.webp)
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyambangi para korban luka akibat kericuhan dalam aksi demonstrasi pada 28 Agustus 2025 di Jakarta. Kunjungan ini berlangsung pada Jumat malam, 29 Agustus 2025, hanya sehari setelah bentrokan besar di kawasan Gedung DPR RI dan sekitarnya.
Dalam video yang beredar, Wapres Gibran jenguk korban luka demo 28 Agustus 2025 di Jakarta dengan mengenakan kemeja hitam sederhana. Ia terlihat masuk ke beberapa ruang perawatan di RS Pelni dan RSCM Jakarta, berbincang langsung dengan para pasien yang menjadi korban kericuhan.
Sikapnya yang tenang dan menanyakan kondisi para korban membuat suasana terasa lebih hangat. Beberapa pasien tampak terharu dengan perhatian yang diberikan.
Dialog Singkat dengan Korban
.webp)
Salah satu korban yang ditemui adalah Umar Amirudin, seorang pengemudi ojek online asal Sukabumi. Umar mengalami luka serius setelah diduga mendapat tindak kekerasan aparat saat kericuhan pecah. Dalam kunjungan itu, Gibran terlihat menanyakan kondisinya meski percakapan tak seluruhnya terdengar jelas.
Selain Umar, Wapres juga menjenguk korban lain, mayoritas laki-laki. Ia memberikan pesan menenangkan agar mereka beristirahat dengan cukup.
“Tidur saja, jangan dipaksakan. Fokus pulih dulu,” ujar Gibran ketika melihat salah seorang korban berusaha bangun dari tempat tidur.
Di ruang lain, ia kembali menekankan pentingnya pemulihan:
“Istirahat, tidur yang cukup. Kalau semua lancar, tiga hari lagi bisa pulang.”
Pesan tersebut menjadi bentuk dukungan moral bagi korban agar tidak kehilangan semangat.
Kronologi Kericuhan 28 Agustus 2025

Kericuhan besar terjadi pada Kamis, 28 Agustus 2025, saat ribuan massa dari berbagai elemen, termasuk buruh dan mahasiswa, menggelar aksi di sekitar Gedung DPR RI, Jakarta. Situasi yang awalnya terkendali berubah ricuh ketika aparat membubarkan massa dengan tindakan represif.
Beberapa korban berjatuhan, baik luka maupun meninggal dunia. Peristiwa ini kemudian menjadi sorotan publik karena adanya dugaan penggunaan kekuatan berlebihan.
Korban Jiwa dan Luka

- Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online, menjadi korban jiwa setelah terlindas kendaraan taktis Barracuda Brimob di Jalan Penjernihan I, Pejompongan.
- Umar Amirudin, pengemudi ojol lainnya, mengalami pengeroyokan aparat hingga mengalami luka di kepala, tangan, dan lengan. Saat ini ia masih dirawat intensif di RS Pelni.
Kakak Umar, Syaripudin, menyebutkan bahwa luka adiknya cukup parah.
“Di kepala ada bekas injakan, tangan juga terluka, bahkan lengan terasa sakit sekali. Belum jelas apakah patah atau hanya cedera berat,” ungkapnya.
Wapres Gibran dan Pesan Moral
Dilansir dari kompas.com, Kunjungan Wapres Gibran jenguk korban luka demo 28 Agustus 2025 di Jakarta tidak hanya sebatas formalitas. Kehadirannya menunjukkan perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak langsung dari aksi unjuk rasa.
Dengan menyapa satu per satu pasien, Gibran seolah ingin memberikan keyakinan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi masa pemulihan. Bagi keluarga korban, perhatian dari wakil presiden ini menjadi bentuk empati sekaligus penguat moral.
Selain memberi semangat, Gibran juga mendengar langsung cerita dari korban mengenai kronologi kejadian. Informasi ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk mengevaluasi prosedur pengamanan aksi massa ke depan.
Reaksi Publik
Kehadiran Wapres di rumah sakit menuai berbagai respon dari masyarakat. Banyak yang menilai langkah ini positif sebagai bentuk kehadiran negara di tengah rakyat. Namun, sebagian pihak juga berharap agar kunjungan itu tidak berhenti hanya sebagai simbol, melainkan diikuti langkah nyata seperti investigasi mendalam atas dugaan kekerasan aparat.
Netizen ramai membicarakan momen tersebut di media sosial. Tagar terkait kunjungan Gibran sempat masuk ke jajaran trending di Twitter/X, memperlihatkan betapa besar perhatian publik terhadap kasus ini.
Pentingnya Evaluasi Keamanan Aksi Massa
Kericuhan yang menelan korban jiwa dan luka menimbulkan pertanyaan serius tentang tata cara pengamanan demonstrasi. Banyak pihak menilai perlunya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur aparat di lapangan.
Beberapa poin yang menjadi sorotan:
- Penggunaan kendaraan taktis yang berisiko membahayakan nyawa warga sipil.
- Pencegahan tindakan represif berlebihan yang justru memperparah kericuhan.
- Perlindungan hak warga negara untuk menyampaikan aspirasi secara damai.
Jika evaluasi ini dilakukan dengan serius, diharapkan tragedi serupa tidak akan terulang di masa depan.
Penutup
Kunjungan Wapres Gibran jenguk korban luka demo 28 Agustus 2025 di Jakarta di RS Pelni dan RSCM menjadi sorotan publik. Sikap empati yang ditunjukkan Gibran memberikan sedikit ketenangan bagi korban dan keluarga.
Namun, tragedi ini menyisakan pekerjaan rumah besar bagi pemerintah: memastikan keamanan aksi demonstrasi tanpa mengorbankan nyawa dan keselamatan rakyat. Masyarakat kini menunggu tindak lanjut konkret, bukan sekadar kunjungan simbolis.
Perhatian dan doa terus mengalir bagi para korban, dengan harapan mereka segera pulih dan kembali beraktivitas.

