
Viral Pria Sidoarjo Mau Bunuh Diri gegara Lamaran Ditolak – Kisah pilu dialami Wahyu Hidayat, warga Desa Krembangan, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo. Niatnya melamar sang kekasih yang berujung Lamaran Ditolak pihak mempelai wanita karena membawa tamu terlalu banyak.
Padahal, persiapan telah ia lakukan matang-matang untuk menikahi perempuan yang dikenalnya lima bulan ini. Kisah Wahyu pun sempat viral di media sosial.
Lamaran berlangsung Minggu (22/6/2025) di rumah keluarga calon mempelai wanita di kawasan Warugunung, Surabaya. Wahyu telah menyiapkan cincin, kalung, baju, sepatu, hingga handphone, dengan total biaya belasan juta rupiah.
“Saya sudah keluar banyak, semua niatnya baik. Tapi saat acara selesai, tiba-tiba saya ditolak. Alasan mereka, saya bawa tamu terlalu banyak,” ujar Wahyu saat ditemui detikJatim, Rabu (13/8/2025).
Sebelumnya, ada kesepakatan bahwa jumlah tamu dari pihak laki-laki dibatasi maksimal 25 orang. Namun, karena antusias keluarga dan kerabat, jumlah yang hadir membludak hingga sekitar 40 orang.
“Yang datang itu semua keluarga dan teman dekat. Saya nggak nyangka itu akan jadi masalah besar. Tiba-tiba pas acara selesai, saya dipanggil sendirian dan dibilang: ‘Kenapa tamunya banyak sekali? Sudah, batal saja lamarannya.’ Saya nggak bisa berkata apa-apa lagi,” tuturnya.
Yang membuatnya makin kecewa, keluarga pihak wanita tidak menyampaikan langsung pembatalan lamaran kepada keluarganya. Kabar itu justru diketahui keluarga Wahyu dari media sosial.
“Keluarga saya tahunya malah dari TikTok. Mereka lebih kecewa lagi karena selama ini mengira semua berjalan baik,” ungkapnya.

Calon pasangannya adalah seorang guru PAUD berusia 27 tahun. Mereka dikenalkan lewat teman, lalu intens bertemu selama lima bulan terakhir.
“Setiap Sabtu-Minggu kami jalan bareng, saya juga pernah jemput dan nganterin kerja. Saya pikir ini akan jadi hubungan yang serius,” kata Wahyu lirih.
Wahyu mengaku sempat terpukul dan mengalami depresi berat selama satu minggu setelah peristiwa penolakan itu.
“Waktu itu saya syok, sempat nggak bisa tidur, bahkan sempat berpikir buat bunuh diri gara gara lamaran ditolak,” ungkap Wahyu saat ditemui detikJatim Rabu (13/8/2025).
Kini, hubungan tersebut benar-benar berakhir. Wahyu mengaku belum mendapat kabar lagi dari mantan calon istrinya.
“Yang minta saya melamar justru dari pihak perempuan, dan katanya orang tuanya juga setuju. Bahkan yang menentukan tanggalnya juga orang tua dari pihak perempuan,” katanya.
“Saya cuma bisa pasrah. Yang penting saya sudah niat baik. Tapi kalau ditolak hanya karena tamu kebanyakan, ya saya juga nggak bisa paksa,” pungkasnya.***
Kronologi Saat Lamaran Ditolak
Wahyu, yang berprofesi sebagai warga Sidoarjo, telah menjalin hubungan selama lima bulan dengan seorang guru PAUD berusia 27 tahun. Hubungan mereka, yang awalnya dikenalkan oleh teman, berjalan serius hingga pihak perempuan yang meminta Wahyu untuk segera melamar. Tanggal lamaran pun ditentukan oleh keluarga calon istri.
“Yang minta saya melamar justru dari pihak perempuan, dan katanya orang tuanya juga setuju. Bahkan yang menentukan tanggalnya juga orang tua dari pihak perempuan,” katanya.
Pada Minggu (22/6/2025), Wahyu datang ke rumah calon mempelai wanita di kawasan Warugunung, Surabaya, dengan membawa persiapan matang, termasuk cincin, kalung, dan berbagai barang hantaran lainnya senilai belasan juta rupiah. Ia juga ditemani oleh keluarga dan teman-teman dekatnya.
Namun, momen bahagia itu berubah menjadi mimpi buruk. Setelah acara selesai dan tamu-tamu mulai pulang, Wahyu dipanggil sendirian oleh keluarga calon istri. “Waktu tinggal saya sendiri di rumahnya, tiba-tiba dibilang kok bawa tamu banyak sekali. Langsung saja dibilang lamarannya batal,” tutur Wahyu.
Wahyu mengaku kaget karena sebelumnya sudah ada kesepakatan bahwa rombongan dibatasi maksimal 25 orang. Namun, karena antusiasme keluarga dan kerabat, jumlah yang hadir membludak hingga sekitar 40 orang. Hal ini menjadi alasan utama penolakan tersebut.
.webp?updatedAt=1755143106406&ik-s=376d04e58edb325f71ffd89c24b87adb029f8277)
Dampak dan Reaksi Keluarga
Penolakan yang disampaikan secara langsung kepada Wahyu, tanpa komunikasi dengan keluarganya, membuat Wahyu merasa sangat terpukul. Ia mengaku mengalami syok, tidak bisa tidur, dan sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Kekecewaan juga dirasakan oleh keluarga Wahyu. Mereka mengetahui kabar pembatalan lamaran tersebut justru dari media sosial TikTok, bukan dari Wahyu secara langsung. “Keluarga saya tahunya malah dari TikTok. Mereka lebih kecewa lagi karena selama ini mengira semua berjalan baik,” ungkapnya.
Setelah dua minggu, Wahyu mulai mencoba bangkit dan menerima kenyataan. Ia menyadari bahwa mungkin ini adalah jalan terbaik yang diberikan oleh Tuhan. Kini, ia berusaha ikhlas dan menjadikan pengalaman ini sebagai pelajaran berharga untuk kehidupannya di masa depan.

