
Jagat maya kembali diramaikan dengan sebuah gerakan yang kini tengah jadi perbincangan luas: 17+8 Tuntutan Rakyat, Bergema di Medsos. Isu ini muncul setelah sejumlah aktivis, mahasiswa, hingga influencer ternama ikut mengunggah dan menyebarkan daftar tuntutan tersebut.
Nama-nama besar seperti Jerome Polin hingga Salsa Erwina Hutagalung ikut serta dalam menyuarakan aspirasi ini. Dalam waktu singkat, unggahan mereka viral, di-repost ribuan kali, dan menjadi bahan diskusi publik.
Di dalam poster yang ramai beredar, tertulis “17+8 Tuntutan Rakyat: Transparansi, Reformasi, Empat” dengan desain sederhana berwarna pink dan hijau di atas latar hitam. Simbolis namun kuat, pesan itu langsung menggaung di berbagai platform media sosial.
Apa Itu 17+8 Tuntutan Rakyat?
Gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat, Bergema di Medsos terdiri atas dua bagian penting:
- 17 Tuntutan Rakyat dalam 1 Minggu
- 8 Tuntutan Rakyat dalam 1 Tahun
Dari namanya, terlihat jelas bahwa tuntutan ini tidak hanya bersifat jangka pendek, melainkan juga memiliki target jangka panjang. Aspirasi ini lahir dari keresahan masyarakat terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi terkini.
Isi 17 + 8 Tuntutan Rakyat: Deadline 5 September 2025
Dilansir detik.com, Berikut daftar lengkap 17 tuntutan rakyat dalam 1 minggu:
- Bentuk tim investigasi independen kasus Affan Kurniawan, Umar Amarudin, dan semua korban kekerasan serta pelanggaran HAM selama demo 28–30 Agustus.
- Hentikan keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil, kembalikan TNI ke barak.
- Bebaskan seluruh demonstran yang ditahan, pastikan tidak ada kriminalisasi.
- Tangkap dan adili anggota serta komandan aparat yang memerintahkan kekerasan.
- Stop kekerasan polisi, taati SOP pengendalian massa.
- Bekukan kenaikan gaji/tunjangan DPR dan batalkan fasilitas baru. Publikasikan anggaran DPR secara transparan.
- Selidiki harta anggota DPR yang bermasalah melalui KPK.
- Badan Kehormatan DPR wajib periksa anggota yang melecehkan aspirasi rakyat.
- Partai politik pecat kader yang tidak etis atau memicu kemarahan publik.
- Partai umumkan komitmen berpihak pada rakyat di tengah krisis.
- Anggota DPR aktif berdialog dengan mahasiswa dan masyarakat sipil.
- Tegakkan disiplin internal agar TNI tidak mengambil alih fungsi Polri.
- Komitmen publik TNI untuk tidak masuk ke ruang sipil saat krisis demokrasi.
- Pastikan upah layak bagi guru, tenaga kesehatan, buruh, dan ojol.
- Ambil langkah darurat cegah PHK massal, lindungi buruh kontrak.
- Buka dialog dengan serikat buruh soal UMR dan outsourcing.
- Jamin partisipasi publik dalam kebijakan penting agar suara rakyat terwakili.
Isi 8 Tuntutan Rakyat: Deadline 31 Agustus 2026
Selain tuntutan jangka pendek, terdapat juga 8 tuntutan rakyat dalam 1 tahun:
- Bersihkan dan lakukan reformasi besar-besaran di DPR.
- Reformasi partai politik dan perkuat pengawasan eksekutif.
- Susun rencana reformasi perpajakan yang lebih adil.
- Sahkan UU perampasan aset koruptor dan perkuat UU Tipikor.
- Tegakkan independensi KPK sebagai lembaga antikorupsi.
- Lakukan reformasi kepolisian agar lebih profesional dan humanis.
- Perkuat Komnas HAM serta lembaga pengawas independen.
- Tinjau ulang kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan agar lebih berpihak ke pekerja.
Respon Publik dan Dinamika di Media Sosial
Viralnya 17+8 Tuntutan Rakyat, Bergema di Media sosial menunjukkan tingginya kesadaran publik, khususnya generasi muda. Banyak yang menilai daftar tuntutan tersebut sebagai refleksi nyata keresahan rakyat.
Namun, tak sedikit pula yang bersikap skeptis. Beberapa pihak mempertanyakan efektivitas tuntutan ini, mengingat banyak dari poin tersebut sudah sering muncul dalam gerakan mahasiswa sebelumnya. Meski begitu, gaungnya di media sosial tetap kuat, bahkan sempat menjadi trending topic.
Kenapa 17+8 Tuntutan Ini Penting?
Ada beberapa alasan mengapa isu ini menarik perhatian:
- Menyentuh masalah krusial: mulai dari HAM, peran aparat, hingga transparansi DPR.
- Ada target waktu jelas: tuntutan dibagi menjadi jangka pendek (1 minggu) dan jangka panjang (1 tahun).
- Didorong influencer populer: membuat pesan ini lebih cepat viral.
- Menggunakan bahasa lugas dan mudah dipahami: sehingga bisa diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat.
Tuntutan sebagai Cermin Keresahan Sosial
Secara garis besar, 17+8 Tuntutan Rakyat, Bergema di Medsos adalah cerminan rasa frustasi publik terhadap kondisi politik dan ekonomi. Tuntutan ini menjadi simbol bahwa suara rakyat masih hidup dan tidak boleh diabaikan.
Dari investigasi kasus HAM, reformasi DPR, hingga perlindungan pekerja, semua menunjukkan keinginan rakyat untuk perubahan yang lebih adil dan transparan.
Fenomena 17+8 Tuntutan Rakyat, Bergema di Medsos bukan sekadar tren digital. Ia adalah manifestasi nyata keresahan masyarakat yang menuntut perbaikan sistem.
Apakah pemerintah dan DPR akan mendengar? Pertanyaan ini masih menggantung. Namun, satu hal yang pasti: suara rakyat kini sudah terlanjur bergema, baik di media sosial maupun jalanan.
Jika tidak segera direspons, tuntutan ini bisa menjadi gelombang yang lebih besar, melampaui sekadar hashtag, menuju aksi nyata di lapangan.

