.webp)
Kasus kriminal yang menghebohkan publik terjadi di Solo. Seorang sopir bank nekat bawa kabur uang 10 miliar milik Bank Jateng cabang Wonogiri. Aksi tersebut dilakukan oleh seorang pria berinisial A, yang ternyata sudah bekerja cukup lama di bank plat merah tersebut sejak tahun 2018.
Tak butuh waktu lama, aparat kepolisian akhirnya berhasil membekuk pelaku setelah hampir sepekan bersembunyi di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penangkapan berlangsung dramatis pada Senin dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB, saat pelaku tengah tertidur lelap di rumah persembunyiannya.
Kronologi Sopir Bank Nekat Bawa Kabur Uang 10 M

Berdasarkan keterangan polisi, peristiwa bermula ketika A bersama rekannya melakukan perjalanan untuk mengambil dana operasional bank. Mereka singgah ke Bank Indonesia (BI) terlebih dahulu dan mengambil dana Rp6 miliar, lalu melanjutkan ke Bank Jateng untuk mengambil tambahan Rp4 miliar.
Namun, dalam proses itu sempat ada jeda menunggu tambahan uang Rp1 miliar. Saat rekannya yang juga staf bank pergi ke toilet, A melihat celah untuk melaksanakan niat jahatnya. Begitu rekan kerjanya keluar, mobil yang dikendarai A sudah raib bersama uang 10 miliar tunai.
Rekan kerja A panik karena tidak berhasil menemukan keberadaan mobil. Akhirnya, ia langsung melapor ke Mapolresta Solo.
Pelarian yang Sudah Direncanakan
Dilansir dari RADARSOLO.COM, Investigasi mengungkap bahwa aksi sopir bank nekat bawa kabur uang 10 M ini ternyata sudah direncanakan matang. Setelah meninggalkan lokasi, A sempat mengganti kendaraan di kawasan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Ia menukar mobil bank dengan menyewa taksi offline, lalu menuju tempat persembunyian di Kecamatan Panggang, Gunungkidul.
Selama hampir sepekan, A bersembunyi dan mencoba menghilangkan jejak. Namun, aparat gabungan Resmob Polresta Solo dan Jatanras Polda Jateng berhasil melacaknya hingga akhirnya penangkapan dilakukan.
Uang Hasil Curian Dipakai untuk Beli Rumah dan Mobil
Hal yang lebih mengejutkan, uang hasil curian ternyata sudah sempat digunakan A untuk membeli rumah di kawasan Gunungkidul seharga Rp140 juta. Dari total harga, A baru membayar sekitar Rp70 juta dengan uang hasil curian tersebut.
Selain itu, A juga menghamburkan uang untuk membeli:
- Mobil Daihatsu Ayla
- Dua unit sepeda motor
- Perabot rumah tangga
- Beberapa unit telepon genggam
Penggunaan uang yang begitu cepat ini membuat publik bertanya-tanya, apa sebenarnya motivasi A hingga nekat melakukan aksi yang berujung fatal ini.
Penangkapan Pelaku dan Barang Bukti

Kapolresta Solo, Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo, menjelaskan bahwa sebagian besar uang yang dibawa kabur berhasil diamankan kembali. Polisi menyita beberapa barang bukti, termasuk:
- Tiga karung berisi uang tunai
- Dua unit mobil yang dipakai untuk melarikan diri
- Barang-barang hasil belanja dari uang curian
Selain A, polisi juga menangkap dua orang lain yang diduga menerima aliran dana dari hasil pencurian uang 10 m. Salah satunya adalah saudara A, dan seorang sopir ojek online yang membantu pelarian ke Sleman.
Faktor Kelengahan dan Celah Keamanan
Kasus ini sekaligus membuka mata banyak pihak soal lemahnya sistem keamanan distribusi dana di perbankan. Aksi sopir bank nekat bawa kabur uang 10 M bisa terjadi karena kelengahan rekan kerja dan lemahnya pengawasan ketika proses penarikan uang berlangsung.
Menurut pengamat keamanan, seharusnya uang dalam jumlah besar tidak hanya dikawal sopir dan satu pegawai bank, melainkan harus ada sistem pengawalan ketat dari pihak keamanan khusus.
Reaksi Publik dan Media Sosial
Kisah ini langsung viral di media sosial. Banyak warganet terkejut bagaimana seorang sopir yang sudah lama bekerja bisa nekat melakukan pencurian dengan nominal fantastis. Ada yang menyebut tindakan ini sebagai “keputusasaan yang salah jalan”, sementara yang lain mengkritik kelalaian pihak bank.
Tidak sedikit pula netizen yang menyoroti bagaimana uang hasil curian dipakai untuk kebutuhan instan seperti membeli mobil dan perabotan, yang seolah menunjukkan bahwa aksi tersebut dilakukan tanpa perhitungan panjang.
Pelajaran dari Kasus Sopir Bank Nekat Bawa Kabur Uang 10 M
Kasus ini menyimpan beberapa pelajaran penting:
- Keamanan Bank Harus Ditingkatkan
Proses distribusi dana bernilai besar seharusnya disertai sistem pengamanan berlapis, baik personel maupun teknologi. - Trust dan Integritas Pegawai
Sopir maupun staf bank bukan hanya pekerja biasa, melainkan bagian dari sistem perbankan. Rekrutmen dan pembinaan integritas harus lebih diperketat. - Efek Domino Bagi Lingkungan Sosial
Aksi pelaku bukan hanya merugikan bank, tetapi juga menyeret orang terdekatnya seperti saudara dan sopir ojek online yang ikut ditangkap. - Pentingnya Kontrol Internal
Sistem audit dan kontrol internal di bank perlu dievaluasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Kesimpulan
Kasus sopir bank nekat bawa kabur uang 10 M di Solo ini menjadi peringatan keras bahwa celah sekecil apa pun bisa dimanfaatkan untuk tindak kriminal. Meski akhirnya pelaku berhasil ditangkap dan sebagian besar uang kembali diamankan, kerugian moril dan citra bank tetap menjadi catatan serius.
Ke depan, perbankan dituntut untuk meningkatkan sistem keamanan, baik dari sisi teknologi maupun pengawasan sumber daya manusia, agar insiden seperti ini tidak kembali terjadi.

