
Sabtu (27/9) pagi, suasana Kota Agats memanas: Warga diduga tewas tertembak oknum TNI di Kabupaten Asmat, Papua Selatan. Seorang pemuda bernama Irenius Baotaipota (21) dilaporkan meninggal dunia setelah terkena tembakan aparat. Kabar tersebut memicu amarah warga yang kemudian meluap menjadi kerusuhan besar.
Seorang saksi mata mengatakan, masyarakat bereaksi keras begitu mendengar berita kematian Irenius. “Kami belum tahu siapa pelakunya, tapi warga marah karena korban meninggal diduga tertembak aparat,” ujar warga setempat.
Kronologi Penembakan di Kota Agats
Dilansir dari detik.com, Peristiwa bermula sekitar pukul 08.40 WIT di Jalan Dolog, Distrik Agats. Menurut informasi, seorang pria diduga berada dalam pengaruh alkohol menyerang dua warga menggunakan tombak. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Pos Satgas Yonif 123/Rajawali.
Setiba di Kota Agats, aparat TNI berusaha mengendalikan situasi. Namun, suasana semakin memanas ketika pria tersebut juga menyerang aparat. Dalam kondisi terdesak, seorang oknum TNI diduga melepaskan tembakan hingga mengenai korban yang akhirnya meninggal dunia.
Kabar penembakan ini dengan cepat menyebar di media sosial dan perbincangan warga. Tidak butuh waktu lama, massa berkumpul dan meluapkan kemarahan.
Amarah Massa: Pos Satgas Dibakar
Situasi tak terkendali. Warga yang tersulut emosi langsung mendatangi Pos Satgas 123/Rajawali dan membakarnya. Tak hanya itu, massa juga menyerang pos militer lain, seperti Pos Satgas 321 yang menempati bekas Balai Latihan Kerja dan Pos Mandala.
Api melahap bangunan hingga rata dengan tanah. Asap hitam pekat membubung tinggi, menandai kemarahan masyarakat yang merasa kehilangan salah satu warganya karena dugaan penembakan aparat.
Selain membakar pos militer, massa juga melampiaskan amarah dengan merusak kendaraan dan menyerang fasilitas umum.
Penjarahan di Tengah Kekacauan
Kerusuhan tidak berhenti pada pembakaran pos. Berdasarkan rekaman yang beredar, sejumlah warga melakukan penjarahan di beberapa lokasi.
- Sebuah konter handphone, Usman Konter di depan Bank Papua, menjadi sasaran utama.
- Lapak warga juga hancur, dengan sembako dan telur berserakan di jalan.
- Beberapa toko kecil kehilangan barang dagangan karena massa menyerbu tanpa kendali.
Aparat kepolisian berusaha menahan laju massa dengan gas air mata. Namun, perlawanan warga menggunakan panah, ketapel, dan benda tumpul membuat situasi sulit dikendalikan.
Reaksi Masyarakat dan Ketegangan Sosial
Kematian Irenius Baotaipota di Kota Agats tidak hanya memicu emosi, tetapi juga memperuncing rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap aparat. Banyak warga menilai aparat terlalu cepat menggunakan senjata api dalam menghadapi situasi yang bisa ditangani dengan cara lain.
Di sisi lain, sebagian masyarakat berpendapat bahwa aparat menghadapi situasi sulit karena korban sempat menyerang warga dan anggota TNI. Namun, fakta bahwa seorang pemuda tewas tetap memicu keresahan dan kemarahan.
Kondisi Kota Agats Pasca-Kerusuhan
Menjelang sore, kobaran api mulai padam, namun asap hitam masih membumbung dari sisa-sisa bangunan yang terbakar. Suasana kota berubah drastis.
Biasanya, malam Minggu di Kota Papan, sebutan untuk Agats ramai dengan aktivitas warga. Namun kali ini, jalanan sunyi, lampu-lampu kota redup, dan ketegangan masih terasa. Banyak warga memilih tetap di rumah karena khawatir kerusuhan meluas.
Upaya Redam Ketegangan
Aparat keamanan kini bekerja sama dengan tokoh adat dan tokoh agama untuk meredakan situasi. Pendekatan persuasif dilakukan agar warga tidak semakin terprovokasi.
Tokoh masyarakat setempat menekankan bahwa kekerasan hanya akan memperburuk keadaan. Mereka mendorong agar kasus ini diusut tuntas secara transparan.
Menanti Penjelasan Resmi
Hingga berita ini diturunkan, Polres Asmat belum memberikan keterangan resmi terkait insiden penembakan maupun motif di baliknya. Banyak pihak menuntut agar kasus ini tidak ditutupi, mengingat korban adalah warga sipil yang hak-haknya harus dilindungi.
Publik menunggu apakah akan ada investigasi mendalam dan pertanggungjawaban dari pihak yang diduga terlibat.
Catatan Penting dari Kasus Agats
Insiden Kota Agats memanas: Warga diduga tewas tertembak oknum TNI memberikan beberapa pelajaran penting:
- Penggunaan senjata api harus hati-hati. Aparat perlu mengedepankan pendekatan non-kekerasan dalam menghadapi warga sipil.
- Transparansi sangat dibutuhkan. Informasi resmi dari aparat harus cepat disampaikan untuk meredam spekulasi.
- Dialog masyarakat penting. Keterlibatan tokoh adat dan agama sangat vital untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
- Mitigasi konflik. Pemerintah daerah dan pusat perlu menyiapkan langkah pencegahan agar kerusuhan tidak terulang.
Penutup
Kasus tragis ini menjadi bukti betapa rapuhnya stabilitas keamanan di wilayah Papua Selatan. Kota Agats memanas: Warga diduga tewas tertembak oknum TNI telah mengguncang kehidupan masyarakat, memicu kerusuhan, pembakaran, hingga penjarahan.
Kini, yang paling ditunggu adalah keberanian pemerintah dan aparat untuk mengungkap fakta, memberikan keadilan bagi korban, sekaligus memulihkan kepercayaan warga. Tanpa itu, luka sosial bisa semakin dalam dan berpotensi memicu konflik serupa di masa depan.

