muatan juga menjadi fokus utama investigasi.
“Sopir sudah kami amankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif. Kami akan selidiki apakah ada unsur kelalaian, termasuk bagaimana mekanisme penguncian kontainer pada badan truk,” jelas AKP Edwin.
Sopir M kini berstatus sebagai terperiksa dan berpotensi menjadi tersangka jika terbukti lalai dalam mengemudikan kendaraannya sehingga menyebabkan jatuhnya korban. Ia terancam dijerat dengan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Panggilan untuk Evaluasi Menyeluruh

Tragedi di Banjarbaru ini bukan sekadar kecelakaan biasa. Insiden ini adalah alarm darurat bagi semua pihak terkait. Pertama, bagi para pengusaha dan operator angkutan barang, standar operasional prosedur (SOP) terkait pengamanan muatan dan pemilihan rute harus ditegakkan tanpa kompromi. Kendaraan berat seperti truk kontainer idealnya tidak melintas di jalan-jalan sempit atau padat di sekitar sekolah, terutama pada jam-jam sibuk.
Kedua, bagi pemerintah daerah dan dinas perhubungan, perlu adanya evaluasi dan pengetatan aturan mengenai jam operasional dan jalur yang boleh dilalui oleh kendaraan angkutan barang bertonase besar. Penempatan rambu-rambu peringatan dan zona selamat sekolah (ZoSS) harus lebih dioptimalkan dan diawasi pelaksanaannya.
Terakhir, insiden ini mengajarkan betapa pentingnya pengawasan bersama dari masyarakat. Setiap warga berhak merasa aman, terutama anak-anak yang merupakan kelompok paling rentan. Tragedi ini harus menjadi pelajaran mahal agar tidak ada lagi jerit tangis anak-anak yang tertimpa bahaya akibat kelalaian di jalan raya. Semoga para korban segera pulih, baik fisik maupun mental, dan semoga keadilan dapat ditegakkan seadil-adilnya.

